Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Nomine Best in Opinion Kompasiana Awards 2024

Berbagi opini seputar Sustainable Development Goals (SDGs) terutama yang terpantau di Jakarta. Melalui opini yang dituangkan, saya mengajak pembaca untuk lebih memahami dan menyadari konsep keberlanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Petualangan Sehari: Dari Berburu Buku hingga Menikmati Seporsi Nasi Padang

1 Februari 2024   15:47 Diperbarui: 1 Februari 2024   15:57 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi toko buku Immanuel. (sumber gambar: dokpri/Billy Steven Kaitjily)

Semester ini, saya diminta untuk mengampu mata kuliah Sejarah Gereja Umum di dua tempat: STTE dan APT Batu Tulis. Mata kuliah Sejarah Gereja Umum, sebetulnya, bukan keahlian saya. Keahlian saya dalam bidang Kepemimpinan Kristen.

Tapi, saya tetap menerima tawaran tersebut. Mengapa? Karena saya ingin mendalami keahlian lain, di samping keahlian saya. Setidaknya, saya bisa menguasai satu atau dua keahlian lain, di samping keahlian saya yang utama.

Saya tidak ingin mendalami banyak bidang seperti beberapa dosen lain, cukup satu atau 2 saja. Karena sejatinya, dosen bukan Tuhan yang maha tahu segalanya. So, hari ini tuh, saya berkeliling toko buku yang ada di Jakarta untuk mencari referensi buku.

Artikel ini hendak menceritakan petualangan saya dalam berburu buku di toko buku Kristen, Kamis 1 Februari 2024. Supaya seru, kalian bisa membaca cerita saya sambil ditemani secangkir kopi. He-he.

Berkunjung ke Toko Buku Immanuel

Ilustrasi toko buku Immanuel. (sumber gambar: dokpri/Billy Steven Kaitjily)
Ilustrasi toko buku Immanuel. (sumber gambar: dokpri/Billy Steven Kaitjily)

Toko buku pertama yang saya kunjungi adalah toko buku Immanuel. Toko buku ini berlokasi di Jl. Proklamasi No. 76, Pegangsaan, Menteng, Kota Jakarta Pusat. Tidak jauh dari toko buku ini berdiri Sekolah Tinggi Filsafat Teologi, Jakarta -- salah satu sekolah teologi terbaik di Indonesia.

Saya tiba sekitar pukul 12.00 WIB. Pak satpam menyambut saya dengan senyum di depan pintu masuk. Saya langsung menuju lantai 2. Ruangan lantai 2 terlihat sepi, hanya seorang pegawai toko yang sedang duduk berjaga-jaga.

Sementara di kantin, ada 2 pengunjung yang sedang menikmati makan siang. Ahh, saya jadi lapar. Ha-ha.

Sekitar 30 menit berkeliling, buku yang saya cari ternyata gak ada. Buku tersebut berjudul Sejarah Gereja Umum karangan Pdt. Jonar Situmorang. Saya sempat mengirim WA ke beliau, dan langsung direspons oleh beliau.

"Di Malang ada. Kalau mau, silakan. Harganya Rp. 108.000. Dibulatkan menjadi Rp. 100.000. Memang stoknya menipis, dan cetak ulang lagi. Karena semester ini saya juga mengajar Sejarah Gereja, sy minta spy dikirim ke Malang utk mahasiswa saya. Kalau mau, silakan. Ditambah ongkos kirim," tulis beliau.

Karena buku beliau sedang kosong, saya langsung menuju toko buku BPK Gunung Mulia di Jl. Kwitang. Saya meninggalkan toko buku Immanuel sekitar pukul 12.30.

Berkunjung ke Toko Buku BPK Gunung Mulia

Ilustrasi toko buku BPK Gunung Mulia. (sumber gambar: dokpri/Billy Steven Kaitjily
Ilustrasi toko buku BPK Gunung Mulia. (sumber gambar: dokpri/Billy Steven Kaitjily

Cuaca hari ini cuku panas, meski begitu lalu lintas menuju Jl. Kwitang terpantau lancar. Saya tiba di BPK Gunung Mulia sekitar pukul 13.00.

"Ada yang mau dibantu?" tanya seorang kasir toko buku BPK Gunung Mulia, saat saya melangkah masuk kedalam toko.

Karena sudah sering ke sini, saya sudah hafal lokasi buku yang hendak saya cari. Buku tentang sejarah gereja ada di deretan buku Sejarah Gereja.

Tidak butuh waktu lama, buku yang saya cari sudah dapat. Judulnya, Sejarah Gereja, karangan H. Berkhof & I. H. Enklaar. Sebenarnya, ada satu buku lain yang ingin saya beli, tapi saya tunda dulu. Tunggu gaji dari Kompasiana cair, baru saya beli. He-he.

Saya berjalan menuju kasir untuk melakukan pembayara. Harga aslinya adalah Rp 135.000, tapi dipotong 20% jadi Rp 108.000. Itu karena saya pakai kartu member. Lumayan kan bisa irit.

Karena buku yang saya cari sudah dapat, saya langsung bergegas ke Jembatan Lima, Jakarta Barat. Situasi jalan cukup macet, terutama di dalam kota, karena ada proyek MRT.

Mampir Makan Nasi Padang di RM. Sederhana Jaya

Ilustrasi nasi padang RM Sederhana Jaya. (sumber gambar: dokpri/Billy Steven Kaitjily)
Ilustrasi nasi padang RM Sederhana Jaya. (sumber gambar: dokpri/Billy Steven Kaitjily)

Tiba di Jembatan Lima, saya mampir di RM. Sederhana Jaya -- salah satu tempat makan favorit saya. Di dalam tampak beberapa pengunjung yang sedang duduk menikmati nasi padang.

Saya memesan satu porsi nasi padang dengan minuman air putih hangat. Duh, nasi padangnya masih hangat, enak banget. Saya makan dengan lahapnya.

Setelah kenyang, saya ke kasir untuk melakukan pembayaran. Harganya Rp 15.000 -- lumayan murah kan untuk ukuran Jakarta.

Dari rumah makan nasi padang, saya langsung menuju kantor. Lokasinya tak jauh, hanya memerlukan waktu sekitar 5 menit saja.

Nah, itu dia, cerita saya tentang petualangan berburu buku hari ini, hingga menikmati seporsi nasi padang yang lezat. Semoga menghibur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun