Orangtua adalah pihak yang paling bertanggung jawab dalam kasus tawuran. Sering kali, orangtua tidak menjalankan perannya dengan baik dalam mendidik anak.
Orangtua tidak memberikan perhatian yang cukup kepada anak, akibatnya anak tumbuh tanpa merasa dicintai. Kondisi ini, akan membuat anak mencari perrhatian di luar rumah, mereka mencari identitas dirinya dalam kelompok-kelompok pertemanan.
Tawuran antarpelajar adalah bagian dari pencarian jati diri yang negatif, dan ini merupakan dampak langsung dari kegagalan orangtua dalam mendidik sang buah hatinya. Karena itu, penting bagi para orangtua untuk memberikan perhatian yang cukup dalam membesarkan sang buah hatinya.
2. Guru
Guru juga bertanggung jawab atas siswanya di sekolah. Mereka mesti melibatkan diri dalam pemantauan siswa secara aktif.
Mereka dapat memerhatikan perubahan perilaku siswa atau indikasi konflik yang muncul di antara siswa dan melakukan pembinaan karakter sejak dini.
Sekolah mesti menerapkan kebijakan nol toleransi bagi siswa yang melakukan aksi kekerasan dan memberikan sanksi yang tegas. Rasa kebersamaan, penghargaan, dan saling membantu diantara siswa perlu dikampanyekan di sekolah.
3. Warga
Peran warga sangat diperlukan. Warga diharapkan tidak menjadi penonton saat terjadi tawuran, tetapi mengambil tanggung jawab dengan cara melaporkan aksi tawuran yang mengancam keselamatan pelajar ke pihak kepolisian setempat.
Sekarang, untuk melapor peristiwa kriminal ke kepolisian sangat mudah, yaitu melalui media sosial polsek setempat. Istri saya suatu kali pernah melapor ke polsek Sawah Besar via Instagram. Laporan istri saya langsung ditanggapi oleh petugas mereka.
Jadi, kalau ada tawaran antarpelajar, segera lapor ke polsek setempat melalui akun Instagram atau Facebook. Langkah kecil ini dapat menyelamatkan para pelajar dari konflik.
4. Kepolisian
Polisi diharapkan mengambil tindakan cepat, agar aksi tawuran tidak sampai memakan korban jiwa. Kepolisian diharapkan dapat memberikan sanksi yang tegas kepada para pelaku tawuran.
Selain itu, patroli siang dan malam hari perlu dilakukan guna mencegah terjadinya tawuran atau kejahatan lainnya di kalangan remaja/pelajar.