"Banyak orang bisa menulis cerita bagus dengan karakter bagus dan kalimat bagus. Yang langka adalah sikap keras kepala dan pragmatis yang memberi tahu dirimu, 'kamu harus menulis setiap hari, bahkan ketika kamu tidak ingin melakukannya.' -- Kevin Barry
Tahun 2023 lalu, saya membaca buku Pak Pepih Nugraha berjudul Tulislah! Mengembangkan Proses Kreatif Menulis. Di bab 19 buku itu, beliau membahas tentang perlunya bersikap "keras kepala" dan "egois" saat menulis berdasarkan wejangan Kevin Barry, seorang penulis asal Irlandia.
Siang ini, tak sengaja, saya membuka buku beliau itu dan teringat akan bab 19 yang pernah saya baca tahun lalu. Coretan dengan stabilo berwarna biru masih membekas di sepanjang bab 19. Saya tipe orang yang senang mewarnai buku bacaan dengan stabilo, kawan-kawan Kompasianer. He-he.
Setelah membaca bab 19 itu sekali lagi, saya terinspirasi untuk mengembangkannya lebih jauh berdasarkan pengalaman saya menulis di Kompasiana. Semoga apa yang saya bagikan ini menginspirasi kalian.
Saya menulis di Kompasiana hampir 5 bulan. Belum lama memang dibanding dengan teman-teman Kompasianer lain. Selama kurun waktu tersebut, saya giat menulis. Target saya adalah menulis 1 artikel setiap hari.
Kadang-kadang, malah lebih dari 1 artikel. Soal masuk Headline atau gak, itu urusan belakang. Yang terpenting target saya tercapai setiap hari.
Hasilnya gimana? Sekarang, trafik saya naik; jumlah komentar naik; jumlah poin apalagi; bahkan, follower saya bertambah terus setiap hari. Itu karena saya bersikap "keras kepala" dalam hal menulis.
Wait, tolong untuk tidak berprasangka buruk dulu, kawan-kawan Kompasianer. Jangan kira, saya membuat judul dengan kata-kata "keras kepala" yang konotasinya negatif, seakan-akan saya mengajak kalian melakukan hal-hal negatif. Tidak sama sekali.
"Keras kepala" yang dimaksud di sini adalah keinginan atau tekad yang kuat untuk menulis setiap hari di Kompasiana. Masalahnya, banyak gangguan saat kita mulai menulis, baik yang datang dari dalam maupun yang datang dari luar.
Contoh gangguan dari dalam seperti kurangnya motivasi untuk menulis, dan kehilangan ide menulis. Padahal, ide menulis ada di sekitar kita. Ipnu R. Noegroho dalam bukunya Jurus Jitu Menulis Kreatif mengemukakan 6 cara menemukan ide menulis antara lain sebagai berikut.
"Temukan ide dari topik bekerja anda, temukan ide dari pengalaman pribadi anda, temukan ide dari hal yang anda ketahui dan kuasai, temukan ide dari hal yang mampu memanjakan gairah anda, temukan ide dari hobi anda, dan temukan ide dari pengalaman kerja anda."
Untuk menemukan ide tulisan kita harus peka. Kita harus peka terhadap hal-hal yang terjadi di dalam diri kita dan di sekitar kita. Bila saya menemukan ide, saya biasanya langsung mencatatnya di HP, agar tidak hilang. Itu sebabnya, bank ide saya selalu terisi penuh.
Contoh ganguan dari luar seperti bunyi notifikasi HP. Bunyi notifikasi HP cukup menganggu saat kita sedang menulis, karena itu saya selalu mensilent atau mematikan WiFi di HP. Tujuannya adalah agar saya tetap fokus menulis dan menyelesaikan tulisan saya.
Contoh lain saat menulis tiba-tiba istri atau teman mengajak keluar makan siang. Istri saya sudah tahu kalau saya sedang duduk menulis, dia gak boleh ganggu apa pun bentuknya. Kalau toh tetap diganggu, saya tidak hiraukan, kecuali dalam situasi urgent.
Kalau kita tidak memiliki sikap "keras kepala" untuk menulis dan menyelesaikan tulisan dan lebih menyerah terhadap godaan yang datang dari dalam diri dan luar diri, maka kita akan sulit berhasil menjadi seorang Kompasianer/Blogger.
"Keras kepala" adalah harga mati bagi seorang Kompasianer/Blogger. Ini tak bisa ditawar-tawar lagi. Selamat berkeras kepala kawan-kawan Kompasianer! Semoga keberuntungan selalu memihak kepada kalian.
Terakhir, saya mau ngucapin terima kasih kepada Pak Pepih Nugraha, di mana berkat buku beliau, saya bisa menelurkan 1 artikel lagi di Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H