Kesadaran siswa tentang pentingnya membaca buku masih rendah. Inilah juga yang menjadi penghambat rendahnya minat baca di Tanah Air.
Lalu, bagaimana perpustakaan sekolah menjadi daya tarik bagi siwa? Berikut ini beberapa strategi, yang dapat diterapkan oleh pihak sekolah.
Pertama, untuk menarik perhatian siswa, pengelola perpustakaan harus menambah koleksi bacaan yang beragam. Tidak hanya buku pelajaran wajib, tapi juga novel, cerita anak, dan lain sebagainya. Buku-buku di perpustakaan harus selalu update. Sebab, hampir setiap hari selalu ada buku baru.
Kedua, desain gedung dan ruangan perpustakaan harus lebih modern, dilengkapi dengan pendingin ruangan (AC), fasilitas komputer, dan internet. Dengan begitu, siswa yang belajar di perpustakaan tidak merasa bosan.
Ketiga, pihak pengelola perpustakaan harus melakukan sosialisasi kepada siswa, bagaimana menggunakan fasilitas perpustakaan untuk menunjang kegiatan belajar mereka di sekolah.
Dengan langkah-langkah di atas, maka peran perpustakaan sekolah bisa berfungsi secara maksimal, yaitu sebagai oase pembelajaran siswa.
Saya teringat dengan novel Jostein Gaarder yang berjudul The Magic Library. Novel ini berisi cerita detektif, cerita misteri, kisah cinta, teori sastra, teori menulis, puisi, sejarah buku, drama, penerbitan, humor, dan sebagainya.
Saya tertarik untuk mengutip dan memodifikasi salah satu perkataan Gaarder di dalam novel tersebut, yang semoga relavan dengan apa yang kita bicarakan saat ini.
Di perpustakaan para siswa akan berbaur dengan para penulis yang paling pintar, paling intelek, dan paling luhur; di sana, di perpustakaan, kebanggan serta keluhuran manusia bersemayam.
Yuk, Bapak/Ibu guru, mari dorong para siswa-siswi kita untuk belajar di perpustakaan. Sebab, di sana keluhuran manusia bersemayam.
Namun, sebelum itu, kita sebagai guru harus memberikan contoh terlebih dahulu, dengan membaca buku di perpustakaan.
Salam literasi!