Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Nomine Best in Opinion Kompasiana Awards 2024

Berbagi opini seputar Sustainable Development Goals (SDGs) terutama yang terpantau di Jakarta. Melalui opini yang dituangkan, saya mengajak pembaca untuk lebih memahami dan menyadari konsep keberlanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Anak Tenggelam di Danau Saat Musim Hujan, Orangtua Perlu Waspada

8 Januari 2024   15:00 Diperbarui: 8 Januari 2024   15:45 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebenarnya, peristiwa tenggelamnya anak-anak di danau/sungai saat musim hujan bukan hanya di wilayah Banten saja, tetapi juga terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia. Artinya, musim hujan selalu mengintai keselamatan anak-anak, ketika mereka bermain di sungai atau saluran air.

Perlu Adanya Kewaspadaan dari Orangtua

Lantas, bagaimana kita menyikapi fenomena tenggelamnya anak-anak di danau/sungai saat musim hujan?

Orangtua adalah pihak yang paling bertanggung jawab terhadap keselamatan anak-anak. Tenggelamnya anak-anak terseret arus sungai adalah karena kelalaian para orangtua.

Karena itu, orangtua perlu meningkatkan kewasapadaan terhadap buah hatinya, khususnya saat musim hujan tiba. Jangan pernah membiarkan anak-anak bermain hujan di bantaran sungai atau saluran air. Selain dapat mengancam keselamatan, juga dapat mengancam kesehatan anak-anak.

Perlu Adanya Kewaspadaan dari Pemerintah

Selain masyarakat (orangtua anak), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) adalah institusi pemerintah yang bertanggung jawab untuk mengawasi keselamatan masyarakat.

Pada musim hujan mereka harus sigap. Mereka harus siap turun ke lapangan, khususnya ke lokasi rawan banjir untuk menghimbau masyarakat setempat agar tidak membiarkan anak-anak bermain hujan di bantaran sungai atau saluran air.

Masyarakat malah lebih senang, apabila pihak pemerintah dapat menyambangi mereka ke lokasi dan menyampaikan imbauan waspada banjir, ketimbang menyampaikannya melalui media massa atau medsos, meskipun penyampaian via medsos juga perlu.

Perlunya Mengajari Anak Berenang Sejak Dini

Mengutip laman cnnindonesia.com., menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tenggelam telah menyebabkan lebih dari 2,5 juta kematian dalam satu decade terakhir. Sebanyak 90% dari kematian tersebut terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Secara global, tingkat teggelam tertinggi terjadi pada anak-anak bermur 1 hingga 4 tahun, diikuti oleh anak-anak berumur 5 hingga 9 tahun.

Salah satu upaya pencegahan tenggelam yang digaungkan oleh WHO ialah mengajarkan anak-anak usia sekolah tentang keterampilan dasar berenang. Kapan boleh mengajarkan anak berenang? Anak di bawah umur 5 tahun sudah boleh dikenalkan pada air.

Hal ini dilakukan agar anak tidak kaget atau takut kepada kolam renang, sungai, atau laut ketika ia beranjak dewasa. Adapun teknik dasar renang yang perlu diajarkan adalah teknik pernapasan, teknik kaki, dan teknik tangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun