Barangkali, perlu ada pelatihan khusus kepada pelaku UMKM di Pulau Pari terkait pengolahan hasil laut menjadi kuliner khas Pulau Pari, sehingga dapat meningkatkan sektor ekonomi masyarakat setempat. Kestabilan ekonomi sangat perlu untuk mendukung keberlanjutan wisata bahari di Pulau Pari.
3. Aspek Ekologi
Pulau Pari memiliki potensi wisata yang sangat menarik, seperti pantai pasir putih, hutan bakau, dan pesona bawah laut. Dari pengamatan saya, aspek ekologi di Pulau Pari cukup terjaga. Meskipun ada sampah plastik yang bertebaran setiap kali air pasang, namun para petugas pantai siap siaga untuk membersihkannya.
Menurut seorang penjaga Pantai yang saya wawancarai, sampah plastik yang hanyut ke Pulau Pari adalah kiriman dari Jakarta. Sampah-sampah plastik yang terkumpul, selanjutnya akan dikirim menggunakan kapal ke Jakarta.
Ketimbang dikirim ke Jakarta, lebih baik sampah plastik dikelola sendiri oleh masyarakt Pulau Pari. Sebelumnya, masyarakat Pulau Pari pernah diberikan pelatihan mendaur ulang sampah plastik laut oleh civitas akademi Progam Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Menurut laporan tribunnews.com., pelatihan mendaur ulang sampah laut itu digelar selama 2 hari di Pantai Perawan dan diikuti oleh 80 orang.
Namun, nampaknya saat ini, sampah-sampah itu tidak didaur lagi oleh masyarakat. Sampah-sampah laut dikirim balik ke Jakarta. Padahal, kalau mau diseriusin, olahan sampah plastik itu bisa menjadi pernak-pernik khas Pulau Pari, misalnya, yang bisa dijual kepada para wisatawan.
Dari sisi ekologi, saya kira yang perlu dioptimalkan adalah pengadaan terumbu karang buatan di Pantai Pasir Perawan, Pantai Rengge, dan Pantai Bintang. Ketiga pantai ini didominasi oleh pasir dan hutan bakau, itu sebabnya biota laut dan ikan karang jarang ditemukan, kecuali di air dalam yang berkarang. Kesehatan ekologi sangat perlu untuk keberlanjutan wisata bahari di Pulau Pari.
4. Aspek Insfrastruktur
Aspek infrastruktur merupakan aspek yang cukup berpengaruh terhadap keberlanjutan wisata bahari di Pulau Pari. Beberapa atribut yang dianggap memengaruhi wisata bahari di Pulau Pari ialah ketersediaan jalan, fasilitas kesehatan, sarana listrik, home stay, toilet umum, dan tempat pembuangan sampah sementara.
Dari atribut-atribut yang disebut tadi, yang belum memadai menurut saya adalah akses jalan menuju Pantai Rengge. Pantai yang berjarak kurang lebih 1 km ini belum diaspal atau disemen, sehingga mempersulit wisatawan yang berkunjung. Saya terpeleset sebanyak 2 kali saat berkunjung ke Pantai Rengge ini.
Dengan demikian, untuk keberlanjutan aspek infrastruktur, atribut ketersediaan jalan ke Pantai Rengge perlu dibangun, agar memperlancar perjalanan wisatawan ke Pantai Rengge. Juga, perlu penambahan toilet umum di Pantai Rengge, sebab baru ada 2 toilet di Pantai Rengge. Kelengkapan infrastruktur penting guna mempertahankan keberlanjutan wisata bahari di Pulau Pari.
5. Aspek Kelembagaan
Aspek terakhir adalah aspek kelembagaan. Aspek ini dianggap berperan cukup besar dalam menentukan keberlanjutan pengelolaan wisata bahari di Pulau Pari. Tanpa kelembagaan yang baik, yaitu dukungan dari pemerintah, mustahil tercapai pengelolaan yang terpadu dan berkelanjutan.
Dari wawancara saya dengan penjaga pantai, didapati bahwa wisata bahari di Pulau Pari belum mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah. Sejauh ini wisata bahari dikelola oleh lembaga swadaya masyarakat, sehingga tidak heran infrastrukturnya belum begitu memadai.