Berkumpul bersama keluarga tercinta dalam kehangatan Natal di kampung halaman tentu diharapkan oleh semua umat Kristen. Namun, banyak anak rantau yang tidak bisa merasakannya, sehingga ragam cara dilakukan untuk mengobati rasa rindu akan Natal di kampung halaman.
Sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Indonesia untuk merayakan hari besar keagamaan dengan berkumpul bersama keluarga tercinta di kampung halaman.Â
Seperti pada Idul Fitri yang menjadi momentum kumpul bareng keluarga umat Muslim, demikian pula Natal menjadi momentum kumpul bareng keluarga umat kristiani.
Namun, Natal tahun ini bagi saya, akan sama dengan Natal 9 tahun lalu. Saya kembali menghabiskan momen Natal di tanah rantau, tidak pulang ke kampung halaman di Saparua, Maluku Tengah.
Alasan utama saya tidak bisa pulang kampung ialah biaya tiketnya mahal. Memang, biaya tiket kapal Pelni lumayan murah ke Ambon, yaitu sekitar 700 ribu-an. Tapi, saya tak mungkin pulang sendiri, saya harus ajak istri saya. Belum lagi beli oleh-oleh untuk keluarga di Saparua, biayanya akan jadi tambah mahal.
Saya kira, persoalan utama ini, juga dialami oleh para perantau di seluruh penjuru Tanah Air atau yang di luar negeri. Mereka terpaksa tidak pulang kampung, lantaran biaya tiketnya mahal.
Meskipun tidak pulang kampung untuk merayakan Natal bersama keluarga tercinta, saya tetap bisa merayakan Natal dengan penuh sukcita di tanah rantau. Bagaimana caranya? Yuk, simak uraian berikut ini.
1. Menghubungi Keluarga via Telepon Seluler (Video Call)
Meskipun saya berada di Jakarta dan jauh dari keluarga saya di Saparua dan tidak bisa merayakan Natal bersama mereka, hal itu tidak membuat saya bersedih hati.
Saya masih bisa tetap terhubung dengan mereka melalui telepon seluler atau ponsel. Bahkan, tak hanya mendengar suara mereka, melalui ponsel pintar, saya bisa melihat wajah mereka. Inilah manfaat besar teknologi saat ini.
Besok pagi, tanggal 25 Desember, seperti biasa, saya akan malakukan video call bersama keluarga saya di Saparua. Saya akan ngobrol puas bersama mereka, sekaligus melepas rindu.
2. Mengalihkan Perhatian dengan Melakukan Hobi
Di kala rindu melanda dan rasa sedih tak lagi terbendung, saya akan telepon keluarga saya. Tapi, selain itu, yang saya lakukan di momen Natal adalah mengalihkan perhatian saya pada hobi.
Hobi saya adalah membaca buku dan menulis. Hal ini menurut saya cukup efektif untuk menghilangkan rasa rindu atau sedih pada momen Natal. Bukankah menulis sendiri adalah sebuah kegiatan melepaskan segala unek-unek yang kita rasakan di dalam hati?
Daripada kita galau dengan seharian mengurung diri di dalam kamar, mendingan kita melakukan hal-hal positif yang berguna bagi diri kita, misalnya melakukan apa yang menjadi hobi kita.
3. Mengalihkan Perhatian dengan Jalan-jalan Singkat
Selain melakukan hobi, saya biasanya akan pergi jalan-jalan - sekadar untuk menghilangkan perasaan kangen kepada keluarga.Â
Dulu, saya biasa melakukannya sendiri, kadang-kadang dengan teman. Sekarang, saya melakukannya dengan teman hidup, alias istri.
Kami berdua akan pergi ke rumah jemaat sekadar berbagi cerita, ke mall sekadar untuk beli buku, atau mengunjungi tempat-tempat wisata terdekat. Jalan-jalan singkat ini ternyata dapat membuat momen Natal kami jadi berkesan meskipun jauh dari sanak keluarga.
Daripada bengong di rumah nggak ngapa-ngapain, mendingan keluar rumah untuk jalan-jalan sebebentar. Setidaknya, hal ini dapat menghilangkan perasaan rindu Natal di kampung halaman.  Â
4. Beribadah Bersama Teman-teman (Anggota Jemaat)
Natal utamanya dirayakan melalui ibadah. Kegiatan ini merupakan agenda wajib dalam rangkaian perayaan Natal. Umat kristiani di Indonesia, biasanya, akan memanfaatkan hari libur Natal untuk pulang kampung dan mengikuti ibadah bersama keluarga tercinta.
Nah, berhubung dengan biaya tiketnya mahal, sebagian dari umat kristiani di perantauan memilih untuk tidak pulang kampung. Memang, beribadah bersama keluarga pada momen Natal di kampung halaman, berbeda dengan beribadah sendiri tanpa keluarga di tanah rantau.
Namun, bukan berarti kita kehilangan sukacita Natal. Sukacita Natal tetap saya rasakan, meskipun beribadah tanpa keluarga di sisi saya. Itu karena ibadah yang saya lakukan melibatkan teman-teman atau anggota jemaat. Apalagi, sekarang ada istri saya, ibadah Natal lebih berkesan lagi.
Nah, itu dia, cara sederhana merayakan Natal di tanah rantau versi saya. Tentu saja, kalian bisa menambahkan daftar kegiatan lain yang menurut kalian menyenangkan untuk dilakukan di hari Natal. Merry Christmas!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H