Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Nomine Best in Opinion Kompasiana Awards 2024

Berbagi opini seputar Sustainable Development Goals (SDGs) terutama yang terpantau di Jakarta. Melalui opini yang dituangkan, saya mengajak pembaca untuk lebih memahami dan menyadari konsep keberlanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Natal di Rantau: Bagaimana Tetap Meriah Meskipun Jauh dari Kampung Halaman

25 Desember 2023   05:51 Diperbarui: 25 Desember 2023   15:32 699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berpose dengan tim dekorasi Natal GSJA Jemb Lima, Jakarta Barat. (sumber gambar: dokpri/Telly)

Berkumpul bersama keluarga tercinta dalam kehangatan Natal di kampung halaman tentu diharapkan oleh semua umat Kristen. Namun, banyak anak rantau yang tidak bisa merasakannya, sehingga ragam cara dilakukan untuk mengobati rasa rindu akan Natal di kampung halaman.

Sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Indonesia untuk merayakan hari besar keagamaan dengan berkumpul bersama keluarga tercinta di kampung halaman. 

Seperti pada Idul Fitri yang menjadi momentum kumpul bareng keluarga umat Muslim, demikian pula Natal menjadi momentum kumpul bareng keluarga umat kristiani.

Namun, Natal tahun ini bagi saya, akan sama dengan Natal 9 tahun lalu. Saya kembali menghabiskan momen Natal di tanah rantau, tidak pulang ke kampung halaman di Saparua, Maluku Tengah.

Alasan utama saya tidak bisa pulang kampung ialah biaya tiketnya mahal. Memang, biaya tiket kapal Pelni lumayan murah ke Ambon, yaitu sekitar 700 ribu-an. Tapi, saya tak mungkin pulang sendiri, saya harus ajak istri saya. Belum lagi beli oleh-oleh untuk keluarga di Saparua, biayanya akan jadi tambah mahal.

Saya kira, persoalan utama ini, juga dialami oleh para perantau di seluruh penjuru Tanah Air atau yang di luar negeri. Mereka terpaksa tidak pulang kampung, lantaran biaya tiketnya mahal.

Meskipun tidak pulang kampung untuk merayakan Natal bersama keluarga tercinta, saya tetap bisa merayakan Natal dengan penuh sukcita di tanah rantau. Bagaimana caranya? Yuk, simak uraian berikut ini.

1. Menghubungi Keluarga via Telepon Seluler (Video Call)

Meskipun saya berada di Jakarta dan jauh dari keluarga saya di Saparua dan tidak bisa merayakan Natal bersama mereka, hal itu tidak membuat saya bersedih hati.

Saya masih bisa tetap terhubung dengan mereka melalui telepon seluler atau ponsel. Bahkan, tak hanya mendengar suara mereka, melalui ponsel pintar, saya bisa melihat wajah mereka. Inilah manfaat besar teknologi saat ini.

Besok pagi, tanggal 25 Desember, seperti biasa, saya akan malakukan video call bersama keluarga saya di Saparua. Saya akan ngobrol puas bersama mereka, sekaligus melepas rindu.

2. Mengalihkan Perhatian dengan Melakukan Hobi

Di kala rindu melanda dan rasa sedih tak lagi terbendung, saya akan telepon keluarga saya. Tapi, selain itu, yang saya lakukan di momen Natal adalah mengalihkan perhatian saya pada hobi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun