Benteng yang dibangun oleh Portugis ini diberi nama Benteng "Nostra Senhora del Rasario". Nama ini memiliki arti gadis cantik yang sedang menggunakan kalung dari bunga mawar.
Benteng ini pernah dikuasai oleh Spanyol. Bangsa Spanyol memberi nama benteng ini sebagai Benteng "Ciudad del Rosario".
Oleh orang Ternate, benteng ini dinamakan Benteng "Gam Lamo", yang memiliki dua arti, yaitu desa yang sangat besar, atau kota yang sangat besar. Saat ini, namanya dikenal sebagai Benteng "Kastela," karena letaknya di Kelurahan Kastela.
Peran Benteng Kastela pada Era Kolonial
Pada mulanya, Benteng Kastela dibangun oleh Portugis untuk tempat tinggal mereka sekaligus sebagai pos perdagangan rempah-rempah. Hanya itu peran Benteng Kastela di era kolonial.
Peristiwa-peristiwa Penting yang Melatarbelakangi Benteng Kastela
Dalam perjalanan sejarahnya, Benteng Kastela beberapa kali menjadi saksi bisu dari peristiwa penting yang melibatkan Kesultanan Ternate dengan pihak Portugis.
Peristiwa pertama, adalah Sultan Khairun (Sultan Ternate ke-24) dibunuh oleh Portugis. Kira-kira begini peristiwanya. Kala itu, Diego Lopez de Mosquita, mengundang Sultan Khairun datang ke Benteng Kastela untuk membicarakan keberlanjutan Kerjasama di antara mereka.
Dikutip dari laman kemendikbud, dalam perjamuan makan di dalam benteng itu, Mosquita menyampaikan kesepakatan baru yang ternyata tak disetujui oleh Sultan. Hal ini kemudian membangkitkan kemarahan Mosquita, shingga ia menyuruh anak buahnya, Antonio Pimental untuk menghabisi sang Sultan. Peristiwa ini terjadi tahun 1570. Wah, biadab sekali Mosquita, ya!
Sultan Baabullah, putra dari Sultan Khairun, lalu membalaskan dendam atas kematian ayahnya. Ia menggerakan pasukannya untuk mengepung Benteng Kastela. Perang berlangsung sekitar lima tahun, hingga akhirnya Portugis menyerah dan meninggalkan Ternate tahun 1575.
Jadi, ada dua peristiwa penting yang melatarbelakangi Benteng Kastela ini, yaitu pembunuhan Sultan Khairun dan perlawanan putranya, Sultan Baabullah bersama rakyat Ternate.
Kesimpulan: Apresiasi kepada Pemerintah Maluku Utara
Sekarang ini, Benteng Kastela telah ambruk, hanya menyisahkan puing-puing dan dinding-dinding yang mulai tergerus.
Kabar baiknya, menurut laporan infopublik, Balai Pelestarian Budaya Wilayah XXI Maluku Utara akan merenovasi Bentang Kastela. Pekerjaan itu, baru dimulai pada tahun depan 2024.