Selain dikenal sebagai Kota Musik Dunia, Ambon dikenal juga sebagai kota sejarah. Maka dari itu, kota ini, menyimpan berbagai bangunan tua peninggalan bangsa asing, seperti benteng, gereja, masjid, dan museum.
Sejarah Kota Ambon dimulai, tatkala kedatangan bangsa Portugis pada tahun 1512 M. Mereka, lalu, membangun sebuah benteng di wilayah Honipopu yang disebut Benteng Kota Laha. Dulunya, area ini, merupakan daerah aliran sungai yang ditumbuhi pohon sagu dan pohon bambu. Jadi, tahu ya sekarang, kalau pohon sagu dan pohon bambu itu berasal dari Maluku. He-he.
Sebenarnya, mereka juga membangun benteng lain di sebelah utara Pulau Ambon yang disebut Benteng Amsterdam di bawah kepemimpinan Fransisco Serrao pada tahun 1512 M. Mengenai benteng ini, saya akan mengulasnya di bab tersendiri.
Artikel ini, akan menyoroti asal-usul Benteng Nieuw Victoria, peran penting Benteng Nieuw Victoria pada era kolonial, peristiwa-peristiwa dramatis yang melatarbelakangi Benteng Nieuw Victoria, dan kondisi Benteng Nieuw Victoria saat ini. Yuk.., mari simak penjelasan lengkap tersebut berikut ini.
Asal-usul Benteng Nieuw Victoria
Berdasarkan catatan sejarah, Portugis mendarat di Maluku sekitar tahun 1512 M untuk berburu rempah-rempah. Di samping berburu rempah-rempah, misi mereka yang lain adalah menyebarkan agama Katolik di Maluku.
Benteng Nieuw Victoria dibangun di Ambon oleh bangsa Portugis sekitar tahun 1575, ketika masa pemerintahan Gubernur de Mello. Pada awalnya, benteng ini dinamai Nossa Senhora da Anuciada. Konon, nama ini, berkaitan dengan waktu peletakan batu pertama yang bertepatan dengan Hari Kenaikan Isa Almasih (Yesus Kristus).
Kemudian, pada tahun 1600, bangsa Belanda mendarat di Maluku dan berupaya merebut benteng ini dari tangan Portugis, namun upaya itu gagal. Dikutip dari laman jalurrempah.kemdikbud.go.id, baru pada tahun 1605, benteng ini berasil direbut Belanda dibawah kepemimpinan Laksamana Steven van der Hagen dan diganti namanya menjadi Victoria dalam rangka memperingati hari kemenangan atas Portugis.
Masih dari laman yang sama, pada tahun 1689, dilakukan sejumlah perbaikan dan perluasan pada benteng. Selain memperbaiki bangunan benteng, sebuah rumah tinggal untuk gubernur dibangun di luar benteng persis di seberang gereja.
Kemudian, terjadi gempa hebat pada tahun 1754, yang menyebabkan kerusakan besar pada bangunan benteng. Sehingga, pada masa pemerintahan Gubernur Bernardus van Pleurren (sekitar tahun 1775-1785), dilakukanlah perbaikan yang cukup besar pada bangunan benteng, sehingga membuat penampilannya berubah secara menyeluruh.
Atas perubahan itulah, benteng ini, kemudian diberi nama baru, yaitu Nieuw Victoria. Nieuw Victoria berarti kemenangan baru. Wah, ternyata ada tiga kali perubahan nama benteng, dan nama-nama itu mempunyai makna tersendiri.