Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Nomine Best in Opinion Kompasiana Awards 2024

Berbagi opini seputar Sustainable Development Goals (SDGs) terutama yang terpantau di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengungkap Tradisi Perayaan Natal yang Unik di Maluku

11 Desember 2023   13:20 Diperbarui: 11 Desember 2023   13:38 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Sinterklas dan anak kecil. (sumber gambar: unsplash.com/drz)

Natal merupakan hari raya umat kristiani di seluruh dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Pada saat Natal, umat kristiani memperingati kelahiran Yesus Kristus sebagai Juruselamat umat manusia.

Di Indonesia, perayaan Natal tidak selalu sama. Hal ini terjadi, karena Indonesia memiliki beragam kebudayaan dan tradisi yang turut menyertai perayaan Natal. Perpaduan antara tradisi dan agama ini membentuk sejumlah perayaan Natal yang unik di berbagai daerah.

Salah satu daerah di Indonesia bagian timur yang memiliki tradisi unik perayaan Natal adalah Maluku. Memasuki bulan Desember seperti sekarang ini, suasana Natal begitu terasa sekali.

Kalau anda ke Maluku pada bulan Desember, anda akan melihat lampu-lampu hias terpasang rapi di depan rumah warga. Lampu-lampu itu, dililitkan pada pohon cemara yang terbuat dari bambu, kayu, rumput ilalang, sempe, dan barang-barang bekas lainnya. Kreatif kan?

Selain itu, anda juga akan mendengar lagu-lagu natal yang diputar di mana-mana. Bahkan, di dalam angkot pun, anda bisa mendengar lagu natal. Ya, perayaan natal di Maluku memang meriah sekali.

Ada tiga tradisi unik yang selalu digelar setiap bulan Desember menjelang Natal di Maluku, yaitu Sinterklas pada awal Desember, pesta kembang api, dan tradisi "pegang tangan" di akhir Desember. Ketiga tadisi tersebut, akan diulas sebagai berikut.

Sinterklas (Santa Claus)

Sinterklas disadur dari kata Sinterklaas (bahasa Belanda) - untuk menyebut Santo Nikolas - seorang pemimpin umat Kristen di Turki pada abad ke-3 yang dikenal dermawan. Konon, Santo Nikolas sering membebaskan budak atau menebus anak-anak yang jadi jaminan hutang para orangtua, bahkan hingga membebaskan para perempuan yang dipaksa melacur karena memiliki hutang. Kebaikan hatinya itu membuat kisah hidupnya dituliskan dan diwariskan turun-temurun.

Tidak hanya umat kristiani di Belanda, Amerika, dan Rusia yang menjadikan Santo Nikolas sebagai tokoh inspiratif, namun juga umat kristiani di Indonesia, khususnya di Maluku. Umat kristiani di Maluku memiliki tradisi konvoi Sinterklas menjelang perayaan Natal. Pada minggu-minggu awal bulan Desember, biasanya akan terlihat konvoi Sinterklas yang memenuhi jalan raya.

Rombongan Sinterklas itu, biasanya terdiri dari pemuda-pemudi gereja. Mereka menggunakan kostum Sinterklas, Sinterpit, peri baik, peri jahat, dan badut. Mereka akan berkeliling ke rumah-rumah warga jemaat untuk membagikan kado Natal ke anak-anak dan memberikan nasihat. Kado-kado yang dibagikan itu, sebenarnya berasal dari orangtua anak-anak tersebut.

Sinterklas memainkan peran sebagai orang yang baik dan dermawan, sedangkan Sinterpit yang didandani serba hitam berperan sebagai orang galak dan suka menghukum anak-anak yang nakal. Sinterpit memegang karung dan sapu untuk menakut-nakuti anak yang nakal.

Waktu masih kecil dulu, orangtua saya, memakai jasa Sinterklas untuk membagikan kado Natal. Saya masih ingat betul, Sinterpit menakut-nakuti saya dan adik saya. Mereka mengancam akan memasuki saya dan adik saya kedalam karung dan membawa kami pergi, kalau masih nakal. Sejak peristiwa itu, saya menjadi anak penurut pada orangtua. Ha-ha.

Dikutip dari laman tribun.maluku.com, belakangan ini, Sinterklas tidak hanya membagi-bagikan kado Natal, tetapi melakukan bakti sosial dalam bentuk pemeriksaan kesehatan dan pemberian obat gratis bagi balita dan lansia.

Bagaimana sejarah Sinterklas ini bisa menjadi tradisi yang dilaksanakan setiap bulan Desember di Maluku? Banyak versi ceritanya. Tapi, yang jelas, Sinterklas sudah menjadi budaya turun-temurun di Maluku. Euforia di balik tradisi itu, memiliki makna kebaikan dan kepedulian dalam menjalani hidup sebagai umat Kristen.

Pesta Kembang Api

Pesta kembang api selalu menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh warga Maluku menjelang Natal 25 Desember. Biasanya, sebelum pesta kembang api dimulai, situasi kota dan desa di Maluku nampak tenang, karena umat Nasrani berada di rumah untuk sombayang (berdoa) bersama keluarga mereka masing-masing.

Nyala kembang api baru mulai terlihat di langit Maluku satu jam sebelum pukul 00.00 WIT - menandai perayaan Natal di Maluku sudah dimulai. Dentuman kembang api terdengar silih berganti di berbagai penjuru kota. Kota yang paling meriah dengan kembang api adalah Kota Ambon, ibu kota Provinsi Maluku.

Biasanya, warga akan tumpah ruah ke jalan-jalan raya utama untuk menyaksikan pesta kembang api yang berlangsung sekitar satu jam. Di Kota Ambon, biasanya, akan terjadi kemacetan lalu lintas akibat konvoi warga dengan kendaraan bermotor.

Para pemuda, termasuk saya, melakukan konvoi menggunakan sepeda motor yang telah dilepas saringannya, sehingga menimbulkan bunyi yang bising. Kami akan berkeliling kota dan desa. Tidak lama, hanya sekitar satu atau dua jam saja, lalu Kembali lagi ke rumah masing-masing.

Ya, begitulah cara kami, anak-anak muda saat itu menyambut natal 25 Desember. Saya tidak tahu persis, apakah tradisi konvoi ini, masih dilakukan oleh anak-anak muda saat ini atau tidak, karena saya sudah cukup lama meninggalkan Maluku. Tapi, setahu saya, tradisi pesta kembang api masih dilakukan hingga hari ini. Bukan hanya pada saat Natal saja, tapi juga pada saat Tahun Baru.

"Pegang Tangan"

Ada satu tradisi Natal lagi yang dilakukan di Maluku, khususnya, pada puncak upacara perayaan Natal 25 Desember. Tradisi itu disebut "pegang tangan." Ap itu "pegang tangan"? Ini adalah tradisi saling mengunjungi dan memberikan salam pada hari natal.

Biasanya, setiap rumah, akan menyediakan kue-kue kering dan minuman ringan untuk para tamu yang berkunjung. Para tamu yang berkunjung, bisa dari keluarga, tetangga, hingga anggota gereja.

Di Ambon, warga Muslim juga turut mengucapkan selamat Natal kepada kami, warga Nasrani. Jadi, pada saat Natal, rumah-rumah akan ramai dengan pengunjung yang datang dari mana saja. Bahkan, keesokan harinya, tanggal 26 Desember, masih ada pengunjung.

Rumah kami, setiap tahun, selalu ramai dikunjungi oleh keluarga besar, tetangga, dan anggota gereja. Biasanya, ibu saya sudah menyiapkan kue dan minuman natal jauh-jauh hari sebelum puncak acara natal. Ada yang dibeli dari toko, namun ada juga yang dibuat sendiri.

Tradisi "pegang tangan", sebenarnya, tidak hanya dilakukan pada saat Natal saja, tapi pada saat Tahun Baru juga. Tradisi "pegang tangan" ini bukan tradisi yang tanpa makna, tradisi ini memiliki makna yang dalam, yakni kebersamaan atau silaturahmi.

Tradisi "pegang tangan" merupakan budaya yang positif, karena dapat mempererat tali persaudaraan antarsesama umat beragama. Karena itu, tradisi ini, dipertahankan di Maluku hingga hari ini.

Kesimpulan

Sebagai kesimpulan, perayaan Natal di Indonesia, khususnya di Maluku, tidak hanya merupakan momen keagamaan semata, tetapi juga mencerminkan keberagaman budaya dan tradisi. Tradisi perayaan Natal di Maluku antara lain, tradisi Sinterklas, pesta kembang api, dan "pegang tangan."

Tradisi Sinterklas melibatkan konvoi Santa Claus yang memberikan kado Natal dan nasihat kepada anak-anak, sambil membawa makna kebaikan dan kepedulian. Pesta kembang api menjadi momen yang ditunggu-tunggu menjelang pukul 00.00 WIT, menandai dimulainya perayaan Natal. Sementara, tradisi "pegang tangan" menunjukkan kebersamaan dan silaturahmi antarumat beragama.

Nah, itu dia, tradisi unik perayaan Natal di Maluku. Bagaimana dengan tradisi perayaan Natal di daerah kawan-kawan Kompasianer?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun