Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Nomine Best in Opinion Kompasiana Awards 2024

Berbagi opini seputar Sustainable Development Goals (SDGs) terutama yang terpantau di Jakarta. Melalui opini yang dituangkan, saya mengajak pembaca untuk lebih memahami dan menyadari konsep keberlanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Begini Cara Orang Tua Saya Dahulu Mengatasi Krisis Air Bersih di Musim Kemarau

3 November 2023   13:53 Diperbarui: 3 November 2023   15:00 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak bisa dipungkiri bahwa air merupakan kebutuhan dasar yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup di planet bernama bumi ini.

Tidak hanya manusia yang membutuhkan air untuk tetap hidup, tetapi hewan dan tumbuh-tumbuhan juga memerlukan air untuk tetap hidup. Dengan kata lain, tidak ada air makhluk hidup akan mati.

Dikutip dari laman bpbd.bogorkab.go.id, bumi sebagai tempat hidup manusia menyediakan sekitar 97,5% air dan sisanya adalah lahan bagi tempat tinggal. Dari angka 97,5% itu, hanya sekitar 2,5% jumlah air yang memiliki kualitas untuk dikonsumsi oleh manusia.

Itu artinya jumlah ketersediaan air bersih yang dikonsumsi manusia sangatlah terbatas. Faktor lain yang menyebabkan ketersediaan air bersih terbatas adalah adanya pembangunan gedung-gedung besar di perkotaan.

Mall, apartemen, rumah sakit, dan gedung perkantoran tentunya membutuhkan air dalam jumlah yang besar, sementara ketersediaan air bersih semakin menipis.

Sebagian masyarakat perkotaan menggunakan air PAM dan air tanah untuk kebutuhan hidup sehari-hari seperti memasak, mencuci, membersihkan badan, dan menyiram tanaman.

Sementara untuk kebutuhan minum, kebanyakan masyarakat kota menggunakan air kemasan dan air galon. Di tempat kami tinggal saat ini, kami menggunakan air tanah untuk memasak, mandi dan mencuci pakaian, sedangkan air galon untuk kebutuhan minum.

Apakah air kemasan dan air galon terjamin kualitasnya? Belum tentu! Belum lagi penggunaan botol plastik yang berpotensi mencemari dan merusak lingkungan.

Kompasianer Ris Sukarma menjelaskan bahwa plastik adalah bahan polimer sintetik yang tidak dapat terurai (non-biodegradable). Botol plastik membutuhkan sekitar 50 hingga 80 tahun agar dapat terurai secara alami.

Itupun plastik bukan terurai menjadi tanah, tetapi berubah bentuk menjadi lebih kecil yang kita kenal dengan istilah "mikroplastik." Jadi, mari mengurangi penggunaan plastik ya, guys.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun