Work-life balance sering menjadi bahan pembicaraan di antara pegawai atau karyawan perusahaan. Apa sih work-life balance itu?
Work-life balance adalah suatu keadaan di mana seorang karyawan dapat mengatur dan membagi antara tanggung jawab pekerjaan, kehidupan pribadi, dan hubungan sosialnya.
Manfaat work-life balance dalam dunia kerja adalah membantu supaya tidak terjadi konflik antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Selain itu, dapat membantu meningkatkan kesehatan mental dan fisik karyawan.
Persoalannya, pemilik usaha terkadang tidak peduli dengan karyawannya. Para pemilik usaha memperlakukan karyawan seperti mesin. Ini beneran dialami oleh istri saya.
Tadi malam, istri bercerita ke saya, kalau pada Jumat lalu, dia diberikan tugas tambahan membuat soal untuk anak-anak bimbel. Sementara, dia harus segera beristirahat karena besoknya ada acara wisuda.
Dia terpaksa mengerjakannya hingga pukul 12.00 WIB. Bayangkan, paginya dia harus bangun pukul 05.00 untuk persiapan makeup.
Lagipula, menurut istri saya, tugas membuat soal untuk kelas anak besar bukan tanggung jawabnya. Tanggung jawab istri saya adalah ke anak-anak kecil di kelasnya.
Atasan (yang sekaligus guru bimbel) di tempat mengajarnya emang sering melempar tanggung jawab ke istri saya, yang sebenarnya bukan bagiannya.
Seperti Senin kemarin, dia diminta lagi buat soal untuk anak-anak besar pas jam mengajarnya. Masa iya, dia bikin soal sambil mengajar anak-anak di kelasnya?
Lagi pula, menurut istri saya, hari Senin itu jadwalnya padet banget. Sampe waktu untuk makan atau minum itu hampir gak punya lho. Masa mereka gak ngerti kondisinya?
Bayangkan, istri saya diwajibkan masuk mengajar mulai dari Senin-Sabtu tiap minggu begitu. Waktu q-time kami jelas gak ada, guys.
Kalau keadaannya begini, lantas bagaimana istri saya mencapai work-life balance? Dia cuma bisa melakukan tiga cara yang lumayan bikin hidupnya tenang.
Pertama, menonton drama Korea. Hobi saya menulis, kalau istri saya lain lagi, nonton drama Korea. Awalnya, saya suka memarahinya karena keseringan nonton drama Korea.
Belakangan ini, saya sadar kalau menonton bisa membantunya mengurangi stres karena beban pekerjaan. Setidaknya, istri saya sudah menemukan cara untuk menghibur dirinya.
Kedua, dengan tidur. Selain menonton, istri saya biasa menghabiskan waktu untuk tidur-tiduran sepanjang hari Minggu siang dan sore. Dengan tidur yang cukup, kekuatannya pulih kembali, setelah bekerja selama 6 hari.
Ketiga, olahraga. Kadang-kadang, kami berdua berolahraga dengan berjalan kaki sekitar komplek kontrakan ke arah Vila Meruya. Ini biasa kami lakukan pada Minggu pagi. Dengan berolahraga, perasaan stres jadi reda, dan suasana hati pun lebih damai.
Nah, itu dia tiga cara sederhana mencapai work-life balance ala istri saya. Silakan dicoba.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H