Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger

Senang traveling dan tertarik dengan isu-isu Sustainable Development Goals (SDGs).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Timba Laor": Tradisi Unik Masyarakat Pesisir di Maluku

24 Oktober 2023   16:39 Diperbarui: 24 Oktober 2023   16:46 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi masyarakat pesisir pulau Ambon sedang antusias menangkap laor pada petang hari.(sumber gambar: mongabay/Jevertznex Danar)

Setiap daerah di Indonesia pasti mempunyai keunikan tradisi masing-masing. Sebagian besar tradisi itu masih dilestarikan hingga sekarang.

Di Maluku, misalnya, khususnya masyarakat pesisir pulau Ambon dan sekitarnya, mempunyai sebuah tardisi yang cukup unik, yang masih dilestarikan hingga sekarang. Tradisi unik itu dikenal dengan "timba laor" (dalam bahasa Morotai, "falo laor").

Laor atau cacing laut (bahasa ilmiahnya, Lycde Oele), biasa muncul di pesisir pantai pulau Ambon dan sekitarnya satu tahun satu kali, yaitu pada pekan kedua bulan Maret atau April. Tapi, di Morotai, Maluku Utara, laor bisa muncul dua kali dalam satu tahun, yaitu pada bulan April dan Mei.

Pada waktu yang telah diprediksi, masyarakat pesisir pantai (anak-anak hingga orang dewasa) akan beramai-ramai datang ke lokasi yang dikenal sebagai tempat bersarangnya laor. Biasanya, masyarakat akan datang lebih awal sebelum matahari terbenam.

Saya ingat ketika menimba laor beberapa tahun silam. Kami sekeluarga harus naik perahu dari pantai Desa Saparua ke pantai Desa Boi untuk berburu laor.

Kebetulan, laor di pantai Saparua waktu itu cukup sedikit, jadi kami ke pantai sebelah, pantai Boi yang ditandai sangat banyak laor. Malam itu, kami panen hampir satu ember berukuran sedang.

Peralatan menangkap laor

Peralatan yang digunakan untuk menangkap laor cukup sederhana, yaitu obor atau lampu petromax, jaring berlubang kecil (seru), dan ember untuk menampung laor yang sudah ditangkap. Semua peralatan ini tergolong tradisional, sehingga mudah didapatkan.

Cara menangkap laor

Cara menangkap laor juga mudah. Laor yang berukuran 2-30 sentimeter ini bersembunyi di celah batu karang di dasar laut. Pada saat musim, cacing-cacing berwarna merah, hijau dan cokelat itu akan keluar dan bermunculan di permukaan air.

Karena kemunculannya pada sore menjelang malam, maka diperlukan penerangan seperti obor atau lampu petromax. Penerangan ini berfungsi untuk menarik perhatian laor.

Semakin terang penerangannya, semakin banyak laor yang berkumpul. Saat itulah, kita akan menggunakan seru atau jaring berlubang kecil untuk menangkapnya dengan cara menyerok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun