Saya merantau ke Malang, Jawa Timur tahun 2009. Tepat, setelah saya lulus SMA. Bukan untuk bekerja, melainkan untuk berkuliah di Sekolah Tinggi Teologi Satyabhakti (SATI) Malang.
Saya bisa berkuliah di kampus bagus ini, karena mendapat beasiswa kerja (BSK) dari pihak kampus. Pada semester pertama, saya masih bayar full uang kuliah, yang ditanggung oleh seorang teman baik papa (alm.). Ini juga sebuah berkat tersendiri bagi saya.
Ternyata, memasuki semester kedua, teman papa itu tidak bisa lagi membiaya uang kuliah saya, karena alasan ekonomi. Kebetulan, pihak kampus punya program BSK untuk mahasiswa yang tidak mampu secara eknomi. Mengetahui ada program ini, saya mencoba melamar dan bersyukur banget diterima.
Program beasiswa ini ada yang full, ada yang setengah. Kalau yang full, mahasiswa wajib bekerja untuk pihak kampus setiap minggu dengan durasi waktu kerja 10 jam. Sedangkan, kalau yang setengah, mahasiswa wajib bekerja untuk pihak kampus setiap minggu dengan durasi waktu kerja 4,5 jam.
Saya sendiri mengambil beasiswa kerja yang setengah. Alasannya, karena saya belum pandai mengatur waktu seperti teman-teman BSK yang lain. Jadi, biaya kuliah yang setengah lagi ditanggung oleh orang tua saya.
Pembagian lokasi kerja ditentukan oleh ketua BSK. Awalnya, saya ditempatkan di dalam gedung kampus. Pekerjaannya, ya macam-macam, mulai dari sapu dan pel, hingga membersihkan kaca ruangan.
Namun, kemudian, saya dipindahkan ke kebun yang berada di halaman belakang kampus. Tugas saya adalah membersihkan rumput liar yang tumbuh di sekitar tanaman, mengolah tanah, dan menyiram tanaman.
Belakangan, saya ditugaskan untuk memberi makan kambing. Kalau tidak salah ingat, ada sekitar 10 atau 12 ekor kambing saat itu.
Dalam mengelola kebun, saya tdak sendirian. Saya ditemani pengawas BSK, yaitu Pak Suwaji (biasa disapa Pak Ji). Jujur, saya sangat menikmati pekerjaan bertani dan berternak ini. Makanya, ketika ketua BSK ingin memindahkan saya ke lokasi lain, saya menolaknya dan tetap memilih bekerja di kebun. He-he-he.
Pekarangan belakang kampus kami ini memang sangat luas, selain berisi cabe dan sayur-sayuran hijau, ternak kambing, ternak ikan mujair, ada pula pohon pisang, pohon jati, pohon mangga, dan bunga-bunga.
Belakangan, di lokasi kebun ini, dibangun sebuah gazebo (lumayan besar) tempat nongkrong para mahasiswa. Dari gazebo ini mereka bisa menikmati pemandangan hijau di sekitar kebun. Kalau sedang beruntung mereka bisa menikmati pemandangan kereta api yang sedang lewat.
Itulah sedikit pengalaman saya berkebun dan berternak di lokasi kampus SATI. Saya tidak tahu persis, apakah kegiatan bercocok tanam dan berternak ini masih dilakukan sampai sekarang atau tidak.
Sebab, saya sudah lama meninggalkan kampus. Saya lulus tahun 2014, berarti sudah hampir 10 tahun lalu saya tinggalkan kampus.
Saya berharap sih kampus masih terus mengadakan program bertani dan berternak. Lumayan kan untuk menekan biaya makan mahasiswa yang tinggal di asrama.
Kalau mau dipikir-pikir, program BSK ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa, loh! Selain meringankan beban biaya kuliah mahasiswa, juga melatih mahasiswa dalam hal disiplin waktu.
Sejak tergabung dalam program ini, saya jadi terlatih untuk membagi waktu dengan baik, antara bekerja dan waktu belajar. Saya jadi tahu hal-hal mana yang harus jadi prioritas dalam berkuliah.
Kalau kalian masih bingung cari kampus teologi yang cocok, mungkin bisa pertimbangkan kampus SATI, Â Malang ini. Semoga berkenan, ya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H