Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan kalau musim kemarau 2023 lebih kering apabila dibandingkan dengan tiga tahun terakhir. Terlebih, ada potensi El Nino atau fenomena pemanasan suhu muka laut hingga 60%.
Berdasarkan pemantauan BMKG, saat ini intensitas La Nina terus melemah. Hal itu terlihat dari indeks El-Nino Southern Osciliation (ENSO) di 10 hari pertama Januari 2023.
Apa itu "El Nino" dan "La Nina"? Ini merupakan dinamika atmosfer dan laut yang memengaruhi cuaca di sekitar laut Pasifik.
Ketika El Nino berlangsung, musim kemarau menjadi sangat kering serta permulaan musim hujan yang terlambat. Sedangkan, ketika La Nina, musim penghujan akan tiba lebih awal dari biasanya.
La Nina juga menyebabkan hujan tetap terjadi saat musim kemarau. BMKG memprediksi kalau kondisi tersebut akan terus berlangsung hingga akhirnya indeks menjadi netral.
Tahun 2023 ini puncak musim kemarau di Indonesia tidak terjadi secara bersamaan. Awal musim kemarau di sebagian wilayah Indonesia diprediksi terjadi pada April dan menyebar di seluruh wilayah pada Mei-Agustus 2023.
Info prakiraan cuaca terbaru disampaikan oleh BMKG. Diprediksi bahwa musim kemarau kering akan berakhir di sebagian besar wilayah Indonesia mulai akhir Oktober ini, dan awal musim hujan secara bertahap dimulai awal November 2023.
Namun, akibat tingginya keragaman iklim, maka awal musim hujan tidak terjadi secara serentak di seluruh wilayah Indonesia. Sementara puncak musim hujan diprediksi akan terjadi pada bulan Januari - Februari 2024.
"Sesuai prediksi BMKG, puncak dampak El Nino terjadi pada September, namun tadi kami juga menganalisis dari data satelit yang terkini, terlihat Oktober ini nampaknya intensitas El Nino belum turun. Fenomena El Nino ini diprediksi masih akan terus bertahan hingga tahun depan," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam keterangannya disiarkan di Jakarta, Rabu (4/10/2023).
Dwikorita mengatakan bahwa level El Nino moderat akan terus bertahan dan berakhir pada Februari-Maret 2024. Awal musim hujan sendiri, kata dia, berkaitan erat dengan peralihan Monsun Australia menjadi Monsun Asia.