Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Nomine Best in Opinion Kompasiana Awards 2024

Berbagi opini seputar Sustainable Development Goals (SDGs) terutama yang terpantau di Jakarta. Melalui opini yang dituangkan, saya mengajak pembaca untuk lebih memahami dan menyadari konsep keberlanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Memahami Panggilan Penggembalaan

3 Oktober 2023   22:16 Diperbarui: 3 Oktober 2023   22:18 1
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berdasarkan keterangan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa panggilan Tuhan untuk seseorang menjadi gembala sidang bukan perkara yang mudah. Apalagi, hal ini menyangkut hidup pribadi dan keluarga. Karena itu, dibutuhkan kepekaan, peneguhan dari orang lain, dan tanda-tanda lain yang dapat meyakinikan dirinya dipanggil oleh Tuhan.

Urutan Prioritas Panggilan

Prioritas artinya mendahulukan sesuatu yang kita anggap lebih penting dibandingkan dengan hal-hal lain. Dasar utama dalam menentukan prioritas hidup adalah Tuhan. Alkitab menegaskan bahwa mengasihi Tuhan harus menjadi prioritas utama dan yang pertama (bdk. Mat. 22:37-38; Luk. 10:38-42). Kegagalan yang terjadi dalam pelayanan penggembalaan bukan karena kurang mampu, kurang berjuang, atau kurang sungguh-sungguh dalam melayani jemaat Tuhan, tetapi karena jarang disadari, dipahami, dan diresponi dengan baik dalam menempatkan prioritas dalam melakasanakan panggilan Tuhan. Kesalahan fatal terjadi karena adanya urutan prioritas yang tidak tepat dan yang seharusnya. Prioritas yang harus ditempatan secara benar menurut Joko Santoso adalah sebagai berikut.

Pertama, Tuhan menjadi urutan nomor satu. Ini karena sang Pencipta yang memberi hidup dan kepercayaan untuk ambil bagian dalam pekerjaan-Nya. Itulah sebabnya, hamba Tuhan harus dapat menggunakan waktu bersama Tuhan dalam doa pribadinya; dalam mempersiapkan tugas pelayanan; dalam kesetiaan dan ketaatan pada perintah Tuhan; dan dalam menjaga integritas dan kekudusan hidup. Singkatnya, Tuhan menjadi yang utama dari segala sesuatu yang dilakukan.

Kedua, keluarga menjadi urutan nomor dua. Hamba Tuhan harus dapat mengepalai keluarga yang telah dipercayakan Tuhan, sebelum ia mengepalai jemaat Tuhan. Keluarga adalah jiwa-jiwa pertama yang dipercayakan Tuhan untuk digembalakan. Jika sampai terjadi kegagalan, maka sangat mungkin tidak berhasil pula dalam penggembalaan kepada jemaat. Hamba Tuhan harus komitmen terhadap keluarganya dengan menyediakan waktu khusus bagi keluarganya. Nanti kita akan bicarakan topik ini lebih jauh dalam bab berikutnya.

Ketiga, pelayanan gereja menjadi urutan nomor tiga. Hamba Tuhan harus secara bijak menempatkan dirinya dalam melakasanakan tugas dan tanggung jawab pelayanan baik terhadap keluarganya maupun terhadap jemaat Tuhan. Apabila dalam situasi mendesak keluarga kita lebih membutuhkan kehadiran kita, maka kita harus memilih keluarga kita ketimbang jemaat. Dalam keadaan ini, kita bisa mendelegasikan tugas kita kepada wakil gembala atau anggota majelis.

Keempat, orang lain atau kegiatan lain menjadi urutan nomor empat. Setelah ketiga urutan di atas terpenuhi, barulah hamba Tuhan mementingkan orang lain dan kegiatan lainnya. Orang lain di sini maksudnya orang-orang diluar komunitas gereja yang membutuhkan kita. Sedangkan, kegiatan lainnya itu bisa berupa hobi, pekerjaan, dan lain-lain.

Saya kira, itu dulu yang bisa saya sampaikan terkait dengan panggilan penggembalaan. Semoga bermanfaat. Kita jumpa lagi besok. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun