Dan, dalam beberapa kesempatan, saya menawarkan bantuan kepada orang-orang yang tak saya kenal seperti mengembalikan handphone yang jatuh di jalan raya, memberikan minyak goreng, dan lain sebagainya.
Inilah yang saya sebut sebagai "spiritualitas keseharian" -- sebuah spiritualitas yang dibangun melalui peristiwa-peristiwa biasa yang dialami sehari-hari bersama orang asing maupun orang yang dikenal.
Inilah yang seringkali dilupakan oleh kebanyakan umat Tuhan masa kini. Spiritualitas Kristen tidak melulu dibangun melalui peristiwa-peristiwa monumental atau spektakuler, melainkan juga dibangun melalui peristiwa biasa sehari-hari.
Jadi, mulai sekarang, ubahlah pola pikir Anda. Jangan batasi karya Tuhan dengan pikiran Anda yang sempit. Jangan batasi pekerjaan Tuhan hanya pada aktivitas-aktivitas agamawi Anda.
Sesungguhnya, Tuhan juga bisa berkerja dan berkarya melalui dan dalam diri orang lain yang bukan dari kelompok Anda. Atau, yang bukan dari agama Anda sekalipun.
Kita seharusnya mengerti bahwa, Tuhan yang kita sembah itu adalah Tuhan yang kreatif. Gagal mengerti ini, berarti gagal mengenal Tuhan yang sejati. Tuhan yang sejati adalah Tuhan yang tidak memilih kasih kepada siapa Ia menunjukkan diri-Nya.
Dengan perkataan lain, Tuhan yang sejati adalah Tuhan yang mengizinkan diri-Nya dikenal dan dialami oleh siapa pun yang rindu mengenal-Nya.
Terima kasih ya, karena sudah mampir dan membaca tulisan saya. Semoga bermanfaat. Sampai jumpa lagi besok.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H