Mohon tunggu...
Billy Saputra
Billy Saputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Identitas Budaya Bangsa dalam Tren Mode Berbusana

22 Juni 2022   22:37 Diperbarui: 22 Juni 2022   23:05 1779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia yang dikenal dunia sebagai suatu bangsa yang multikultural dipandang sebagai suatu kekayaan yang tak ternilai yang dimiliki bangsa ini. Musa Asy'arie (dalam Mahfud, 2005: 103) mengatakan bahwa "multikulturalisme adalah kearifan untuk melihat keanekaragaman budaya sebagai realitas fundamental d alam kehidupan bermasyarakat". Indonesia sebagai negara yang dianugerahi Tuhan dengan keberagamannya tak luput dari masyarakat adat di dalamnya. Masyarakat adat merupakan cermin dari kebhinekaan Indonesia. Banyaknya suku di Indonesia merupakan salah satu bentuk gambaran kemajemukan.

Suku-suku yang mendiami Indonesia mempunyai pakaian adatnya sendiri, yang dimana antara satu suku dengan suku yang lainnya mempunyai perbedaan dan ciri khasnya sendiri pada model pakaian maupun cara berbusana. Busana dari masing-masing daerah di Indonesia tersebut diartikan mewakili budaya atau identitas yang menunjukkan dari mana individu tersebut lahir atau tinggal di salah satu pulau yang ada di Indonesia. Pakaian adat atau tradisional adalah pakaian yang mengekspresikan jati diri kedaerahan. Seringkali pakaian tradisional dikaitkan dengan wilayah geografis, historis atau periode waktu, dan tradisi atau warisan budaya. Selain itu, pakaian adat juga dapat menunjukkan status sosial, perkawinan atau agama, yang digunakan secara berkesinambungan dari generasi ke generasi. Di Indonesia sendiri, pakaian tradisional sering dikenakan pada acara-acara khusus atau perayaan tertentu dan hadir dalam berbagai jenis dan corak.

Eksistensi sebuah pakaian tradisional diwujudkan sebagai bentuk kebudayaan yang sangat penting sebagai salah satu warisan budaya. Kehadiran pakaian adat ini di masyarakat masih sangat penting sebagai upaya melestarikan budaya agar generasi penerus tidak kehilangan jati dirinya, namun tetap bangga dengan warisan budaya yang telah diperolehnya. Jadi kesadaran masyarakat dan kecintaannya terhadap pentingnya budaya daerah semakin meningkat, misalnya pada pakaian adat yang mengandung simbol budaya yang sarat makna. Pakaian adat merupakan salah satu unsur budaya yang mengandung nilai dan berperan penting dalam berbagai kegiatan upacara atau ritual. Sehingga, pakaian adat kurang cocok untuk dipakai sehari-hari.

Pada dasarnya setiap budaya memiliki kekhasan tersendiri bagi yang masyarakat pendukungnya. Begitu pula dengan produk budaya berupa pakaian adat atau tradisional. Tentunya pakaian adat tidak hanya untuk sekedar dikenakan saja, melainkan memiliki makna, simbol dan fungsi tersendiri. Begitu juga dengan aksesoris yang digunakan, baik warna, bahan ataupun jumlahnya memiliki aturan dan disesuaikan dengan peruntukkannya. Penampilan tubuh manusia dapat dicerminkan melalui pakaian, rias wajah, dan perilaku.

Secara umum pakaian dapat diartikan sebagai kain atau bahan lain yang dijahit atau tidak dijahit, yang dapat dipakai atau disampirkan untuk menutupi tubuh manusia. Melalui pakaian pada setiap waktu dan zaman, manusia dapat merepresentasikan pernyataan yang sangat kuat tentang kelas, status, dan gender yang berlaku pada zamannya. Melalui pakaian, setiap orang seolah-olah mengomunikasikan identitas sosialnya. Oleh karena itu, perubahan penampilan seseorang tampaknya menandakan perubahan sosial yang sangat luas dalam suatu masyarakat.

Sehingga dapat diartikan bahwa, pakaian merupakan sarana komunikasi antara manusia dan kebudayaannya. Gaya berpakaian masyarakat Indonesia zaman dulu dengan zaman sekarang tentu didapatkan perbedaan yang sangat signifikan, dahulu masyarakat Indonesia masih menggunakan pakaian-pakaian sederhana atau tradisional seperti batik, jarik, dan kebaya sebagai wujud budaya lokal. Namun dewasa ini, masyarakat Indonesia cenderung menggunakan pakaian yang lebih condong ke budaya orang barat atau kebarat-baratan. Pesatnya arus modernisasi dan globalisasi di Indonesia diindikasikan sebagai salah satu pendorong lahirnya perubahan sosial terhadap pola pemikiran masyarakat Indonesia yang awalnya tradisional menjadi modern. Pola pemikiran masyarakat Indonesia dalam hal ini, juga yang berperan membawa perubahan kiblat tren fashion atau berbusana di Indonesia.

Jelas, fenomena ini telah menjadi komoditas di zaman modern, karena saat ini peran media dalam menyebarkan kapitalisme semakin meningkat. Bahkan saat ini, kita menemukan banyak media yang didedikasikan untuk fashion dan gaya hidup. Orang yang rentan terhadap ketidakstabilan selalu mencoba hal-hal baru dan berusaha menonjol, terutama di mata lawan jenis. Dalam paradigma remaja, apa yang mereka kenakan akan menentukan keberhasilan mereka dalam persahabatan dan hubungan cinta. Pada pakaian yang dikenakan, mereka melekatkan nilai, kesan, pesan, dan maksud tertentu yang biasanya melekat pada generasi muda.

Fashion saat ini sedang mengalami perubahan nilai, awalnya mirip dengan aspek fungsional (nilai guna), yaitu sebagai pelindung tubuh terhadap cuaca, dan kini lebih memiliki nilai penanda, yang mana dapat bermakna saat dikorelasikan dengan nilai-nilai sosial yang ada. Etika atau moralitas dan sopan santun telah menjadi tuntutan dalam masyarakat. Etika adalah ilmu yang membahas tentang perilaku atau persoalan perilaku manusia, yang dapat dinilai baik atau buruknya. Moralitas sendiri mengandung norma dan nilai yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam segala kegiatan, moralitas tentu sangat diperlukan untuk perkembangan generasi muda saat ini, tak terkecuali dalam hal berbusana. Moralitas dan etika sangat diperlukan bagi generasi muda yang mental atau perilakunya masih labil dan tidak menentu mengenai baik buruknya pengaruh yang mereka dapatkan dewasa ini. Generasi muda umumnya memiliki pemahaman yang berbeda tentang etika berpakaian, sehingga saat ini dapat dengan mudah dijumpai remaja yang terkesan ikut-ikutan dalam berbusana.

Dengan demikian, pengaruh lingkungan masyarakat terhadap etika berbusana berperan terhadap suatu kondisi di masyarakat dengan mempengaruhi tata cara atau kesopanan dalam berbusana, termasuk kesempatan dan keserasian berbusana untuk tampil anggun dan sopan sesuai dengan etika yang berlaku di masyarakat dan telah disepakati secara sosial. Di era perkembangan gaya hidup saat ini, penampilan merupakan kebutuhan yang tak terelakkan. Memperhatikan masalah penampilan dalam kehidupan sosial adalah kulit sosial dari suatu budaya yang diterima oleh masyarakat. Pakaian adalah satu hal yang tidak bisa dianggap remeh begitu saja, dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari peradaban bangsa, terlebih lagi jika berbicara mengenai adat. Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki pakaian uniknya sendiri yang telah ada selama ratusan tahun dan berakar pada praktik budaya lokal.

Tidak hanya menghilang karena perkembangan tren busana modern, tetapi yang lebih genting, pakaian daerah kini mulai dilupakan sebagai akar budaya Indonesia dan digantikan oleh pengaruh pakaian asing yang sama sekali tidak mendarah daging dan berasal dari budaya asli Indonesia. Sebagai identitas asli yang melekat pada bangsa Indonesia, budaya dan pakaian harus menjadi kebanggaan bagi bangsa Indonesia. Namun ironisnya, masyarakat Indonesia saat ini semakin melepaskan identitasnya sebagai orang Indonesia dan menggantinya dengan simbol-simbol identitas bangsa lainnya, termasuk pakaian yang mereka kenakan sehari-hari. Gaya berbusana masa kini sepertinya banyak yang tidak mengenal budaya sendiri, banyak yang memilih meniru budaya asing, menganggap budaya Indonesia kuno. Kebanyakan orang lebih memilih untuk membeli produk busana dari luar negeri daripada lokal, dan jika ini terus berlanjut, identitas budaya Indonesia perlahan akan hilang.

Pakaian adat tradisional tidak hanya sekedar dikenakan, tetapi juga sarat dengan simbolisme di dalamnya. Pakaian adat ini merupakan bagian dari budaya dan harus dilestarikan dan dipertahankan sebagai kekayaan daerah yang memperkaya budaya bangsa. Keberadaan pakaian adat tradisional tersebut sangat berarti, agar generasi muda penerus bangsa semakin mencintai budaya sendiri di tengah gelombang globalisasi yang semakin ganas. Untuk itu, penting bagi kita untuk mencintai dan melestarikan kebudayaan daerah kita. Selain sebagai suatu kebanggaan, pelestarian budaya kita juga diperlukan guna mencegah kebudayaan asli bangsa kita punah, atau dicuri dan ditiru oleh bangsa asing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun