Mohon tunggu...
Billy H
Billy H Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Ilmu Komputer 2015 di Universitas Sumatera Utara, Graphic Designer, Front-End Web Developer, Writer, Blogger, dan Kaskus Kreator. Blog: billy-halim.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kuliahpun Titip Absen, Mau Dibawa ke Mana Bangsa Ini?

6 Maret 2018   14:02 Diperbarui: 6 Maret 2018   14:03 898
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fenomena titip absen tidak asing lagi bagi kita. Berdasarkan pengamatan saya, mungkin orang menganggap titip absen itu adalah hal yang biasa atau hal yang benar. Padahal, titip absen merupakan perilaku yang koruptif, salah satu bibit korupsi. Perlu kita ketahui bahwa korupsi bisa bermula dari hal yang paling kecil. Jika hal yg kecil tersebut terus dilakukan, tidak menutup kemungkinan ke depannya akan memunculkan dampak yang besar. Miris sekali jika ada orang yang sering meminta untuk di-absen-kan. Dari situlah, timbul di benak saya, kuliah pun titip absen, mau dibawa ke mana bangsa ini?

Berbagai macam alasan digelontorkan untuk titip absen. Sebut saja, sakit, ada acara lain, susah bangun di pagi hari, dll. Tentu ada alasan yang masih bisa diterima dan tidak bisa diterima. Akan tetapi, dalam kondisi apapun, seorang mahasiswa yang berintegritas tidak boleh titip absen. Jika kita lagi sakit atau berhalangan untuk kuliah, kita bisa izin kepada dosen. Jika kita memang lagi malas atau susah bangun di pagi hari, kita harus rela tidak dinyatakan hadir.

Sebagai mahasiswa, integritas adalah salah satu elemen penting yang harus ditanamkan ke diri kita. Integritas adalah mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan; kejujuran. Maka dari itu, kejujuran harus dijunjung tinggi. Jika kita terus-terusan titip absen dan tidak jujur, bagaimana nanti kita ke depannya? Bagaimana sewaktu kita menjadi penjabat, PNS, atau kerja di perusahaan orang?

Memang kebiasaan kita titip absen belum berdampak saat ini. Akan tetapi, coba kita bayangkan 10 atau 20 tahun ke depan dimana kita sudah bekerja dan terjun ke masyarakat. Apa kita tidak merasa bersalah seandainya kita dipecat dari tempat kerja gara-gara melakukan praktik korupsi? Apa kita tidak merasa malu seandainya kita dikenakan rompi oranye dengan status sebagai pejabat negara gara-gara ketahuan korupsi? Mau dibawa ke mana bangsa ini?

Jadi, mulailah untuk membuka pikiran dan jangan melakukan hal-hal yang tidak benar apalagi membenarkan hal-hal yang salah. Bagi yang sering titip absen, bertobatlah dan berdiri di jalan yang benar.

Semoga artikel ini bisa memberi sedikit pencerahan kepada kita untuk terus menyuarakan larangan titip absen terutama untuk mahasiswa dan generasi muda.

Sumber

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun