Mohon tunggu...
Diana Sabilla
Diana Sabilla Mohon Tunggu... -

A person who likes writing..

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Menjadi Pemandu Wisata yang Sigap di Saat Genting

22 November 2018   22:44 Diperbarui: 22 November 2018   23:06 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menganalisa kasus mogoknya mobil rombongan wisata di tengah hutan, dan mengetahui setidaknya kondisi jalan hutan yang ada dalam kasus itu hampir mirip dengan kondisi tempat tinggal saya. Saya akan mencoba memposisikan diri sebagai pemandu wisata, dan memberikan keputusan untuk masalah yang sedang terjadi. 

Pertama, kabar baiknya saya bebas menggambarkan karakter pemandu wisata disini. Dan saya adalah pemandu wisata yang berjiwa petualang. Oleh karenanya saya selalu membawa barang-barang pendukung, hampir sama seperti barang bawaan Fred (78).

Kedua, saya mengumpulkan semua peserta rombongan setelah sebelumnya saya berhasil meminta bantuan kepada teman di area penginapan untuk menjemput kami dengan mobil berkapasitas 4 orang dalam waktu paling cepat 2 jam. Saya juga menghubungi penjaga hutan konservasi yang berjarak 4 km dari lokasi kami dan memintanya untuk segera menyusul kami menggunakan motor.

Setelah berkumpul dan duduk beralaskan tikar plastik bawaan saya didepan minibus, saya meminta bantuan Lukman (40) untuk menghubungi polisi terdekat. Lalu saya mengeluarkan senter yang saya bawa dan menyerahkannya kepada Anggi (21). Sedangkan senter yang dibawa Fred digunakannya untuk pergi BAB ke dalam hutan. 

evin (8) selalu menggenggam tangan sang Ibu, Prita (35). Kanaya (19) membantu memijat kaki Anggi yang terkilir, dan Lukman yang terus bercerita untuk mencairkan suasana tegang setelah sebelumnya melaporkan polisi akan ke lokasi mereka secepatnya.

Setelah digunakan untuk meminta bantuan, otomatis kondisi handphone saya lowbat dan harus menunggu beberapa menit untuk bisa digunakan lagi dengan bantuan charging power bank.

Saya meminta Lukman untuk sementara tidak menggunakan handphonenya dan berjaga-jaga kalau polisi menghubunginya. Saya mempercayakan ketenangan rombongan kepada Lukman sementara saya meminjam handphone Prita. Lalu membantu Her (50) dengan searching di internet cara memperbaiki kerusakan pada air radiator. 

Sudah pukul 17.45, butuh waktu 30 menit hingga matahari benar-benar terbenam. Fred belum kembali. Lalu tiba-tiba terdengar suara peluit dari sisi hutan yang gelap. Bersamaan dengan itu, Penjaga Hutan Konservasi sudah tiba di lokasi kami.

Saya meminta tolong kepada Penjaga Hutan Konservasi untuk pergi menuju kampung terdekat yang berjarak 6 km dengan waktu tempuh sekitar 20 menit dan meminta bantuan transportasi mobil yang berkapasitas 7 orang, atau paling minim berkapasitas 4 orang untuk menjemput kami.

Sementara itu, Saya memberikan handphone Prita kepada Her dan memanggil Lukman untuk menemaninya. Prita, Kevin, Anggi, dan Kanaya masih berkumpul sambil memakan snack dan cokelat yang dibawa oleh Prita dan Anggi. 

Lalu, saya mulai menyusul Fred dengan mengikuti sumber suara peluit tadi. Dengan berbekal senter handphone yang masih menyambung dengan powerbank saya menyusuri jalan yang sekiranya tadi dilewati. Sekitar 5 menit, akhirnya saya menemukan Fred yang sedang terduduk dibawah pohon. Saya sigap membantunya berdiri dan berjalan menuju lokasi kami.

Sesampainya dilokasi kami, Her masih belum selesai memperbaiki kerusakan. Hari semakin gelap, tinggal beberapa menit lagi matahari terbenam. Lukman memberi kabar bahwa polisi terdekat akan sampai di lokasi dalam waktu 10 menit lagi. Itu berarti bertepatan dengan matahari yang benar-benar terbenam.

Selama 10 menit, saya akhirnya mengumpulkan semua peserta, termasuk Her di depan minibus. Penerangan dari 2 senter yang ada cukup untuk sekarang. Kevin tertidur dalam pelukan Prita setelah sebelumnya Prita bercerita asma Kevin hampir kambuh. Anggi dan Kanaya saling bersandar. Tersisa 2 box nasi yang akhirnya dimakan bersama oleh Fred dan Her. Sedangkan 1 bungkus snack yang tersisa saya makan bersama Prita dan Lukman.

10 menit berlalu, sebuah mobil polisi akhirnya tiba. Dengan segera polisi memberikan tanda kuning disekitar mobil. Saya meminta polisi untuk memberikan tumpangan kepada Fred, Prita dan Kevin untuk ke pos polisi terdekat, dan kami sisanya akan menyusul bersama mobil yang dibawa Penjaga Hutan Konservasi setelah sebelumnya beliau menghubungi saya akan sampai ke lokasi dengan sebuah mobil dalam waktu 15 menit lagi.

Langit sudah benar-benar gelap, 15 menit kemudian Penjaga Hutan Konservasi tiba, akhirnya saya, Her, Lukman, Anggi, dan Kanaya menumpang mobil warga dan pergi menuju pos polisi. Dengan begitu, saya langsung menghubungi teman saya yang sedang dalam perjalanan untuk menjemput di pos polisi tempat kami singgah. Dan Penjaga Hutan Konservasi kembali ke pondok.

Begitulah, sekiranya saya dapat memberikan solusi sebagaimana jika saya menjadi seorang pemandu wisata. Sekian. Bye bye.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun