Mohon tunggu...
Shinta juliana
Shinta juliana Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Financial

Financial Planning untuk Generasi Millenial

10 Juni 2018   20:17 Diperbarui: 10 Juni 2018   20:25 3693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernah denger gak sih kalo ada ungkapan yang mengatakan bahwa "generasi milenial akan sulit memiliki rumah". Hal ini juga pernah diungkapkan dalam sebuah media online beberapa tahun lalu. Generasi milenial yang lahir pada tahun sekitar 1980 -- 1999 mengalami pergeseran kebutuhan.  Seperti survey yang diadakan oleh Litbang Kompas kepada generasi milenial dengan pertanyaan "Apakah anda menganggap hunian sebagai kebutuhan utama?"ternyata jawabannya 60 -- 80% menyatakan penting namun pilihan mereka lebih adalah jenis hunian apartemen yang memiliki kemudahan akses transportasi, serba praktis.

Survei Bank Dunia menunjukkan pada tahun 2025 pertumbuhan penduduk Indonesia akan mencapai sekitar lebih dari 68% tinggal di perkotaan. Dengan adanya generasi milenial yang tinggal di perkotaan, kebutuhan primer mereka adalah rumah tempat tinggal. Sedangkan hunian diperkotaan yang memiliki akses trasnportasi mudah ternyata sangat mahal jika dibandingkan dengan pernghasilan yang diperoleh generasi milenial.

Dengan harga rata-rata minimum 400 juta untuk perunit apartemen di tengah kota, dengan pernghasilan 4-7 juta perbulan, bisa dikatakan untuk mengangsur harga rumah atau apartemen 400juta dibutuhkan 3-4jt perbulan. Dengan gaji yang diperoleh generasi milenial, jelas memiliki hunian di tengah kota akan mengalami kesulitan.

Namun, sebagai bagian dari generasi milenial, Saya tak ingin menerima begitu saja. Lalu, bagaimana tips and triknya?

Kamis, 7 Juni 2018, saya mengikuti sharing session yang mengangkat tema "Seimbangkan gaya hidup dan pegelolaan financial" yang diselenggarakan di Cordela Norwood Hotel. Acara ini terlaksana  berkat kerjasama Komunitas Blogger Jakarta, Kompasiana dan Danamon. Dengan menghadirkan bapak Budi Raharjo, Director & Co-Founder Oneshildt Financial Planning dan Eko Fitri, Affluet Product Manager Bank Danamon Indonesia.

Dalam kesempatan tersebut, Bapak Budi Raharjo menerangkan bahwa pengelolaan financial akan brebeda-beda berdasarkan pertambahan usia. Berdasarkan usianya, pengelolaan financial dibagi menjadi 3 yakni:

  • Usia 20 tahunan

Usia produktif dimana kebutuhan belum begitu banyak karena masih banyak yang belum memiliki tanggungan. Namun, hal ini jangan dijadikan alasan untuk berleha-leha. Pada usia ini, pastikan memiliki dana darurat setidaknya enam kali biaya hidup untuk memberikan rasa aman.

  • Usia 30 Tahunan

Pada usia ini, kamu akan lebih banyak kebutuhan. Tapi, kamu tetap bisa melakukan kerja sampingan untuk menambah pemasukan. Kendalikan gaya hidup, tetap seimbangkan tabungan dan rencana pensiun.

  • Usia 40 sampai 50tahun

Di usia ini setidaknya kamu menyisakan 15 atau 25 persen pendapatan untuk pensiun, dana darurat dan tabungan umum. Pastikan tingkat kemapanan dengan melihat seberapa besar tabungan pensiun.

Sedangkan dalam tahapannya, perencanaan keuangan dibagi dalam beberapa tahap yaitu:

  • Kalkulasi kebutuhan keuangan masadepan
  • Menetapkan tujuan keuangan
  • Membuat rencana keuangan
  • Analisa kondisi keuangan saat ini
  • Implementasi dan monitoring

Berbicara tentang financial planning memang dibutuhkan kecerdasan. Seperti kecerdasan mengolah atau menahan rasa ingin. Ingin jalan-jalan, ingin foya-foya, ingin makan enak, ingin belanja banyak. Semua rasa ingin akan hal-hal yang menyenangkan, harus bisa dikelola dengan baik. Selain itu, menurut Bapak Budi Raharjo, kesuksesan dari sebuah financial planning ditentukan oleh 5 prinsip kecerdasan. Di antaranya:

  • Kecerdasan menghasilkan uang

Ada penghasilan yang disebut aktif income, penghasilan jenis ini diperoleh dengan bekerja. Berbentuk dalam gaji atau honor. Adapula penghasilan yang disebut pasif income. Penghasilan jenis ini diperoleh dari aset yang menghasilkan. Seperti kontrakan, bunga bank, hasil investasi, dll

  • Kecerdasan mengalokasikan uang

"Jika penghasilanmu masih sama dengan UMP (Upah minimum Provinsi) jangan gunakan cicilan. Karena hal tersebut bisa mencekik keuanganmu kemudian hari. Jika penghasilanmu sudah 2x UMP, kamu bisa gunakan cicilan tapi hanya maksimum 30% dari gaji. 20%nya untuk menabung. Sisanya untuk kebutuhan sehari-hari". Ungkap Budi Raharjo.

Seiring perkembangan zaman yang berbanding lurus dengan segala kemudahan termasuk kemudahan untuk berhutang. Banyak generasi milenial terlena dengan segala kemudahan termasu kemudahan mendapatkan  kartu kredit, padahal gajinya masih pas-pasan. BPJS atau lebih dikenal dengan istilah budget pas-pasan jiwa sosialita, begitulah gaya hidup generasi milenial.

Biasakan untuk mengkotak-kotakan kepentingan ketika ingin mengeluarkan uang. Mana yang tergolong primer, sekunder dan tersier. Selalu biasakan menabung untuk masa tua.

  • Kecerdasan Mengembangkan Uang

Yang dimaksud dari kecerdasar mengembangkan uang adalah kecerdasan dalam membuat uang itu lebih bertambah. Misal dengan berinvestasi, deposito, bermain saham.

Investasi paling baik adalah investasi yang kita pahami. Kenali terlebih dahulu potofolio diri kita sebelum memutuskan berinvestasi. Apakah termasuk korservatif yaitu menjaga nilai uangnya tetap utuh, atau moderat yaitu berani mengambil resiko.

  • Kecerdasan Melindungi Uang

Asuransi adalah salah satu langkah cerdas untuk melindungi uang yang kita miliki. Baik asuransi jiwa maupun asuransi kekayaan atau dana pensiun.

Dengan mendaftarkan asuransi, sebenarnya kita telah berusaha mengurangi resiko kerugian di masa yang akan datang terhadap banyak hal tak terduga yang bisa saja terjadi.

  • Kecerdasan Mencari Informasi

Nah, pada bagian ini generasi milenial pasti sangat mahir. Dengan mengandalkan gadget, kita bisa mengunduh banyak informasi . Seperti gadget yang menawarkan kemudahan mengunduh banyak informasi, Bank Danamonpun turut memberikan kemudahan dalam mengelola keuangan untuk generasi milenial.

Membuat rekening hanya dengan bermodal kuota dimanapun, tak perlu repot datang ke Bank, merupakan salah satu fasilitas yang diberikan Danamon. Cukup dengan mengunduh aplikasi D-Bank Registration dan D-Bank di App Store, kamu bisa membuka rekening di Bank Danamon. Canggih ya, milenial banget.

dokpri
dokpri
Nah, untuk kita generasi milenial yang pengen banget punya rumah, yuk nabung dari sekarang dengan membuka rekening di Bank Danamon. Selain menyediakan kemudahan membuka rekening, Bank Danamon juga menawarkan Tabungan D-save yaitu salah satu produk tabungan dalam mata rupiah yang dikeluarkan oleh PT Bank Danamon Indonesia Tbk yang diperuntukan khusus bagi nasabah perorangan dengan dilengkapi fitur murtiple sub-account sehingga dapat mempermudah nasabah dalam mengatur kebutuhan pengeluaran bulanan seperti kebutuhan financial jangka panjang.

Tabungan D-save terdiri dari dua produk tabungan:

  • Tabungan D-Save (Product code 455)
  • Tabungan D-Save Plus ( Procut code 456)

Nah, apa saja sih keuntungan dari D-Save. Diantaranya:

  • Persyaratan pembuatan rekening yang mudah
  • Bebas biaya administrasi bulanan
  • Bebas biaya Tarik tunai, cek saldo, dan transfer online antar bank melalui ATM jaringan PRIMA/ATM BERSAMA/ALTO, masing-masing 10x dalam sebulan
  • Bunga berjenjang yang lebih tinggi sesuai saldo penempatan anda
  • Proses pembukaan rekening tabungan D-Save dan D-Save Plus kapan saja dan di mana saja tanpa harus datang ke kantor cabang melalui aplikasi mobile banking danamon yaitu D-Bank
  • Fitur transaksi terkini melalui internet banking danamon yaitu danamon online bangking dan aplikasi D-bank.

Generasi milenial, mari patahkan pendapat banyak orang tentang sulitnya memiliki rumah untuk bagi generasi milenial dengan melakukan financial planning yang baik. Dan gunakan D-Save untuk partner financial planning kamu. Menabung, D-Save aja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun