Mohon tunggu...
Bila Sepya
Bila Sepya Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya menyukai karya tulis ilmiah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mangrove sebagai Pelindung Pantai

9 Juni 2024   10:00 Diperbarui: 9 Juni 2024   10:21 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Berdasar laman resmi Kementrian Kelautan dan Republika Indonesia, abrasi adalah proses dimana terjadi pengkikisan tanah di daerah pesisir pantai yang disebabkan oleh ombak dan arus laut yang terlalu besar dan bersifat merusak. Pengkikisan terjadi karena adanya pengaruh dari air sungai dan hujan. 

Abrasi juga biasa disebut erosi. Abrasi dapat terjadi karena aktivitas arus laut, gelombang laut, dan pasang suru air laut. Akibatnya, abrasi dapat merusak daerah pesisir pantai, dan aktivitas penduduk sekitar menjadi tidak maksimal dan berdampak pada perekonomian warga sekitar pesisir pantai. Hal ini dapat dicegah dengan berbagai cara yang salah satunya adalah menanam tumbuhan bakau di tepi pantai.

Menurut United Nations Environment Programme (UNEP), mangrove adalah ekosistem pesisir tropis dan subtropis yang didominasi oleh berbagai jenis tumbuhan, seperti Rhizopora, Avicennia, dan Sonneratia. 

Mangrove memiliki peran penting dalam menjaga keberlangsungan hidup masyarakat pesisir, mengurangi dampak bencana alam, dan menyediakan habitat bagi berbagai jenis flora dan fauna. Selain itu mangrove juga berperan sebagai penyerap karbon, yaitu dengan menyerap karbon dioksida yang berasal dari atmosfer yang kemudian dapat mengurangi efek dari perubahan iklim. 

Mangrove juga merupakan tempat dari berbagai spesies flora maupun fauna. Indonesia sendiri menjadi wilayah dengan persebaran mangrove terbesar didunia. Hutan mangrove yang ada di Indonesia adalah seluas 3,3 juta hektar yang tersebar diberbagai pesisir pulau Indonesia yaitu Sumatra, Kalimantam, Sulawesi, Papua, dan pulau lainnya.

Hutan mangrove membentuk zonasi diantara yaitu coastal zone , middle zone, dan inland zone. Coastal zone adalah daerah yang dipengaruhi oleh gelombang karena zona ini berada pada bagian terluar dan berhadapan langsung dengan perairan serta memiliki topografi pantai yang terjal.

 Middle zone adalah daerah yang dipengaruhi oleh gelombang dan angin karena terletak berhadapan langsung dengan perairan, namun memiliki topografi yang landai. Inland zone merupakan daerah yang terlingdung dari pengaruh gelombang dan angin serta memiliki topografi yang landai.

Watson dalam Kartawinata dkk., 1979 menjelaskan bahwa terdapat lima kelas genangan air dengan berbagai jenis tumbuhan mangrove disetiap genangannya. Pertama ada all high tides, yaitu kawasan pantai yang digenangi air setiap pasang. Tidak banyak mangrove yang mampu hidup di all hight tides kecuali Rhizophora mucronata. 

Selanjutnya ada medium high tide yaitu kawasan pantai yang digenangi oleh air pasang agak besar, disini adalah tempat bertumbuhnya mangrove jenis Avicennia sp. dan Sonneratia sp. Normal high tide yaitu kawasan pantai yang digenangi oleh air pasang rata-rata. 

Normal high tide adalah tempat dimana sebagian besar jenis mangrove tumbuh, diantaranya ada Rhizopora mucronata, Rhizophora apiculate, Ceriops tagal dan Bruguiera parviflora. Kawasan selanjutnya ada spring tides  yaitu kawasan pantai yang digenangi oleh air pasang perbani. 

Disini dapat ditumbuhi Bruguiera cylindrica, hingga Bruguiera parviflora dan Brugiera sexangular. Kawasan terakhir adalah exceptional of equinoctial tides yaitu kawasan pantai yang jarang digenangi oleh pasang tertinggi. Pada Kawasan ini Bruguiera gymnorrhiza tumbuh dengan baik.

Hutan mangrove memiliki struktur yang bekerjasama dalam menciptakan ekosistem yang penting untuk pesisir. Selain itu struktur ini mampu menyediakan habitat bagi berbagai spesies juga dapat memberikan manfaat ekologis dan keberlangsungan hidup masyarakat sekitarnya. 

Struktur yang pertama adalah pohon mangrove itu sendiri yang merupakan komponen utama pada sebuah hutan mangrove. Mengapa menjadi komponen utama ? karena pohon-pohon mangrove memiliki akar yang kuat yang mampu menahan tanah saat terjadi pasang surut air laut. Struktur selanjutnya adalah semak belukar. 

Meskipun ukurannya lebih kecil dibanding pohon-pohon mangrove, vegetasi semak belukar memiliki peran yang penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem mangrove dan manfaat lainnya untuk lingkungan pesisir salah satunya adalah menyerap karbon dioksida dari atmosfer. 

Selanjutnya adalah struktur palem-paleman yang memiliki berbagai fungsi yaitu dapat menjaga stabilisasi tanah, penyedia habitat berbagai jenis fauna termasuk burung maupun reptil, pencegahan abrasi, dan menyaring air sehingga menjaga kualitas air dalam ekosistem mangrove. 

Struktur yang terakhir adalah epifit. Epifit merupakan tanaman yang tumbuh di permukaan tanaman lain namun tidak bersifat merusak. Dalam hal ini epifit biasanya tumbuh pada batang atau cabang dari pohon mangrove dan palem-paleman. Epifit berperan dalam menjaga keanekaragaman hayati juga kestabilan ekosistem mangrove.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi ekosistem mangrove yang pertama adalah salinitas. Salinitas berpengaruh pada laju pertumbuhan, daya tahan, dan zonasi spesies mangrove. Faktor selanjutnya adalah kondisi tanah yang ada di hutan mangrove. Lalu ada suhu yang berpengaruh pada penguraian daun mangrove. 

Selanjutnya adalah derajat kemasaman atau biasa disebut pH. pH yang tinggi pada ekosistem mangrove mendukung organisme pengurai dalam menguraikan bahan organik yang jatuh di daerah mangrove. Faktor terakhir yang dapat mempengaruhi ekosistem mangrove adalah zat hara dan curah hujan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun