Kiyai Haji Ahmad Dahlan, ketika ditanya oleh salah seorang muridnya berkenaan dengan Islam. beliau menjelaskannya dengan cara yang sangat "unik". Belaiu mengambil sebuah biola lalu memainkannya.
Setelah selesai memainkan biola tersebut beliau bertanya pada muridnya, bagaimana suara biola yang baru saja saya mainkan ? para muridnya menjawab bahwa suaranya sangat merdu, serasa damai dan menentramkan.
Kemudian salah seorang murid KH. Ahmad Dahlam meminta izin untuk mencoba memainkan biola tersebut, dan ketika ia mulai memainkannya suara yang dihasilkan oleh biola tersebut terdengar tidak beraturan dan "aneh".
KH. Ahmad Dahlan menjelaskan bahwa demikianlah agama, apabila kita tidak mempelajarinya dengan baik, maka akan terasa tidak nyaman baik untuk diri sendiri maupun lingkungan. Akan tetapi apabila dipelajari, dipahami dan diamalkan dengan baik, maka agama tersebut akan membawa kedamaian dan ketentraman baik untuk diri sendiri maupun lingkungan.
Melihat kisah tersebut tentunya kita akan semakin memahami bahwa beragama haruslah dilandasi oleh "pengetahuan dan pemahaman" yang mendalam tentang agama itu sendiri, bukan hanya ikut-ikutan karena orang tua memeluk agama tersebut ataupun karena mayoritas lingkungan kita memeluk agama tersebut.
Keimanan haruslah dilandasi dengan ilmu. Dan akan sangat menyedihkan apabila kita melihat kondisi saat ini, bahwa sebagian besar anak dan remaja kita tidak memiliki pemahaman yang mendalam tentang agamanya.
Dalam sebuah acara di stasiun televisi, ketika itu dalam suasana Romadhon. Pada saat itu, host dalam acara tersebut mewawancarai setiap orang yang ditemuinya diberbagai tempat seperti ditaman, dijalan, disekolah dll.
Hal yang sangat menyedihkan, sebagian besar pemuda yang diwawancarai tidak memahami pertanyaan dari host dalam acara tersebut. Ketika itu, si host bertanya tentang "qodho".
Beragama bukan hanya sekedar mengetahui "dasar" atau bentuk "fisik" dari agama tersebut, Beragama yang hanya bertumpu pada bentuk "fisik" atau ritual-ritual saja tanpa mengajarkan dan memahami hikmah dari ajaran tersebut, maka agama tersebut akan terasa "kering", dan lama-kelamaan pengikutnya akan meninggalkannya tanpa ada perasaan "dosa".
"Kekeringan" dari memahami tujuan beragama membuat seseorang menjadi "kebal" dari rasa berdosa. Oleh karena itu didalam mempelajari dan memahami ajaran agama, kita tidak boleh berhenti dalam "tahap" teks atau ritual-ritual saja. Melainkan kita harus terus mempelajari dan memahaminyanya hingga ke tahap "ma'rifat" dan hikmah.
Allah swt. berfirman :
"Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya ketaqwaan. Dan janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan menyerahkan diri."
Love for all hatred for none
Muslim Ahmadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H