Disclaimer: Ini bukan Raditya Dika beneran ya, hanya membayangkan, seandainya Raditya Dika ditanya tentang Fergi Time kira – kira gimana jawabannya.
B (Bolarena): Apa kabar bang? Katanya lagi sibuk bikin film ya?
R (Raditya Dika): Iya nih. Lo gimana? Masih jomblo aja?
B: Ya elah bang, ga usah diungkit disini juga kali.
R: Makanya lo move on dong! Pake tuh roll on, biar ga bau jadi bisa dapat cewe.
B: Oke bang, makasih sarannya. Lanjut nih bang, abang kan suka main futsal katanya, ngerti istilah bola ga bang?
R: Kalau istilahnya sama kayak di dunia elang sih tahu.
B: Abang tahu Fergie Time ga?
R: Hmmm..
B: Bang?!
R: Hngggg…
B: Bang, jangan ngeden disini bang. Tuh jamban di ujung lorong!
R: Eh iya maap. Ape pertanyaannya tadi?
B: Abang tahu Fergie Time ga?
R: Tahulah. Itu tuh gini. Kan main bola harusnya 90 menit terus ditambah dengan perpanjangan waktu. Nah disebut Fergie Time kalau perpanjangan waktunya lebih dari seharusnya, biasanya terjadi kalau MU sedang kalah. Normalnya perpanjangan waktu itu cuma 1-2 menit kalau ga terjadi kejadian – kejadian aneh selama pertandingan. Tapi kalau MU lagi kalah, bisa sampai 4-5 menit. Bahkan pernah yang harusnya added time cuma 4 menit, jadi 6 menit. Dan MU nyetak gol setelah 4 menit itu. Kalau ga salah itu golnya Owen di derby (melawan Manchester City – red.) tahun 2009.
B: Mmmm..
R: Simpelnya gini deh. Misalnya lo punya pacar. Gw tahu lo jomblo, tapi misalnyaaaa. OK? Terus lo telponan sama pacar. Nah, kita umpamakan gol sebagai saat telponnya ditutup. Waktu 90 menit abis tuh kayak pas lo bilang, “oke deh yank, udahan dulu ya telponannya”. Added time itu “oke deh. | Daaaah. | Daaaah.” lalu telponnya ditutup. Kalau dadah-dadahannya lebih panjang dari biasanya, “oke yank. | I love you. | Love you too. | Met bobo ya, yank. | Mimpi indah” nah itu yang disebut Fergie Time. Yang lebih parah lagi kalau pake “tutup dong telponnya. | Kamu aja duluan. | Kamu. | Kamu dong sayang, kan aku duluan yang nelpon. | Kamu aja, aku ga tega nutup telpon kamu. | Kamu aja yank, aku kan cinta kamu. | Aku kan juga cinta kamu, jadi kamu aja yang tutup telponnya. | Enggak yang, udah kamu aja. |”. Itu mungkin gol nya Owen yang tadi dah gw sebut.
B: Oooo gitu yang bang. Oke ngerti gw bang!
R: Kayak pernah telponan sama pacar aja, sok ngerti deh lo!
B: Hehehe. Doain aja bang. Makasih ya, bang. Semoga sukses filmnya dan semoga muka lo ga sengenes itu lagi.
R: -oo-
Tambahan: Menurut statistik, Fergie Time itu ga hanya berpihak pada Manchester United, tetapi juga tim – tim besar lainnya, seperti Arsenal, Manchester City, Chelsea dan Tottenham. Jadi mengapa istilahnya Fergie Time? Mungkin karena Manchester United banyak mencetak gol di menit – menit akhir pada pertandingan yang menentukan, yang tak terlupakan oleh fans MU pastinya gol Solskjaer di Final Liga Champions 1999. Sedikit sekali MU kebobolan di Fergie Time ini. Salah satunya adalah saat Porto, yang saat itu dimanajeri Mourinho, mengalahkan MU di babak perempat final Liga Champions, lewat sebuah gol dari Costinha. Satu alasan lain mengapa disebut Fergie Time adalah karena aksi Sir Alex Ferguson yang selalu melihat – lihat bahkan menunjuk – nunjuk jam tanganya saat waktu 90 menit hampir/sudah habis. Alasan lainnya bisa juga karena banyaknya jumlah suporter pembenci MU. Anyway, apapun alasannya, sudah mengerti kan definisinya sekarang?
(Artikel ini ditulis ulang dalam rangka mengenang pensiunnya Sir Alex Ferguson. Artikel ini sudah pernah diterbitkan di Bolarena)
Ditulis oleh Bikha Crasanai, penulis sepak bola di Bolarena, sebuah portal sepak bola yang mengajak semua untuk melihat sepak bola dari berbagai aspek.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H