Ada apa hingga NH masih tetap ngotot ingin jadi Ketua PSSI? Ada apa juga hingga NB membela mati-matian NH hingga ia perlu menyusun strategi, dan menyusun lagi, dan berkelit lagi demi NH menjadi Ketua PSSI? Sebegitu sexy nya kah PSSI itu? Jika memang sexy, sexy yang seperti apa hingga NB dan NH seperti tergila-gila dengan pengurusan PSSI ini?
Dari banyak orang awam yang saya temui hampir semuanya berpendapat, sebaiknya kedua orang ini mundur dengan terhormat. Lupakanlah PSSI. Mau apapun sangsi FIFA terhadap PSSI semua orang lebih berpendapat tidak perduli. Dan semuanya juga berpendapat, tidak masalah mendapat sangsi FIFA asal PSSI mendapat tokoh pengurusan yang baru, yang perduli pada transparansi, kejujuran, dan kemajuan PSSI di masa datang.
Cukup. Toh selama waktu yang telah diberikan pengurusan ini memang tidak dapat membuktikan kemampuan untuk mendulang prestasi. Justru korupsi dan desas-desus miring seperti perjudian terselubung dan pengaturan hasil pertandingan yang santer terdengar. Jelas sikap-sikap demikian sangat mengecewakan dan menyakitkan rasa sportivitas pencinta sepakbola.
Banyak orang mengatakan, kongres PSSI tidak akan ricuh kalau saja NH dan NB dengan besar hati menyatakan pegunduran dirinya, tegas menyatakan tidak ingin dicalonkan atau terlibat lagi dalam pengurusan PSSI. Selesai. Pemilihan Ketua dan lanjutan program-program PSSI niscaya akan berjalan lancar seperti yang diharapkan oleh masyarakat umum.
NH dan NB, anda-anda haruslah berani melupakan ke-sexy-an PSSI. Semakin kalian ngotot dengan segala macam trik, strategi, dan kebohongan publik, semakin besar pula anti pati masyarakat terhadap kalian. Itu yang saya tangkap dalam setiap pembicaran dengan masyarakat yang umumnya menginginkan perubahan dan pembersihan PSSI. Di era demokrasi dan kebebasan pers ini tidak mudah menyembunyikan fakta dari kepedulian masyarakat. Semua tahu, informasi begitu mudah dan cepat didapat, diakses, serta disebarkan. Sebuah anti pati besar bisa cepat terbentuk oleh sebuah pemberitaan yang berdasarkan fakta yang begitu mudah untuk dibuktikan. Layaknya efek bola salju, semakin digulirkan, bentuknya akan semakin besar, dan masyarakat akan semakin anti pati.
Orang amerika bilang, honey moon is over. Lupakan masa-masa indah atau jaman keemasan yang pernah dilalui bersama PSSI. Saat ini jelas masyarakat menginginkan perubahan. Pada dasarnya perubahan itu demi kebaikan PSSI dan pastinya memiliki unsur mendidik bagi masyarakat awam. Dengan kasus ini masyarakat menjadi lebih mengerti bahwa ternyata ada statuta FIFA yang harus diikuti PSSI. Bahwa ternyata merubah statuta FIFA dapat menimbulkan kericuhan berkepanjangan dan bertendensi pelanggaran hukum, kedisiplinan, dan sportivitas olahraga.
Belum terlambat untuk mundur, disaat ini jasa-jasa anda bagaimanapun masih memiliki arti dalam kancah sepakbola Indonesia. Jika anda mundur terhormat, anda adalah kesatria olahraga Indonesia. Semoga Menpora atau Presiden bersedia mempertimbangkan bintang jasa yang tepat untuk diberikan bagi pejuang olahraga seperti bapak-bapak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H