*Â Â *Â Â *
Berakhirnya tayangan video di enam layar lebar ditandai dengan gemuruh tepuk tangan dan meningkatnya intensitas penerangan di dalam Hall Convention Center. Diantara kerumunan pengunjung yang tengah menikmati hidangan lezat pemecah kekakuan, di salah satu sudut hall itu, dua pria berpenampilan kelas atas nampak jelas dilindungi keamanannya oleh beberapa body guard yang mengitarinya. Dari kejauhan kedua pria ini terlihat tengah terlibat dalam percakapan serius. Beberapa meter di kanan-kiri mereka, dua pemuda yang sejak awal acara sudah mengamati mereka, berusaha berdiri dekat dalam radius jangkauan alat penyadap yang menempel di tubuh mereka. Kedua pemuda itu terkesan pengunjung biasa. Meski sebenarnya keduanya adalah pemuda terlatih yang tengah terlibat dalam operasi pengintaian. Dalam pengintaian ini, mereka bersikap disiplin mengikuti gerak-gerak standar dalam prosedur untuk saling melindungi satu sama lain. Dalam kode-kode tertentu mereka bergerak memutari objek, bergantian mengawasi situasi bahaya dari belakang kawan dan disaat yang sama juga mewaspadai gerak-gerik objek termasuk gerak-gerik body guard yang ada di seputar mereka.
"Bagaimana dengan paket terakhir?" tanya pria berpostur gemuk pendek yang terlihat seperti keturunan dari Asia Utara sambil memandang tajam ke pria di sebelahnya.
"Sudah tiba, butuh waktu 5 jam untuk seluruh proses implantasinya, diperkirakan besok pagi akan dikirim ke gudang anda" jawab pria berpostur atletis sambil balas memamandang dengan ekspresi meyakinkan.
"Baiklah, artinya kita tetap ada dalam jadwal distribusi...."
"Ya..., tapi perlu diingat Tan, saat distribusi, cell phone itu harus benar-benar diterima langsung oleh setiap anggota eksekutif dan legislatif.."
"Jangan kuatir, distribusi akan dimulai besok pagi, semua perencanaan akan dilaksanakan sesuai prosedur yang telah kita sepakati.." Tan berusaha meyakinkan si pria atletis itu.
"Kami akan mengamati distribusi itu dalam 48 jam ke depan. Setelah seluruh userID diaktivasi, dan dapat kami yakini dari  pusat pengendali kami, kita akan bertemu kembali terkait pembicaraan tentang pembagian kepentingan.."
"Saya tidak menjanjikan lebih dari kesepakatan kita, Mr. Brata..." Tan bersikap diplomatis. Brata hanya meliriknya sebentar, kemudian mengalihkan pandangannya pada sosok pemuda yang berdiri beberapa meter disampingnya. Sebagai pemain dalam sindikat international ia sudah terlatih dengan gerak-gerik bahasa tubuh yang mencurigakan. Brata melangkah ke kanan mendekati pemuda yang terlihat membelakanginya. Perubahan situasi ini membuat pemuda yang satunya bertindak sigap dengan menekan tombol yang ada pada cincin di jari tengahnya. Tombol itu mengaktifkan gerakan mekanis dalam kotak kecil hitam yang direkatkan di punggung, menyebabkan sengatan kejut halus pada rekan yang membelakanginya. Saat itu pula pemuda yang ada di kanan membalik dengan tiba-tiba, menabrak dan menumpahkan minumannya ke kemeja Brata.
Catatan: Ini adalah fiksi, nama-nama tokoh, lokasi dan produk digunakan hanya untuk keperluan karakter cerita saja, tidak mewakili keadaan sebenarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H