Mohon tunggu...
Bijogneo Bijogneo
Bijogneo Bijogneo Mohon Tunggu... profesional -

Menulis, membaca, mengomentari, dikomentari, ok-ok saja. http://bijogneo.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Aku

17 Mei 2010   07:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:09 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Aku pria, umurku sekitar 45 tahunan. Tinggiku sekitar 170 sentian, dan beratku....sekitar 180 kilogram. + Wow? Ya.., tentu sajalah aku mengalami banyak hal-hal yang tidak dialami oleh kebanyakan kalian, yang umumnya berberat badan di bawah 80 kilograman. Suatu hari, sebagaimana biasanya setiap tahunnya, aku dijadwalkan melakukan general check up. Ketika proses check up akan berjalan, aku masuk kedalam ruang tunggu  hampir semua mata peserta check up tertuju padaku. Aku tidak tahu apa yang ada di benak mereka, tapi yang jelas dalam perkiraanku kemungkinan mereka sedang membandingkan kualitas kesehatan mereka dengan diriku. Untuk itu aku tetap menjaga keramahanku pada mereka dengan melemparkan senyum dan menyapa "Hai..., hai..., hai...." Tentu saja check up ini dimulai dengan penimbangan badan. Sesaat suster yang akan menimbangku terlihat bingung, bagaimana tidak? angka maksimum ditimbangan itu hanya sampai 120 kilogram, jauh di bawah 180 kilogram berat badanku yang kusebutkan. Karena suster ini masih terlihat bingung, dan kuatir mengatakan sesuatu yang membuatku tersinggung, akupun berinisiatif memberitahunya. Suster itupun mulai tersenyum dan segera menuju satu tempat dan kembali bersama pembantu suster dengan membawa timbangan satu lagi. Aku lalu berdiri dengan masing-masing kaki di atas dua timbangan itu. Masing-masing timbangan itu menunjukkan angka 90 kilogram! Suster itu kemudian tersenyum renyah, sambil menuliskan berat badanku 2 X 90 kilogram. Setelah beberapa test dilakukan, tibalah saatnya menunggu giliran treadmill. Aku dan peserta lain memperhatikan, satu persatu peserta melakukan treadmill bergantian berjalan dengan lancar, sampai dengan giliranku. Aku dipanggil, masuk ke dalam ruangan dan naik ke alat treadmill itu  "kreeeettt...." itu bunyi alat treadmill yang kunaiki. Baru beberapa menit aku melakukan jalan cepat, tiba-tiba suster menghentikan alat itu, memintaku turun dan kembali ke ruang tunggu. Setelah giliranku, giliran berikutnya belum juga dipanggil-panggil, sangat tidak seperti sebelumnya yang bergiliran dengan lancar. Penasaran, akupun mengintip melalui jendela kaca ke dalam ruangan treadmill itu. Aku melihat beberapa teknisi tengah sibuk memperbaiki alat treadmill yang tadi aku naiki. Kantorku berada di daerah three in one seputar Sudirman. Satu hari aku tidak bisa tiba di kantorku sebelum 6.30, supaya aku tidak terlalu terlambat, aku sengaja memarkir mobil ku di satu gedung yang bisa kucapai diluar jalur three in one. Dari situ aku berinisiatif naik ojek yang melalui jalan gang dan dapat menjapai gedung kantorku dalam beberapa menit saja. Setibanya di pangkalan ojek, beberapa tukang ojek kelihatan sibuk dan pergi meninggalkan pangkalan, yang lain kelihatan tidak perduli, dan berusaha menawarkan jasanya pada orang lain seperti tidak menyadari kehadiranku. Setelah coba menegur beberapa-kali, tukang ojek terakhir akhirnya menyampaikan pikirannya dengan cara yang hati-hati. "Pak maaf ya, beberapa waktu lalu ojek yang bapak tumpangi rusak berat setelah mengantar bapak..., jadi nampaknya motor saya tidak dirancang untuk seberat bapak, lagian bahaya juga pak, salah-salah kita bisa terjungkang kebelakang pak....?" hem bener juga pikirku... yah taxi sajalah. Aku pun berlalu dan berusaha menghentikan taxi di pinggir jalan. Beberapa saat kemudian  sebuah taxi berhenti disamping trotoar tepat dimana aku berdiri, aku lalu membuka pintu belakang taxi, dan berusaha masuk..., tepat sesaat aku duduk, taxi miring ke kiri belakang dan ....GUBRAAAKKK...pintu kiri belakang yang masih terbuka, bagian bawahnya membentur trotoar, tersangkut, dan tentu saja tidak dapat ditutup lagi..., seketika supir taxi menjadi panik, beberapa orang yang melihat berusaha membantu dan yang lain terlihat senyum-senyum sambil menonton..dan tentu saja kemacetan langsung terjadi...karena cukup lama waktu yang diperlukan untuk aku bisa keluar dari pintu yang satu lagi....waduh.... Begitulah cerita temanku tentang temanku yang lainnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun