Mohon tunggu...
Bijogneo Bijogneo
Bijogneo Bijogneo Mohon Tunggu... profesional -

Menulis, membaca, mengomentari, dikomentari, ok-ok saja. http://bijogneo.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

DPR Gelut Jangan Kehilangan Otak

2 Maret 2010   20:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:39 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_84975" align="alignleft" width="400" caption="Gambar dari MetroTV"][/caption]

Ricuh di akhir sidang Paripurna kemarin (2 Maret 2010) menambah panjang daftar gelut DPR.

Pada tanggal 16 Maret 2005, dalam rapat paripurna DPR RI yang membahas kenaikan harga BBM akhirnya ricuh, mengalami kekacauan dan terjadi aksi saling dorong sehingga suasana tidak bisa dikendalikan. Rapat paripurna yang dipimpin Ketua DPR Agung Laksono, nyaris menjadi arena adu jotos. Saling tarik-menarik tangan anggota DPR juga mewarnai suasana kericuhan. Dua anggota DPR, terjatuh, ketika terjadi kericuhan di depan pimpinan sidang. Gatra.Com - Anggota DPR Nyaris Adu Jotos.

Empat tahun kemudian di gedung yang sama, dua angota DPR yang terhormat berhadap-hadapan saling berteriak dan hampir terjadi insiden adu jotos dalam rapat kerja Komisi I DPR dengan Menteri Pertahanan (Menhan) yang membahas RUU Rahasia Negara di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, 16 September 2009.

Beberapa bulan kemudian dari insiden terakhir ini, masih di gedung yang sama, pada Rabu, 06 Januari 2010 dalam Rapat Panitia Angket kasus Bank Century yang memeriksa Mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia Maman H. Soemantri dan Maulana Ibrahim serta Mantan Direktur Pengawasan Bank I Bank Indonesia, Rusli Simanjuntak, terjadi insiden adu mulut antara pimpinan Panitia Angket, Gayus Lumbuun, dan anggota Panitia Angket, Ruhut Sitompul.

Petikan berita di atas merupakan beberapa contoh insiden sebagai akibat luapan emosi dari sebagian orang yang tidak dapat dibendung lagi.

Tidak banyak orang atau kelompok orang atau bahkan mungkin bangsa yang mampu menahan emosi saat berada dalam situasi di bawah tekanan dominasi pihak lain.

Tekanan dominasi seseorang sebenarnya bertujuan memenangkan persengketaan menurut arah pemikirannya sendiri dan yang dianggapnya paling benar, atas dasar argumentasi yang menurutnya paling kuat. Dengan anggapan itu seseorang atau kelompok yang mendominasi akan mempersempit ruang diplomasi ataupun negosiasi dengan pihak yang berhadapan.

Jika sikap dominasi ini semakin nampak terang-terangan, atau semakin meninggalkan ruang diplomasi dan negoisiasi, maka pihak yang berhadapan akan merasa berada pada posisi yang terdesak dengan argumentasi yang melemah, yang belum tentu karena isinya tetapi lebih karena tekanan.

Dalam situasi ini bisa terjadi beberapa kemungkinan dengan tahapan sebagai berikut:

  1. Bisa terjadi kedua belah pihak akan diam untuk masa tenang
  2. Atau salah satu langsung diam dan mundur
  3. Seringkali pihak yang terdesak menaikkan tingkat dominasinya, ini adalah awal emosi mulai naik kepermukaan
  4. Jika demikian, adu argumentasi dengan tingkat dominasi serta iklim emosi tinggi, kedua-duanya saling berbicara tetapi tidak saling mendengarkan
  5. Selanjutnya kemungkinan besar yang terjadi adalah kontak fisik untuk memaksa pihak yang berhadapan mendengarkan
  6. Jika kontak fisik terjadi maka dapat menimbulkan kebuntuan solusi jika tidak ada pihak ketiga yang menengahi

Berikut saran untuk mengatasi suasana emosi dalam sidang paripurna DPR:

  1. Persiapkan dengan baik perlengkapan IT, materi sidang, ring tinju dan sarung tinju ukuran XL
  2. Selalu mengawasi peserta sidang yang jelas-jelas bermaksud mericuhkan suasana sidang atau ingin tampil di atas cat walk
  3. Tentukan pimpinan sidang yang siap memimpin kericuhan
  4. Tetapkan penggunaan waktu yang  seefektif mungkin dalam menyampaikan argumentasi, pinggirkan anggota yang bermaksud berlama-lama bicara atau disorot kamera
  5. Redam keinginan anggota yang bermaksud mencari perhatian umum atau pers
  6. Mengingatkan anggota agar tidak bersikap sok jadi selebritis
  7. Mengingatkan anggota agar intonasi suara biasa-biasa saja, jangan dibuat-buat seperti lagi casting
  8. Usahakan tidak menunjuk atau mengepalkan tangan, atau bergaya preman, khususnya kepada pihak pelobi, ini dapat merendahkan martabatnya
  9. Jangan memaki-maki atau menyebut-nyebut nama binatang dalam ruang sidang, ini bukan pelajaran biologi
  10. Dalam situasi gaduh, saat botol aqua berterbangan, berjongkoklah di bawah meja, safety first, dalam suasana dablek begitu jangan pula kehilangan otak, kasihan rakyatnya
  11. Jika terjadi perdebatan yang semakin sengit, pastikan memihak kepada yang bakal berkuasa, ini demi masa depan partai dan pribadi
  12. Jika sidang ditunda, cari siapa pelobinya, jangan berdiri jauh-jauh dari dia
  13. Jika dilobi, jangan sok jual mahal, kesempatan cuman datang satu kali
  14. Akhiri sidang dengan keyakinan, kursi aman, kantong aman, rekening aman, KPK aman

Semoga dengan tips sederhana ini, insiden sesama rekan atau pihak yang berhadapan dapat dihindari, dengan demikian kehidupan sosial pun dapat dipertahankan dan menjadi lebih baik dampaknya ke masyarakat luas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun