Jika anda berada di lantai dasar dan ingin naik ke lantai teratas gedung yang tingginya 508 meter, dan tiba disana hanya dalam waktu kurang dari satu menit, saat ini hanya bisa terjadi di The Taipei Financial Center. Lift gedung ini mempunyai kecepatan maksimum 1,010 meter per menit (60.6 km per jam), hampir 3 kali kecepatan lift Wisma 46 Kota BNI yang tinggi gedungnya hanya 250 m.
Kecepatan elevator 60.6 km per jam (1,010 meter per menit) ini adalah rekor dunia sebagaimana yang tercatat dalam Guinness World Records edisi 2006.
Kecepatan ini bisa tercapai karena elevator dilengkapi sejumlah peralatan hasil produksi teknologi tinggi.
Bergerak dengan kecepatan ini, konstruksi elevator haruslah dilengkapi dengan perangkat pengaman khusus seperti bantalan (bearing) yang tahan hingga temperature melebihi 1000°C. Selain itu, tentu saja dilengkapi dengan peralatan sistem pengendalian yang mampu meredam getaran termasuk getaran electromagnetic yang timbul akibat kecepatan tinggi tersebut. Teknik ini membuat elevator dapat dioperasikan tanpa suara yang berisik.
Perangkat lain yang juga penting adalah system pengendali tekanan di lorong konstruksi elevator. Tinggi lorong konstruksi elevator The Taipei Financial Center adalah 388 meter. Saat elevator bergerak naik kecepatannya bisa mencapai 1,010 mpm ditempuh dalam 38 detik, dan saat bergerak turun maksimum kecepatan adalah 600 mpm yang ditempuh dalam 48 detik. Perbedaan tekanan atmosfir antara lantai berangkat dan tujuan adalah 48 hPa atau 0.047 atm (atmosfir standar). Sistem ini berfungi mengendalikan tekanan agar kenyamanan tetap dirasakan meski perubahan tekanan secara mendadak terjadi.
Kapsul pada Elevator dirancang dengan bentuk yang aerodinamis sehingga pada kecepatan tinggi udara dalam lorong elevator dapat ditembus secara halus dan tidak menimbulkan suara yang berisik sebagaimana yang terjadi pada elevator konvensional.
Dengan meningkatnya pembangunan gedung-gedung pencakar langit, maka kebutuhan elevator dengan kecepatan tinggi juga meningkat. Elevator masih tetap menjadi system transportasi vertikal di gedung pencakar langit metropolitan.
Mungkin karena telah menjadi kebiasaan sehari-hari, mereka yang bekerja atau tinggal di kota -kota metropolitan, yang dari waktu ke waktu bergerak dari satu lantai ke lantai lainnya dengan menggunakan elevator, hampir tidak memikirkan bagaimana cara kerjanya. Sampai suatu kejadian kecil seperti terjebak dalam lift saat arus listrik padam. Tetapi selain daripada itu, pertanyaannya adalah seberapa baikkah kerja peralatan pengaman yang dipasang pada konstruksi elevator?
Berikut adalah salah satu  model penjelasan yang diambil dari salah satu artikel di http://science.howstuffworks.com/elevator3.htm
Mungkin anda pernah menonton beberapa cerita film yang memperlihatkan suasana panik dan mencekam ketika kabel lift putus.  Lift seketika meluncur kencang ke bawah, beberapa kali membentur bagian-bagian lorong lift sebelum terjerembab hancur disertai ledakan dan bola api yang dahsyat saat terhempas di lantai dasar. Bahkan di Disney Land ada satu atraksi menguji keberanian pengunjung dengan menaiki elevator yang meluncur ke bawah seperti tak terkendali melewati 13 lantai.
Untungnya, elevator dalam dunia nyata memiliki banyak perangkat pengaman, sehingga hal semacam itu tidak pernah terjadi.
Dalam sistem elevator menggunakan kabel, kabel baja yang melewati sistem katrol (lihat 1), diikatkan pada bagian atas kabin elevator. Pengertian sistem katrol adalah katrol dengan permukaan yang beralur, terletak pada bagian pucak konstruksi elevator. Alur pada sistem katrol berfungsi menggenggam kabel baja (lihat 2). Jadi pada saat mesin listrik memutar sistem katrol, kabel juga ikut bergerak (lihat 3) dan kabin elevator juga bergerak (lihat 4). Kabel yang mengangkat kabin elevator juga dihubungkan dengan sistem kesetimbangan beban, yang menggantung pada sisi yang berlawanan dari sistem katrol. Kabin dan sistem kesetimbangan beban kedua-duanya meluncur pada sepanjang jalur rel baja.
Setiap kabel elevator dibuat dari kumpulan material baja yang panjang yang memlilit satu sama lain. Kabel ini sangat jarang bisa terputus tiba-tiba, apalagi dengan inspeksi yang regular dilakukan untuk mengamati tingkat keausannya. Kenyataannya meski kabel bajapun tetap saja bisa rusak. Jadi apa yang bisa terjadi selanjutnya?
Hampir semua katrol elevator didisain untuk beberapa pasangan kabel - totalnya antara empat dan delapan. Jadi meskipun satu kabel yang terputus, sisa kabel yang lain akan tetap dapat menahan kabin elevator ke atas. Sebenarnya meskipun hanya satu kabel yang tersisa akan tetap mampu menahan kabin elevator ini.
Safeties (Tambat Pengaman) dan Governor
Seandainya semua kabel ternyata terputus, bagaimana jadinya? Pada kondisi ini, secara otomatis tambat pengaman elevator (elevator's safeties) akan tertendang mengait ke klem yang ada di jalur rel baja. Tambat pengaman (Safeties) adalah sistem pengereman pada kabin elevator yang mencengkram kedalam klem yang ada di alur rel baja untuk jalur naik dan turunnya poros elevator (lihat 1).
Beberapa tambat pengaman menjepit rel tersebut, sementara yang lain mengarahkan ganjalan ke dalam lekukan yang ada di rel tersebut (lihat 2). Biasanya tambat pengaman di aktivasi oleh kecepatan mekanis governor.
Governor adalah katrol yang berputar ketika elevator bergerak. Pada keadaan governor berputar sangat cepat, gaya sentrifugal akan segera mengaktifkan sistem pengereman.
Di bagian dasar
Jika ternyata safeties (tambat pengaman) gagal berfungsi, kabin elevator bisa anjlok meluncur, tetapi bukan jatuh bebas. Terjadi hambatan sepanjang rel dan hambatan oleh tekanan dari bagian bawah kabin. Hambatan ini akan semakin memperlambat gerak kabin (anda akan merasakan lebih ringan dari kondisi normal). Saat terjadi benturan, kabin akan terhenti dan anda akan terpental ke lantai.
Dalam kasus ini, ada dua hal yang akan membalkan benturan. Pertama, waktu terjatuh, kabin elevator akan memampatkan udara di bagian dasar lorong poros elevator, pengertiannya hampir sama dengan kerja piston pompa sepeda ketika ditekan. Tekanan udara akan memperlambat gerak turunnya kabin elevator. Kedua, kebanyakan elevator memiliki peredam getaran juga pada bagian dasar porosnya - biasanya berupa piston dengan silinder yang berisi minyak. Kondisi inilah yang menhindarkan benturan yang fatal (lihat 2).
Jika semua alat pengaman ini ada ditempat yang semestinya, dan inspeksi secara teratur dilakukan, serta perawatan dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang berlaku, maka anda akan punyai kesempatan luar biasa untuk selamat jika menghadapi kecelakaan elevator.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H