Kita tahu bahwa sudah  Lebih dari enam bulan , dimana Donald Trumpmengalami kekalahannya dalam pemilihan November, Oleh karena itu mantan Presiden Amerika Serikat Trump masih mengklaim kemenangan, sehingga menyebut pemilihan itu sebagai "kebohongan besar," walaupun sudah dilakukannya  penghitungan ulang hak suara dan tuntunan hukum , dengan hasil yang samaÂ
Â
Walaupun setiap negara bagian telah mengesahkan hasilnya, Senat negara bagian yang yaitu  Republik di Arizona telah melakukan penghitungan ulang dan audit penuh atas surat suara dan mesin pemungutan suara di Maricopa, daerah terbesar di negara bagian itu . Presiden Biden memenangkan county, benteng lama Partai Republik, dengan 45.109 suara, dan dia memenangkan negara bagian dengan 10.457 suara. Pada saat yang sama, Demokrat juga meraih kursi Senat AS dari Arizona.
Dengan panggilan tuntutan  pengadilan, Senat negara bagian memiliki 2,1 juta surat suara dimana hampir 400 mesin pemilihan itu dierahkan untuk diaudit oleh perusahaan yang termasuk salah satu CEO yang mempromosikan teori kecurangan pemilihan setelah pemilihan. Maka dari itu Dewan pengawas daerah mayoritas Republik dengan keras menolak tindakan tersebut dan menunjuk ke beberapa audit surat suara dan mesin yang telah diselesaikan Arizona yang tidak menemukan masalah.
Â
Karena khawatir akhirnya pejabat pemilu dan pakar ahli  melihat bahwa  tindakan yang diambil oleh Arizona Republicans tidak mempercayai hasil yang disertifikasi dapat menjadi contoh bagi partisan yang ada di negara bagian lain dan pada akhirnya dapat merusak kepercayaan orang Amerika dalam pemilu. Timbul juga Kekhawatiran tentang audit tersebut yan dimana  telah sampai ke Departemen Kehakiman AS, yang mengirimkan surat kepada Presiden Senat Arizona Karen Fann untuk memperingatkan tentang adanya potensi ketidakpatuhan terhadap undang-undang federal, Terkait masalah lainnya, apakah surat suara itu sudah diamankan secara memadai.
Â
 Kita tahu bahwa Pada tahun  2016, ketika Trump memenangkan negara bagian dengan sekitar 91.000 suara, yaiu sekitar 76% memberikan suara mereka lebih awal atau melalui surat, menurut data dari kantor sekretaris negara. Pada tahun 2020, sekitar 88% memilih lebih awal atau melalui surat. Ada satu penyesuaian substansial untuk pandemi: hakim memutuskan bahwa pemilih yan mengembalikan surat suara tanpa tanda tangan dapat memperbaiki masalah itu hingga jam 5 sore. pada hari kelima setelah pemilihan.
Â