Mohon tunggu...
Big Forever
Big Forever Mohon Tunggu... -

Bekerja di industri jasa keuangan, hobi membaca buku otobiografi orang sukses dan terkenal serta mengamati perkembangan ilmu manajemen. Hidup mengalir seperti air.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Surat kepada Bapak Presiden SBY

15 Februari 2017   09:07 Diperbarui: 15 Februari 2017   09:48 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sebelumnya saya, selaku rakyat jelata yang selalu berpikir setiap malam apa besok bisa makan sesuap nasi, mohon ma'af sebelumnya untuk menulis surat terbuka ini kepada Bapak karena saya tidak punya jalur atau orang yang bisa menghubungkan saya dengan Bapak Presiden. Saya juga mohon jangan surat ini dibalas dengan menggunakan Tweeter karena saya tidak punya Smartphone karena tidak punya uang untuk beli handphone dan pulsanya. Kalau Bapak berkenan silahkan saja menjelaskan melalui dunia Kompasiana ini.

Saya yang bekerja di industri jasa keuangan mengetahui bagaimana hubungan antara aktivitas industri keuangan dengan hiruk pikuk dunia perpolitikan dan kalau hiruk pikuk ini tidak dikurangi maka akan sangat merugikan kita bersama. Mungkin akan bertambah pengangguran karena banyak pengusaha yang akan memindahkan aktivitas ekonominya ke Luar Negeri dan yang sudahberniat akan membuka usaha di Indonesia tampaknya akan berpikir ulang atas rencananya ini. 

Kalau Bapak Presiden berkesempatan berkunjung ke daerah industri di pagi hari saat masuk jam kerja dan pada sore hari saat jam pulang kerja maka akan mengalami kemacetan berlalu lintas yang luar biasa tapi saya sangat berbahagia menikmati kemacetan itu diatas kendaraan umum karena kemacetan itu disebabkan oleh teman-teman sesama rakyat yang sedang berjuang untuk mencari sesuap nasi untuk esok hari.

Bapak Presiden SBY....

Saya memaklumi kasih sayang orangtua kepada anaknya itu sepanjang masa dan tidak akan lengkang karena usia. Apalagi Bapak Presiden mempunyai anak yang kebetulan mencalonkan diri untuk Pilkada DKI Jakarta ini yang tentunya Bapak selaku orang tua akan berusaha sekuat tenaga agar anaknya ini menang dalam Pilkada DKI Jakarta ini. Bapak yang pernah menjadi Presiden selama 10 tahun dan pernah pula sebagai Menko bidang politik tentunya sadar akan potensi risiko apabila terjun dalam bidang politik. Yang saya tahu itu bahwa dalam bidang politik ini tidak ada kawan yang abadi tapi yang ada adalah kepentingan yang abadi. Selama kepentingan masih sama maka akan menjadi kawan namun apabila kepentingan sudah beda maka akan menjadi lawan. Jadi politik itu bisa kejam, bisa brutal, bisa ganas, bisa kotor dan lain sebagainya tergantung sudut pandang dari sisi yang mana memandangnya.

Bapak Presiden SBY....

Katanya kesempurnaan itu adalah milik ALLAH SWT sehingga kita sebagai manusia suka tidak suka dan senang tidak senang tentulah banyak kelemahannya tidak pandang bulu apapun posisinya di masyarakat. Oleh karena itu maka tanggalkanlah ego pribadi kita untuk menyikapi dunia politik yang terjadi dan tidak ada salahnya untuk menteladani Presiden Republik Indonesia yang pernah berkuasa saat itu dan bagaimana sikapnya setelah tidak berkuasa. Alangkah baiknya kalau Bapak Presiden berkenan untuk dapat meluangkan waktu membaca pesan Mas Anas Urbaningrum yang pernah menjadi sekondan Bapak Presiden dalam membesarkan Partai yang Bapak Presiden bentuk yang saat ini Mas Anas mendekam dibalik jeruji besi dimana Mas Anas telah menulis pesan untuk Bapak Presiden mengingat Bapak Presiden dan Mas Anas sama-sama berasal dari suku Jawa.

Bapak Presiden SBY....

Sekali lagi saya mohon ma'af telah lancang menulis surat ini namun saya terpanggil untuk menulis surat ini karena saya tidak mau kehilangan kemacetan diatas kendaraan umum saat pagi dan sore hari apabila melintas di daerah industri. Semoga Bapak Presiden selalu dalam keadaan sehat walafi'at dan dalam lindungan ALLAH SWT sehingga dapat menyaksikan pembangunan negeri ini dimana Bapak Presiden juga telah berperan aktip saat menjabat tempo hari. Terima kasih atas perhatian Bapak Presiden.

Salam perubahan untuk kehidupan yang lebih baik lagi.....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun