Semua orang akan merasa berkewajiban untuk mempertahankan harga diri dan rasa malu. Dengan maksud untuk mempertahankan harga diri dan rasa malu itu, biasanya siapapun akan sanggup melakukan apa saja. Bahkan sebenarnya, orang bersemangat mencari harta sebanyak-banyaknya, pangkat setinggi-tingginya, relasi sebanyak-banyaknya, dan lain-lain, adalah dimaksudkan untuk menjaga harga diri. Bermodalkan kekayaan, pangkat, dan relasi, dan lain-lainnya itu, seseorang akan merasa bahwa harga diri atau harkat dan martabatnya semakin tinggi, dan tidak malu di hadapan orang.
Harga diri akan dirasakan jatuh manakala ada sesuatu yang mengganggu, misalnya ketahuan berbuat salah, kalah bersaing dengan orang lain, dianggap rendah, dan semacamnya. Orang yang mengalami keadaan seperti itu akan merasa, bahwa harga dirinya jatuh dan menanggung rasa malu. Oleh karena itu, setiap orang selalu berjuang, agar kalaupun berbuat salah, tidak ketahuan orang, atau tidak pernah kalah dalam bersaing dan juga selalu dihargai orang. Orang yang tidak peduli terhadap harga dirinya atau tidak pernah merasa malu, biasanya dianggap tidak beres.
Islam sendiri juga mengingatkan tentang keharusan mempertahankan harga diri dan rasa malu. Harga diri harus dipertahankan. Orang tidak boleh segera menyerah kepada siapapun, kecuali kepada Allah. Dalam ajaran Islam, bahwa berbagai hal, yaitu: agama, jiwa, harta, keturunan, dan akal, harus selalu dijaga. Bahkan untuk mempertahankan harga diri atau jiwa, termasuk rasa malu, disebut sebagai bagian dari iman. Dikatakan dalam hadis nabi bahwa, malu adalah bagian dari iman.
Jika seseorang malu kepada Allah, ia akan mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Bagaimana caranya malu kepada Allah?" Dijawab, "Siapa yang menjaga kepala dan isinya, perut dan makanannya, meninggalkan kesenangan dunia, dan mengingat mati, maka dia sungguh telah memiliki rasa malu kepada Allah Swt." Malu seperti inilah yang akan melahirkan buah keimanan dan ketakwaan.
Ada juga malu terhadap manusia. Jika seseorang memiliki rasa malu kepada manusia, maka ia akan menjaga pandangan yang tidak halal untuk dilihat. Orang yang punya rasa malu kepada manusia tidak akan berani melakukan dosa di hadapan orang lain. Jangankan dosa, melakukan kebiasaan jeleknya saja dia malu jika ada orang yang melihatnya. Termasuk bagian dari malu kepada manusia adalah mengutamakan orang yang lebih mulia darinya
Ketiga yaitu malu dengan diri sendiri. Ketiga, malu kepada diri sendiri. Ketika orang punya malu kepada dirinya sendiri, dia tidak akan melakukan perbuatan dosa ketika sendirian. Ia malu jika ada orang yang melihat perbuatannya. Namun menjaga harga diri dan rasa malu ternyata bukan perkara mudah. Tidak semua orang mampu menjalaninya. Seseorang yang sudah tergila-gila dengan harta, jabatan, dan bahkan juga berbagai syahwat yang tidak bisa ditahan, maka berakibat harga diri dan rasa malu yang seharusnya dijaganya baik-baik menjadi hilang dengan sendirinya
Inilah tiga macam malu yang dianjurkan. Selanjutnya kita hindari sifat malu yang dilarang. Yaitu malu ketika akan melakukan kebaikan, malu ketika membela ajaran Islam, malu berkata jujur, malu mengingkari kemungkaran dan membela kebenaran.
 Oleh karena itulah kita setiap manusia harus memiliki harga diri yang harus kita jaga agar tidak pernah merasa angkuh dan memiliki rasa malu terhadap Alllah, manusia dan diri sendiri karena manusia bukanlah makhluk yang sempurna. Semogalah kita semua, masih mampu menjaga harga diri dan rasa malu, agar tetap dihargai orang dan bermartabat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H