Mohon tunggu...
zahwan zaki
zahwan zaki Mohon Tunggu... Administrasi - Alumni IAIN SAS Babel (Pendidikan) dan Alumni STIA-LAN Jakarta (Bisnis)

Hobi melakukan perjalanan ke tempat yang belum pernah ditempuh dan terus mencoba menggerakkan pena, menulis apa yang bisa ditulis, paling tidak untuk bisa dibaca segelintir orang.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Nak, Jika Kamu Ingin Selamat Dunia Akhirat, Ingatlah Pesan Bapakmu!

1 Juli 2020   23:34 Diperbarui: 1 Juli 2020   23:42 826
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Janganlah kamu tinggalkan anak-anakmu dalam keadaan lemah, lemah imannya juga lemah hartanya” (Nasihat Agama)

Pesan-Pesan Bapakmu:

Anak-anakku, Bintu Farras Adilla (A’Bintu), Gaza Uwais Zaki (Abang Gaza) dan Ziyyan Nafis Zaki (Ade’ Ziyyan), melalui tulisan ini, bapak (papa) ingin menitip pesan buat kalian. Pesan ini bukan sekedar untuk dibaca, tapi pesan ini untuk kalian terapkan dalam hidup kalian.

Mengapa pesan ini bapak titipkan untuk kalian? Karena bapak sayang kalian, karena bapak tidak mau hidup kalian tidak berguna dan tentunya bapak tidak mau kalian mati tanpa iman.

Bapak titip pesan ini pada kalian sedikit demi sedikit, biarlah ini akan menjadi bukti, bahwa bapakmu benar-benar sayang kalian semua.

# Pesan Bapakmu 1: Ingat nak, saat kau besar nanti, jangan pernah merasa paling benar dan paling hebat, cukuplah dirimu selalu menjaga adabmu.

Makna pesan: suatu saat kalian akan tumbuh, dari anak-anak menjadi remaja. Kemudian, dari remaja menjadi dewasa. 

Seiring berjalannya waktu, kalian akan menimba ilmu baik di dapat dari bangku sekolah, di rumah ataupun lingkungan sekitar. Kalian, dengan izin Tuhan akan menjadi cerdas, menjadi pintar. 

Saat itulah kalian diuji, saat itulah kalian harus menjaga lisan, menjaga tata krama, sopan santun saat berhubungan dengan sesama manusia. Terlebih, orang yang kalian hadapi adalah orang yang lebih tua. Jangan pernah merasa paling benar dan paling hebat, hargai dan dengarlah setiap pendapat orang lain. Pandai-pandailah membawa diri dan satu yang tetap dijaga, yaitu adab.

Foto: Pesan Bapakmu 1 (dokpri)
Foto: Pesan Bapakmu 1 (dokpri)
# Pesan Bapakmu 2: Seberat apapun beban hidup kalian nak, tapi jangan pernah buat berat beban hidup orang lain.

Makna pesan: Dalam mengarungi hidup di dunia, kalian bisa jadi akan menghadapi beratnya hidup. Barangkali berbagai cobaan datang silih berganti menerpa hidup kalian. Hadapi saja nak, karena dibalik cobaan hidup, terselip manisnya hidup.

Walaupun beban hidup kalian benar-benar berat, jangan pernah mengeluh pada manusia, apalagi sampai menyusahkan orang lain. Belajar bagaimana mengelola setiap kesulitan. Jika kalian mau mengurangi beban hidup yang berat, mintalah sama Tuhan jalan keluarnya.

Yakinlah seberat apapun beban hidup kalian, kalian pasti bisa menghadapinya. 

Foto: Pesan Bapakmu 2 (dokpri)
Foto: Pesan Bapakmu 2 (dokpri)

# Pesan Bapakmu 3: Ingat nak, ini pelajaran hidup, jangan pernah menggunting dalam lipatan.

Makna pesan: Suatu saat kalian akan memiliki banyak teman dan memiliki rekan kerja. Tahukah kamu nak, jangan pernah menggunting dalam lipatan ini adalah peribahasa yang memiliki makna mendalam terkait menjaga suatu hubungan antar sesama.

Jangan heran, dalam hidup ini masih ada orang-orang yang mau mencederai suatu hubungan, apakah itu hubungan pertemanan atau hubungan dalam hal pekerjaan. Saat hubungan sudah terjalin, hubungan tersebut tiba-tiba dikhianati atau dicederai. Dampaknya pasti membuat hubungan akan retak dan tidak nyaman lagi.

Itulah makna dari menggunting dalam lipatan. Pesan bapakmu, jangan pernah kalian melakukan itu.

Foto: Pesan Bapakmu 3 (dokpri)
Foto: Pesan Bapakmu 3 (dokpri)

# Pesan Bapakmu 4: Ingat nak, Jangan kau risau dan gelisah dengan masalah kecil. Kamu boleh risau dan gelisah ketika otakmu tumpul.

Makna pesan: Banyak orang ketika dihadapkan dengan masalah kecil, bawaannya mudah risau dan gelisah. Masalah kecil dijadikan besar. Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan, semua pasti ada opsi dan solusi.

Anak-anakku, kalian boleh risau dan gelisah ketika otak kalian tumpul. Bagaimana supaya tidak tumpul? Kalian harus tekun belajar nak. Belajarlah dengan sungguh-sungguh dan penuh ikhlas. 

Anak-anakku, jangan mudah risau dan gelisah untuk hal-hal kecil. Jangan sampai kerisauan dan kegelisahan kalian membuat orang lain jadi risau dan gelisah juga.

Foto: Pesan Bapakmu 4 (dokpri)
Foto: Pesan Bapakmu 4 (dokpri)

# Pesan Bapakmu 5: Ingat nak, sepintar apapun kamu. Kalau tak beradab, pintarmu tak berguna.

Makna pesan: Di zaman modern ini mencari orang pintar bukanlah pekerjaan sulit. Tapi, apakah dengan pintar saja cukup? Tidak anak-anakku.

Anak-anakku, guru mengaji bapak dulu sering mengingatkan bapak, percuma kamu sekolah tinggi-tinggi, tetapi kamu tinggalkan adab.

Foto: Pesan Bapakmu 5 (dokpri)
Foto: Pesan Bapakmu 5 (dokpri)

# Pesan Bapakmu 6: Ingat nak, ketika kamu tinggalkan adabmu, ilmu mu takkan pernah berkah.

Makna pesan: Setiap berbicara ilmu pasti ada kaitannya dengan adab. Mengapa? Karena sebelum menuntut ilmu, hal yang pertama dipelajari adalah tentang adab.

Anak-anakku, jika seseorang ketika mencari ilmu tetapi meninggalkan adab, maka ilmu yang didapatkannya tidak akan berkah. Seseorang tersebut tidak akan mendapatkan kemanfaatan ilmunya.

Foto: Pesan Bapakmu 6 (dokpri)
Foto: Pesan Bapakmu 6 (dokpri)

# Pesan Bapakmu 7: Ingat nak, apa yang membuat ilmu mu berkah? Karena kamu menjaga dan menghormati gurumu.

Makna pesan: Ilmu yang berkah adalah anugerah terbesar bagi seseorang yang menuntut ilmu. Mengapa ilmu seseorang berkah? Salah satu jawabannya karena orang yang menuntut ilmu tersebut selalu menjaga dan menghormati gurunya.

Anak-anakku, tolong dijaga dengan benar pesan ini. Mengapa seseorang bisa menjadi sarjana, master, doktor hingga menjadi profesor? Itu karena ada guru. Jadi anak-anakku, berusahalah selalu menjaga dan menghormati guru-gurumu. 

Setiap bertemu guru-gurumu, jangan lupa menunduk dan cium tangannya. Jangan sesekali kalian hardik dan membencinya atau melukai hatinya. Ingat juga nak, jangan pernah kalian sombong dengan guru-gurumu. 

Foto: Pesan Bapakmu 7 (dokpri)
Foto: Pesan Bapakmu 7 (dokpri)

*****

Anak-anakku, cukup tujuh dulu bapak titip pesan untuk kalian. Tidak ada kebahagiaan yang paling besar bagi bapakmu, kecuali kalian dapat melaksanakan seluruh pesan-pesan bapakmu. Semoga kalian anak-anakku selamat dunia dan akhirat.  (ZZ).

Sungailiat, Bangka, 01 Juli 2020

Bapak A’Bintu, Abang Gaza & Ade’ Ziyyan

Zahwan Zaki

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun