Mohon tunggu...
zahwan zaki
zahwan zaki Mohon Tunggu... Administrasi - Alumni IAIN SAS Babel (Pendidikan) dan Alumni STIA-LAN Jakarta (Bisnis)

Hobi melakukan perjalanan ke tempat yang belum pernah ditempuh dan terus mencoba menggerakkan pena, menulis apa yang bisa ditulis, paling tidak untuk bisa dibaca segelintir orang.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Raja Ampat, Surga di Papua Barat

13 Juni 2020   16:15 Diperbarui: 13 Juni 2020   16:17 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Tangga Kayu dari Kayu Ulin sebanyak 320 Anak Tangga | Dok. pribadi

Kompasiana memang menjadi tempat berlabuh saya untuk mendokumentasikan hal-hal yang saya anggap penting, salah satunya tentang perjalanan saya ke pulau Raja Ampat Papua Barat, tepatnya tanggal 21 Maret sd 24 Maret 2016 silam. Karena, perjalanan ini belum sempat saya ulas, baik dibuku catatan, facebook, instagram, youtube atau media lainnya.

Perjalanan Menuju Pulau Raja Ampat:

Tak ada perjalanan yang tak melelahkan, apalagi perjalanan menuju Kota Sorong Papua Barat dari Pulau Bangka. Via pesawat udara dengan 2 kali transit, di Jakarta dan Makasar, kurang lebih memakan waktu 6 jam perjalanan, akhirnya tiba di Bandara Domine Eduard Osok, Sorong Papua Barat.

Secara fisik memang melelahkan, tapi tunggu dulu, bagaimana rasanya setelah menginjak kaki di bumi cenderawasih itu, apa saja kisahnya?

Untuk menempuh pulau Raja Ampat dibutuhkan waktu 3 jam perjalanan menggunakan kapal laut dari pelabuhan kota Sorong Papua Barat.

Raja Ampat, Surga Dunia 

Raja Ampat sangat terkenal dengan sebutan Surga Dunia, terutama bagi para wisatawan yang hobi berpetualang untuk menikmati keindahan alam. Di Raja Ampat, keindahan alamnya tidak diragukan lagi, kekayaan flora dan fauna di bawah lautnya dan terkenal dengan kelestarian alamnya, dan itu nyata bukan mimpi.

Foto: Salah Satu Keindahan Alam Raja Ampat, 23/03/2016 | Dok. pribadi
Foto: Salah Satu Keindahan Alam Raja Ampat, 23/03/2016 | Dok. pribadi
Banyak wisatawan datang jauh-jauh hanya untuk menikmati indahnya alam Raja Ampat, termasuk Presiden kita, Mr. Jokowi. 

Pulau Pianemo

Salah satunya adalah tempat wisata di pulau Pianemo Raja Ampat, dengan ciri khas pemandangan yang indah dilihat dari ketinggian setelah menaiki anak tangga sebanyak 320 anak tangga yang terbuat dari kayu ulin.

Foto: Pemandangan yang dilihat dari ketinggian 320 anak tangga | Dok. pribadi
Foto: Pemandangan yang dilihat dari ketinggian 320 anak tangga | Dok. pribadi

Foto: Tangga Kayu dari Kayu Ulin sebanyak 320 Anak Tangga | Dok. pribadi
Foto: Tangga Kayu dari Kayu Ulin sebanyak 320 Anak Tangga | Dok. pribadi

Foto: Pemandangan Laut & Gugusan Bukit Karst (Karang) di Pulau Pianemo Raja Ampat, 23/03/2016 | Dok. pribadi
Foto: Pemandangan Laut & Gugusan Bukit Karst (Karang) di Pulau Pianemo Raja Ampat, 23/03/2016 | Dok. pribadi

Singgah di Masjid 

Setelah menikmati indahnya pulau Pianemo, saya dan rombongan pun berkesempatan singgah di Masjid Hidayatullah Saonek Waigeo Selatan.

Foto: Masjid Hidayatullah Di Raja Ampat | Dok. pribadi
Foto: Masjid Hidayatullah Di Raja Ampat | Dok. pribadi

Kesan Perjalanan:

Kesan yang saya baca mengenai Papua selama di Kota Sorong dan Kabupaten Raja Ampat Papua Barat adalah kebhinnekaan dan keunikan. Di kota Sorong, berbagai suku ada di sana, disinilah saya anggap bhinneka nya, namun walaupun banyak suku bangsa di sana, mereka saling menjaga hubungan dan kerukunan.

Saya pernah ngobrol dengan salah satu anak pemilik nasi padang di Kota Sorong, menurut keterangannya, bapak / ibu mereka sudah merantau ke Sorong semenjak 40 tahunan yang lalu. Begitu juga dengan salah satu pemilik usaha ikan bakar di kota Sorong, mereka berasal dari pulau Jawa.

Foto: Bisnis Ikan Bakar Di Kota Sorong, 22/03/2016 | Dok. pribadi
Foto: Bisnis Ikan Bakar Di Kota Sorong, 22/03/2016 | Dok. pribadi

Ada yang membuat saya kaget, menurut keterangan Abang Ojek pangkalan yang tidak jauh dari tempat saya menginap, ada orang Bangka sudah lama menetap di Kota Sorong. Heee

Unik? Ya seperti lirik lagu yang saya ketik ulang di bawah ini. Dulu sambil memegang lirik lagu “Tanah Papua”, kami nyanyi bersama-sama, begini liriknya.

“Tanah Papua”

Disini Pulauku
Yang Kupuja S’lalu
Tanah Papua Pulau Indah
Hutan dan Laut Mu
Yang Membisu S’lalu
Cendrawasih Burung Emas
Ref:
Gunung-Gunung, Lembah-Lembah
Yang Penuh Misteri
Kan Ku Puja S’lalu
Keindahan Alammu Yang Mempesona
Sungaimu Yang Deras Mengalirkan Emas
Syo... Ya Tuhan.. Trima... Kasih

Papua memang benar-benar unik, selain terkenal dengan burung cendrawasihnya, Papua juga menyimpan banyak keindahan alam yang mempesona, terdiri dari gunung-gunung, lembah-lembah, hutan yang lebat, dan lautan yang biru, begitu juga hasil galiannya, tanah Papua menyimpan banyak butiran emas yang tak pernah habis-habisnya. Barangkali tidak ada daerah lain di Indonesia yang bisa menyamai Papua.

O ya, ada yang lupa, saya terkesan juga dengan cara orang Papua dalam menjaga kelestarian alam Raja Ampat. Menurut informasi yang saya dapat dari bapak yang menjual kelapa muda di tempat wisata pulau Pianemo, semua sampah-sampah tidak boleh dibuang di tempat wisata Pulau Pianemo, apalagi di lautan. Bagi yang ketahuan membuang sampah di lautan, maka akan mendapat hukuman. 

Foto: Larangan di Tempat Wisata Pulau Pianemo, 24/03/2016 | Dok. pribadi
Foto: Larangan di Tempat Wisata Pulau Pianemo, 24/03/2016 | Dok. pribadi

Terlalu singkat rasanya untuk membuat ulasan tentang Raja Ampat Papua Barat, masih banyak hal yang belum saya tulis disini. Paling tidak, ini akan menjadi hal yang berharga di masa yang akan datang, tentunya dengan sedikit berbangga, bahwa saya pernah menginjak tanah surga, Raja Ampat. Sekian. (ZZ).

Catatan: 

Perjalanan saya dalam rangka Dinas Luar  dari Kantor, bersama Pak Kabag Drs H Ika Robiantari dan Bujang Kusnadi, MM, 21 sd 24 Maret 2016.

Foto: Pk Ika Robiantari & Bujang Kusnadi, MM | Dok. pribadi
Foto: Pk Ika Robiantari & Bujang Kusnadi, MM | Dok. pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun