motor, mobil, sepeda, becak, bajai atau kendaraan lainnya. Untuk jarak tempuh yang dilalui kendaraan tersebut, ada jarak dekat, sedang dan jauh. Sedangkan ketika melakukan perjalanan menggunakan kendaraan apapun, semua pasti ada resikonya, baik kecil, sedang maupun besar.
Mungkin anda sudah memiliki kendaraan di rumah? ApakahSeringkali juga kita melihat kecelakaan di jalan yang memakan korban, ada yang terluka ringan, sedang, berat, hingga meninggal dunia. Apakah kita menyadari mengapa hal itu bisa terjadi?Â
Seperti halnya cerita saya baru-baru ini. Setiap hari senin hingga jum’at saya bekerja. Jarak dari rumah ke tempat kerja kurang lebih 45 KM dan memakan waktu kurang lebih 45 menit. Saya berangkat kerja dari rumah menggunakan mobil di jam 6.40 WIB, biasanya sampai kantor sebelum jam 7.30 WIB. Dalam artian jarak tempuh yang saya lalui rata-rata 60 KM/Jam.
Hari itu saya dapat musibah, mobil yang saya kendarai di tabrak oleh pengendara motor dari belakang. Pengendara motor terjatuh dari motornya. Pengendara motor itu kaget saat saya mengerem mendadak, hal itu karena mobil di depan saya mendadak mengerem juga tanpa memberi rambu untuk berhenti.Â
Sayapun menepikan mobil di pinggir jalan raya. Saya samperin pengendara motor tadi, ada sedikit memar di kakinya. Kondisi motornya rusak ringan dan masih bisa dikendarai kembali.
Dalam kondisi seperti ini saya gak tau siapa yang harus disalahkan, karena ini kondisi nyaris tabrakan beruntun. Andai mobil depan saya tidak mengerem mendadak, saya pun tidak akan mengerem mendadak, dan syukurnya mobil yang saya kendarai tidak menyentuh mobil di depan saya.
Memang pagi itu kondisi jalan agak padat, hingga terkesan jarak antara pengendara satu dengan lainnya agak dekat, walaupun laju kendaraan tidak begitu cepat.Â
Pengendara motor yang menabrak mobil tadipun sempat mengatakan bahwa sulit bagi dia untuk mengarahkan motornya ke samping kiri, karena hampir bersamaan melaju sepeda motor lain, dari sebelah kiri dan kanan. Hingga opsi nya hanya pasrah dan menabrak mobil yang saya kendarai.Â
Pentingnya jaga jarak aman:
Menjaga jarak aman dalam berkendara merupakan kewajiban pengendara. Potensi adanya kecelakaan cukup besar ketika tidak disiplin dalam menjaga jarak saat berkendara. Seperti halnya kecelakaan beruntun yang sering terjadi, itu dikarenakan terlalu dekatnya jarak antara mobil satu dengan yang lainnya.
Nah, jadi berapa ukuran jarak aman yang ideal dengan kendaraan di depan itu? Cara termudah adalah dengan teknik berhitung tiga detik.Â
Perhitungannya sederhana, cukup dengan menentukan patokan benda statis yang dilalui kendaraan di depan Anda dan mulai berhitung tiga detik. Ketika di waktu kita melintasi benda itu, tepat pada detik ketiga, maka jarak kita aman.Â
Bila masih kurang dari tiga detik, benda itu sudah dilewati, berarti kecepatan kita terlalu tinggi dan segera kurangi atau sebaliknya, justru terlalu lambat. Â Jadi tiga detik bisa mengantisipasi jarak sekitar 84 meter.
Jarak Minimal Saat Berkendara:
Jarak minimal itu sendiri merupakan jarak paling dekat yang tidak boleh dilewati antar kendaraan belakang dengan di depannya.Â
Pengemudi harus berhati-hati apabila terjadi pengereman mendadak dari kendaraan di depannya. Sementara itu, sebaiknya pengemudi selalu mengambil jarak aman. Terutama, ketika melaju di jalanan basah. Mengerem di jalan licin itu butuh waktu lebih lama dibandingkan dalam kondisi kering.
Untuk melihat jarak minimal dan jarak aman antar kendaraan, anda dapat melihat pada foto berikut:
Jadi, untuk mengetahui jarak minimal dan jarak aman antar kendaraan saat anda membawa kendaraan, anda harus mengetahui terlebih dahulu berapa kecepatan saat anda mengendarai kendaraan tersebut.
Contoh, saat saya melakukan perjalanan dari rumah ke tempat kerja kecepatan rata-rata yang saya tempuh adalah 60 KM/Jam. Dengan demikian, jarak minimal antar kendaraan adalah 40 meter, dan jarak aman antar kendaraan adalah 60 meter.Â
Hampir tujuh tahun saya mengendarai mobil dari rumah ke tempat kerja. Selama rentang tujuh tahun itu sering saya melihat kecelakaan di jalan.
Seyogyanya, selain mengikuti jaga jarak aman tadi, kita juga harus memperhatikan hal-hal berikut ini:
- Menyiapkan Fisik dan Mental yang kuat sebelum membawa kendaraan; Fisik yang lemah bisa membahayakan diri sendiri dan orang lain saat mengendara, misalnya saat ngantuk sebaiknya menepi terlebih dahulu. Begitu juga dengan fikiran, saat mengendarai kendaraan anda, pastikan fikiran anda tenang dan emosi yang stabil.
- Mengecek kendaraan setiap mau membawa kendaraan, terutama rem, jangan sampai mobil yang kita bawa rem nya blong; pemeliharaan kendaraan secara rutin dapat mencegah kerusakan kendaraan dan mencegah dari kecelakaan.
- Selalu memperhatikan rambu-rambu lalu lintas selama dalam perjalanan dan penuh dengan kehati-hatian; Dalam membawa kendaraan, rambu-rambu lalu lintas mutlak dipatuhi, jangan sampai saat di Traffic Light, lampu dalam keadaan merah, anda jalan terus.
- Jangan lupa membawa surat menyurat kendaraan bermotor anda, di antaranya SIM dan STNK; saat sedang razia kendaraan bermotor, SIM dan STNK lah yang sering ditanya petugas razia.
- Selalu berdo’a ketika sebelum melakukan perjalanan, saat membawa kendaraan atau saat melakukan perjalanan. Selalulah minta pertolongan dan perlindungan kepada Tuhan semesta alam ketika sebelum dan selama anda mengendarai kendaraan serta di manapun anda berada.Â
Dengan memperhatikan jarak aman dalam berkendara dan persiapan lainnya yang harus dilakukan pengendara, kemungkinan besar kecelakaan tidak pernah terjadi lagi, paling tidak dapat meminimalisir jumlah korban kecelakaan selama dalam perjalanan. Sekian. (ZZ).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H