Mohon tunggu...
Sugeng Big
Sugeng Big Mohon Tunggu... -

seorang yang pingin sharing arti kehidupan dari orang yang saya temuai baik langsung maupun tidak langsung termasuk kepada sesama kompasianer

Selanjutnya

Tutup

Politik

Antara Koalisi dan Kualisi

8 Maret 2011   08:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:58 1354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hari ini merupakan hari yang mendebarkan. Mendebarkan bagi siapakah gerangan? Apakah bagi rakyat jelata seperti saya? Saya memang ikut berdebar-debar sebagaimana kalau saya pas lagi nonton sepakbola, ya hanya sebatas jadi penonton. Beda dengan berdebarnya para pemain sepakbola.

Yang berdebar-debar sekarang adalah para petinggi parpol entah petinggi parpol yang masih dalam koalisi maupun para petinggi parpol yang selama ini tidak masuk dalam koalisi. Mereka mungkin berdebar dan berharap jika koalisi ini ditata ulangsiapa tahu ada kesempatan untuk menduduki kursi menteri yang selama ini diidam-idamkan. Sisi lain mungkin berdebar-debar jangan-jangan kursi yang selama ini begitu empuk dan terlanjur menempel di pantatnya akan bergeser pada orang lain. Kenapa sih kok koalisi harus ditata ulang atau istilah lainnya ya koalisi bisa bubar?

Untuk itu kita perlu melihat apa pengertian koalisi.

Koalisi adalah persekutuan, gabungan atau aliansi beberapa unsur, di mana dalam kerjasamanya, masing-masing memiliki kepentingan sendiri-sendiri. Aliansi seperti ini mungkin bersifat sementara atau berasas manfaat. Dalam pemerintahan dengan sistem parlementer, sebuah pemerintahan koalisi adalah sebuah pemerintahan yang tersusun dari koalisi beberapa partai. Dalam hubungan internasional, sebuah koalisi bisa berarti sebuah gabungan beberapa negara yang dibentuk untuk tujuan tertentu. Koalisi bisa juga merujuk pada sekelompok orang/warganegara yang bergabung karena tujuan yang serupa. Koalisi dalam ekonomi merujuk pada sebuah gabungan dari perusahaan satu dengan lainnya yang menciptakan hubungan saling menguntungkan.

Ternyata dari difinisi di atas memang ada sisi kritis yang bisa menyebabkan perbedaan pendapat dan bisa menimbulkan perpecahan.


  1. Terdiri dari gabungan beberapa unsur yaitu bisa perorangan maupun kumpulan orang (organisasi) berarti memang di dalamnya terdiri dari bukan malaikat, tetapi para manausia yang mempunyai hawa nafsu baik terhadap harta, tahta dan wanita. Hal-hal ini juga kalau dibaca pada cerita-cerita jaman dulu yang bisa menyebabkan perpecahan.
  2. Masing-masing yang begabung berangkat dari kepentingan sendiri-sendiri, jadi wajar ketika merasa kepentingannya tidak tercapai atau tidak puas maka bisa timbul perpecahan. Padahal sifat manusia yang tergabung dalam koalisi salah satunya adalah tidak pernah puas, tidak pernah puas dengan harta yang diperoleh, tidak pernah puas dengan kekuasaan yang diemban dan tidak pernah puas dengan orang lain.


Kesimpulannya kalau koalisi pecah adalah hal yang wajar karena bangunan koalisi itu memang berbahan baku sesuatu yang gampang retak dan gampang pecah.

Lantas apa hubungannya koalisi denga kuali isi? Temen saya bilang sangat erat hubungannya. Koalisi sebenearnya terdiri dari dua kata yaitu kuali yang berarti tempat untuk menampung (atau memasak) dan isi. Kuali isi bermakna kuali yang ada isinya. Sedangkan koalisi tujuannya adalah biar kualinya ada isinya. Sangat erat kan kaitannya?   (pendapat saya ini memang agak dipaksakan sebagaimana dalam koalisi juga demikian, ada partai yang merasa terganggu dengan isi kuali-nya sehingga memaksakan partai lain untuk mengikuti apa pun  kehendaknya).

Jadi sebagai rakyat janganlah terlalu berharap banyak karena meskipun mereka para politisi seringkali menyebut-nyebut rakyat dalam setiap orasinya, tapi sejatinya mereka hanyalah berorientasi pada kualisi. Rakyat? Hanya dibutuhkan sebagai pijakan untuk melompat lebih jauh. Jadi mau koalisi dibongkar, ditata ulang dibubarkan, masa bodo ah....

Rakyat : Lapar sesuap nasi, lapar sepiring nasi.

Penguasa: Lapar sesuap berlian, lapar se-kualisi berlian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun