Mohon tunggu...
Sugeng Big
Sugeng Big Mohon Tunggu... -

seorang yang pingin sharing arti kehidupan dari orang yang saya temuai baik langsung maupun tidak langsung termasuk kepada sesama kompasianer

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kepada Perokok yang Kami Cintai

25 Maret 2010   11:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:12 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saking tidak tahannya saya dengan para perokok di ruangan kerja, saya telah melakukan upaya lapor ke bagian umum, penempelan larangan merokok dan tidak mempan akhirnya bikin surat dan diprint serta dibagikan ke para perokok, ternyata mereka tetap membandel. Analisis tanpa metodologi dari saya menyimpulkan mereka hanya gengsi saja untuk menghentikan keburukannya. Justru mereka seolah-olah semakin menunjukkan secara terbuka.
Namun apapun yang terjadi saya akan selalu berusaha untuk melakukan “perlawanan” terhadap pelanggaran hak asasi untuk menghirup udara bersih. Berikut surat yang “menyinggung” para ahli hisap:

Kepada Yang Kami Cintai
Bapak-Bapak Perokok di ruangan kerja dan ber AC
Di dunia

(sebelum di akhirat)

SURAT PROTES DARI PEROKOK PASIF

Melalui surat ini perkenankan saya menyampaikan beberapa hal:


  1. Secara pribadi saya tidak ada masalah dengan Bapak-Bapak semua dan saya selalu berprasangka baik dengan Bapak-Bapak
  2. Saya yakin bahwa Bapak-Bapak semua telah mengetahui efek tidak baik bagi perokok aktif dan perokok pasif serta faham dengan aturan yang ada tentang larangan merokok di ruangan
  3. Saya merasa terdhalimi dengan tindakan Bapak-Bapak yang membuang asap rokok (tidak ditelan) sehingga saya terkena dampak sebagai perokok pasif.
  4. Saya hanya khawatir dengan akibat dari sisi kesehatan yang menimpa saya padahal saya tidak berbuat karena saya bukan perokok.
  5. Saya hanya mengetahui betapa mahalnya biaya kesehatan dan sebagai PNS kita hanya dicover dengan Askes yang maksimal kelas II (untuk golongan III) RSUD/Puskesmas itupun harus melalui rujukan. Dan biasanya hanya bisa mencover sekitar 10% dari biaya rumah sakit. (catan tambahan khusus untuk kompasiana: meskipun saya Golongan III , alumni STAN, Akuntan, 20 tahun kerja di Pajak tetapi saya nggak punya rekening sampai em em an sebagaimana  GT, jadi mau nggak mau mengandalkan ASKES)


Untuk itu saya dengan ini mengajukan protes kepada Bapak-Bapak semua yang masih dengan sengaja membuang asap rokok di ruangan kerja. Sekali lagi saya ungkapkan bahwa saya secara pribadi tidak ada masalah dengan Bapak-Bapak dan saya akan selalu berprasangka baik dengan Bapak-Bapak.

Terima kasih

Jakarta , 2010
Salah satu yang tidak ingin menjadi korban asap rokok sehingga secara istilah disebut perokok pasif
Big Sugeng

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun