Mohon tunggu...
biema mahawijaya nawasetya
biema mahawijaya nawasetya Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Halo saya mahasiswa universitas airlangga 2024

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Melawan Konsumerisme: Menemukan Arti Kebahagiaan di Tengah Budaya Konsumtif

20 Desember 2024   17:47 Diperbarui: 20 Desember 2024   17:47 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gaya hidup minimalis menawarkan alternatif yang relevan untuk melawan konsumerisme. Filosofi ini menekankan kualitas hidup yang lebih baik melalui penyederhanaan kebutuhan dan fokus pada hal-hal yang benar-benar penting. Gerakan ini semakin populer di kalangan masyarakat urban yang ingin melepaskan diri dari tekanan gaya hidup konsumtif.

3. Kebijakan Progresif dan Etika Bisnis

Pemerintah memegang peranan penting dalam membatasi dampak konsumerisme. Regulasi yang mendukung ekonomi sirkular, insentif bagi perusahaan yang memproduksi barang ramah lingkungan, dan pengurangan penggunaan plastik sekali pakai adalah langkah-langkah strategis yang bisa diambil. Selain itu, sektor bisnis perlu mengadopsi pendekatan pemasaran yang etis dengan fokus pada keberlanjutan, bukan semata-mata mendorong konsumsi massal.

Konsumerisme tidak hanya tentang membeli barang, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai yang kita anut sebagai masyarakat. Perubahan besar hanya bisa terjadi jika ada kesadaran kolektif untuk mendefinisikan ulang arti kebahagiaan dan kesuksesan. Sebagaimana dikatakan oleh Mahatma Gandhi, "Bumi ini cukup untuk memenuhi kebutuhan semua orang, tetapi tidak untuk keserakahan segelintir orang." Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat, mengadopsi gaya hidup sederhana, dan mendorong kebijakan yang mendukung keberlanjutan, kita dapat melawan dampak buruk konsumerisme. Tindakan kecil, seperti mengurangi pembelian impulsif dan mendukung produk lokal yang berkelanjutan, dapat membawa perubahan besar. Masa depan yang lebih seimbang ada di tangan kita, dimulai dari keputusan sederhana hari ini.

Referensi

We Are Social & Hootsuite 2023

Nielsen 2022

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) 202

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun