Mohon tunggu...
bidin cumi
bidin cumi Mohon Tunggu... Konsultan - Penyuka buah semangka dan pecinta kuliner Lamongan

Zainul abidin adalah milenial muda dan banyak ide. Penyuka Buah semangka

Selanjutnya

Tutup

Analisis

NU Lamongan Jangan di Korbankan Jadi Mesin Politik

9 November 2020   10:29 Diperbarui: 9 November 2020   10:31 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Adanya benang merah saling serang antara Kaji Ghofur dan Kartika membuat aroma panas di internal PKB semakin menjadi-jadi dikarenakan Kartika dinilai tidak Loyal sama sekali kepada PKB. 

Jabatan 5 tahun sebagai wabup tidak dimanfaatkannya untuk bisa membantu PKB di Lamongan maka wajar saja jika semua kader PKB merasa kecewa bahwa Kartika hanya datang jika ada maunya saja.

Kini kartika mendapatkan amanah untuk menjadi calon di Pilkada melalui Partai PKB, tetapi saya melihat bukan hanya PKB yang ingin dimenangkannya tetapi NU secara utuh ingin juga dimenangkannya walaupun loyalitasnya kepada NU patut dipertanyakan juga. 

Ini bisa ditanyakan langsung ketika dia sudah menjadi anggota DPR jatim dan juga Wakil Bupati Lamongan selama ini. Bahkan banyak para tokoh NU yang ada di Lamongan menyayangkan apa yang sudah diperbuat olehnya dengan memanfaatkan NU sebagai tunggangan politiknya.

Seperti diketahui bahwa ada video Gus Bet yang beredar mengatakan "Mosok dadi wakil bupati gak pernah nang nggonanku blas kok, ape nyalon tok mrene, aku yowes gak melu-melu, malah kartika iku mentingno awake, kartika iku cirine gak pati peduli"ucap Gus Bet.

Pernyataan yang dilontarkan Gus Bet ini bukan main-main, Ini menjadi pertanda bahwa apabila kartika menjadi Bupati bukan tidak mungkin janjinya kepada NU Lamongan akan di lupakan karena hanya mementingkan tujuannya saja.

PILIH Bupati NU menjadi propaganda Kartika yang paling ambisius

Propaganda Kartika tentang NU justru akan menjadi blunder tersediri baginya. Karena sudah gelap mata bak orang sedang "kesurupan hantu", dia yang sudah "bernafsu" ingin menguasai dunia politik tidak lagi mempedulikan etika sopan-santun dengan melanggar edaran surat imbauan NU dan fatsun berpolitik, tidak lagi menghiraukan melanggar aturan atau tidak. Yang penting bisa memenangkan laga Pilkada. Jangan sampai menjadi kualat tersendiri baginya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun