Mohon tunggu...
bidin cumi
bidin cumi Mohon Tunggu... Konsultan - Penyuka buah semangka dan pecinta kuliner Lamongan

Zainul abidin adalah milenial muda dan banyak ide. Penyuka Buah semangka

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Lamongan Menjadi Kota Kreatif

29 Oktober 2019   15:42 Diperbarui: 29 Oktober 2019   16:08 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lima tahun lalu ada badan ekonomi kreatif (BEKRAF) yang mengembangkan sektor industri kreatif, Ada 10 kota kreatif yang ada di Indonesia yang diumumkan oleh BEKRAF tahun 2019 ini, salah satunya adalah kota Surakarta Sub sektor unggulannya yaitu Seni pertunjukan penyebutannya Pengembangan ekosistem (Ecosystem Development). Kota kreatif sangatlah penting dikarenakan sebagai daya tawar kepada pengunjung wisatawan maupun sebagai daya Tarik investor untuk menanamkan modal investasinya di daerah tersebut.

Adanya BEKRAF menjadi kekuatan tersendiri bagi pemerintah untuk menggerakkan ekonomi kreatif sekitar. Di tahun 2015 sampai tahun 2019 kita tahu sendiri bahwa ekonomi kreatif, sektor industi kreatif baik digital maupun non digital sangat berkembang terbukti dengan banyaknya unicorn-unicorn yang bermunculan di negeri ini. Ekonomi kreatif juga menjadi tulang punggung perekonomian nasional.

Apa itu kota kreatif ? kota kreatif adalah kota yang mampu memperbaiki lingkungan urban dan menciptakan atmosfir kota yang inspiratif. Parameter kota kreatif yang pertama adalah pengembangan potensi Ekonomi Kreatif. Semisal saja di dunia kita kenal kota paris dengan sebutan 3F yaitu Food, Fashion, Furniture. Dengan pengembangan sektor potensi yang kota punya maka itu bisa menjadi keunikan tersendiri.

Lalu bagaimana cara penilaian menjadi kota keatif ? Cara Penilaian kota kreatif adalah dengan melakukan pemetaan ekosistem, potensi, best practice, dan permasalahan pengembangan sistem ekonomi kreatif kabupaten/kota. Penilaian ini dilakukan secara bottom up dengan mengamati potensi daerah yang ada.

Ada 10 Indikator kota kreatif yang ada di website ICCN (Indonesia creative cities network) diantaranya : Welas Asih, Inklusif, Pelindung HAM, Pemulia Kreatifitas , Tumbuh bersama Lingkungan Lestari, Pemelihara Kearifan sejarah serta pembangun semangat pembaharuan, Dikelola secara transparan adil dan jujur, Pemenuh kebutuhan dasar Masyarakatnya, Memanfaatkan energi terbarukan, Penyedia fasilitas umum yang layak. Dalam kesepakatan pada saat Creative City Conference di Bandung tahun 2015. selain aspek ekonomi, kota kreatif juga mengandung makna yang lain seperti misalnya gerakan penguatan sosial, partisipasi publik dan ramah lingkungan.

Ada banyak potensi di Wilayah Lamongan tetapi saya hanya fokus pada pengembangan potensi yang benar-benar bisa dijual diantaranya yang pertama adalah kota kuliner, mengapa karena banyak kuliner asli lamongan yang menasional sebut saja Soto Lamongan, Penyetan, Pecel Lele, Tahu campur, Nasi Boran, dll. Kesemuanya itu adalah hasil dari para perantau lamongan yang ada dimana-mana. Saya membayangkan jika wisatawan datang ke lamongan menanyakan sejarah nasi boran dan diajak makan di sentral penghasil nasi boran yaitu desa kaotan, sambil makan mereka akhirnya mengetahui sentra pembuat nasi boran yang dijajahkan di sekitar jalan kota lamongan, dan ini adalah salah satu cara memperkenalkan kuliner Lamongan kepada wisatawan.

Yang kedua adalah Agropolitan, adalah sebutan untuk daerah yang berkembang di sektor pertanian dan perkebunan. Penghasil padi yang banyak adalah dari daerah Lamongan. Dan yang ketiga adalah Kota Bahari, dimana potensi wilayah yang ada sangat tergantung dari laut. Di daerah Paciran dan Brondong kita melihat bahwa daerah tersebut menjadi ekonomi kuat di sektor pariwisata bahari.

Pariwisata yang terintegrasi sebenarnya perlu di garap, seperti contoh Kawasan wisata terpadu bahari terpusat di Pantura, ada WBL, Maharani ZOO, Lamongan Shortbase, Pantai Kutang, Sendang Dhuwur dll. ada satu cerita ketika saya bertemu dengan pak Kades Sendang Dhuwur pada waktu itu beliau menyebutkan bahwa potensi sendhang duwur adalah Paralayang. "disini itu cocok digunakan sebagai wisata Paralayang mas" ujarnya. melihat potensi sendang dhuwur yang sangat bagus tidak kalahnya seperti kota Batu.     

Lantas siapa saja yang berperan membangun kota Lamongan menjadi kota kreatif? 5 peran yang membangun kota Lamongan menjadi kota kreatif tergabung dalam PENTAHELIX diantaranya yang pertama adalah pemerintah Kab Lamongan, kedua adalah pihak Swasta, yang ketiga adalah Akademisi, yang keempat adalah Komunitas dan Yang terakhir adalah media.

Mari membangun kota Lamongan menjadi kota kreatif berdaya saing maju, ajak pemuda untuk menjadi trigger gerakan menuju kota kreatif. karena sesungguhnya julukan kota layak anak saja tidak cukup untuk mensejahterakan masyarakat Lamongan. Terima kasih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun