Pujon, kompas - Banyak kita menyaksikan perkembangan generasi muda yang tak menyukai budaya peninggalan nenek moyang. Seperti tari tradisional yang sekarang mulai jarang diminati oleh mereka . Namun, hal seperti itu akan beda jika kita mau bertandang ke gubuk bambu yang kurang lebih berukuran 6 x 8 meter, yang berada di Dusun Sebaluh Desa Pandesari, Kecamatan Pujon Kabupaten Malang.
Tiap libur sekolah disana kita akan menyaksikan gelak dan jingkrak puluhan para generasi - generasi seni tari tradisional. Yang hikmat berlatih untuk mewarisi warisan budaya leluhur yaitu tari tradisional.
Di gubug kecil berlantai polesan semen dan pasir tersebut. Puluhan calon penari menekuni kecintaanya ditemani oleh penggiat- penggiat kelestarian seni dan budaya tradisional disana. Dari mulai usia PAUD sampai SMA bahkan Ibu - ibu yang masih memiliki kepedulian akan pentingnya kelestarian seni tari tradisional.
Keceriaan dan kebersamaan mewarnai kegiatan mereka. Biarpun hanya gubuk bambu yang mereka namakan Sanggar, semua bersukacita saling mengisi kegiatan, dan para pengurusnyapun saling berbagi memotivasi dan berbagi dalam sarana untuk kegiatan dan perlombaan yang diadakannya.
Satu kebanggan tersendiri bagi semua pengurus dan anak-anak. Ketika mengetahui keberkenanan Bapak Bhabinkamtibmas dan Ibu Dra. Sripuji Astuti, Kepala Sekolah dari SDN 02 Desa mereka, berkunjung serta memberikan motivasi.
Satu penghargaan besar bagi mereka, seperti yang diungkapkan Mas Ade, mewakili rekan -rekannya. " Tentu saja kami sangat berterimakasih atas keberkenanan beliau - beliau yang telah sudi menyempatkan waktu untuk mampir ke Gubuk kami. Kedatangan beliau bukan hanya menjadi suport, akan tetapi juga menjadi manfaat serta motivasi khususnya bagi anak - anak " kata Mas Ade, perintis Giat Sanggar Tari Tradisional Sempuyun. Yang sekarang didapuk sebagai pembina disanggar itu.
Masih kata Mas Ade, sapaan keseharian penggiat kelestarian seni dan budaya tradisional yang memiliki nama lengkap Agus Siroj Hudi, mengatakan " Anak-anak dan teman - teman sangat senang, seperti mendapat surprice. Semua tidak ada yang menyangka kalau pada saat kegiatan sederhana ini bakal ada tamu yang bagi kami istimewa. Itu kenapa anak-anak dan teman-teman sangat hikmat mendengarkan arahan, masukan dan motivasi yang beliau- beliau sampaikan dalam awal acara kegiatan. Mengingat, begitu pentingnya peran seperti beliau - beliau dalam upaya kami yang setia berkeinginan mewariskan dan melestarikan keelokan seni tari tradisional kita. Jujur, modal kita selama ini hanya kemauan, kebersamaan dan nekat dengan sedikit ilmu yang mungkin bisa bermanfaat untuk anak-anak generasi kita." Aku Seniman dari Desa Wisata Pujon Kidul, polos saat ditemui kompasiana.com usai acara.
" Seperti semangat kami bersama teman-teman yang tergabung disini. ' Kalau bukan kita-kita siapa lagi?'" Imbuhnya sembari senyum mengajak.
Sementara itu Anik Fidya Isnawati, Pengasuh Sanggar, ditempat yang sama juga menambahkan " terimakasih atas kehadiran beliau - beliau. Dan mohon maaf jika ada ketidak sopanan atau kekurangan dalam penyambutan kami."
Semoga , kehadiran beliau-beliau akan semakin memberikan semangat kami dan anak-anak untuk terus melestarikan kegiatan disini. Dan memberkati perjalanan kami semua disini agar bertambah maju kedepanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H