Mohon tunggu...
SUPPORTREALITA
SUPPORTREALITA Mohon Tunggu... -

Fakta - Komunitas-Panorama-Wisata-Budaya-Fenomena - Cerita Kita

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mengenal Lebih Dekat Komunitas Sanggar Sempuyun Pujon Malang

2 April 2018   13:04 Diperbarui: 2 Mei 2018   00:49 1110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siswi Sanggar Tari Sempuyun dalam latihan tiap Minggu pagi

" Nah, dari sementara program kita, yang jalan baru Sanggar Tari, Kreasi dan Pengembangan Kesenian Lokal dan Kreatifitas kerajinan. Yang lain juga sebenarnya bisa jalan, cuman keterbatasan waktu dari anggota yang belum bisa. Soalnya dalam 1 program kami itu, harus ada satu Anggota tim yang benar2 mumpuni di bidangnya untuk mengurusi. Agar program berjalan maksimal." Jelas, Ketua Paguyuban Pecinta Sejarah, Seni dan Budaya Tradisional Pujon ini.

Lebih lanjut Pak Subur ceritakan " Seperti yang mas mas katakan sering ngikuti dimedsos tadi. Ada Tim Woke2 khusu bagi teman2 yang hobi misteri dan wisata religi malam hari. Ada Espedisi dan Sambang petilasan, itu buat teman2 yang hobi pecinta alam dan sejarah. Ada Paguyuban Sempuyun sendiri dengan aneka kesenian yang ditampilkan, Sholawat Tradisional, Campur sari, Gabengan, Wayang Wong dll. Itu dari teman2 penggiat seni budaya disini. 

Ada Sempuyun Jalan2 itu hobby teman2 dari netizen. Dan lagi, Ada Sanggar Tari Tradisional Sempuyun, yang ini khusus untuk teman2 yang ingin berjuang dalam mengenalkan dan melestarikan khususnya seni tari tradisional pada generasi. Disamping belajar tari, anak-anak yang kesini juga bisa belajar lainya. Seperti vokal, nembang, bermain alat musik tradisional, teatrikal, lukis dan lainya. 

Pokoknya semampu kami dan teman2 bisa mengupayakan bagi yang berminat anaknya untuk bareng belajar disini. Demi mencintai serta melestarikan warisan kebudayaan Indonesia. Dan itu gratis!! Hanya kalau kostum ya mbayar...hehe. Kalau kita yang ngebosi terus terang masih belum mampu. Iya kalau cuman satu dua anak..laini banyak belum lagi ibu-ibunya yang juga berminat turut belajar dan melestarikan budaya bersama kita". cerita panjang Pak Subur sambil sesekali mempersilahkan kami untuk meminum kopi yang disajikannya.

Melanjutkan jawaban pertanyaan kami seputar Sanggar Tari. Pak Subur kembali katakan " Dari teman tari, walaupun satu paguyuban tapi mereka juga ada kepengurusan sendiri. Istilahnya sudah mandiri. Dari paguyuban hanya sinergi untuk saling membantu saling memajukan demi berkembangnya semua program yang dijalankan. Ketua Pengasuh Sanggarnya Bunda Anik Fidya Isnawati, Pembinanya Mas Ade, Instruktur Pelatihnya Bu Eny, Bendahara Mbak Nor dan seterusnya. 

Untuk pengembangan dan kebutuhan kegiatan Sanggar Tari mereka solusikan dengan iuran seikhlasnya dari ortu, juga dari solidaritas teman2 sesuai kemampuan. Dan itu untuk keperluan giat anak2 di Sanggar, misal mau tampil make up, Kostum aneka tari biar gak sewa dan kain sebagainya. Ya Alhamdulillah, ketulusan teman2 pengurus sanggar dalam berbakti pada budaya semoga menjadi berkah, kelak Gusti Alloh yang bayar pahala. 

Dari saya cuman bisa ikut nyawang, ikut berjuang itu saja sudah senang." Tukasnya dan mempersilahkan untuk mampir ke Pengurus Sanggar jika diperlukan dan Silaturahmi.

Setelah dari Sanggar Kamipun mencoba untuk bersilaturahmi ke Ketua Pengasuh Sanggar Tari Sempuyun, sekaligus ke Mas Ade pencetus Ide Sanggar Sempuyun dan Publizher Komunitas Pecinta Sejarah, Seni dan budaya Tradisional SEMPUYUN Kecamatan Pujon Kabupaten Malang - Jatim. (An/Kem)

Bersambung... 

Mas Ade, Pembina Sanggar Tari Sempuyun sedang melatih tembang tradisional pada siswi Sanggar
Mas Ade, Pembina Sanggar Tari Sempuyun sedang melatih tembang tradisional pada siswi Sanggar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun