Mohon tunggu...
Bidan Care / Romana Tari
Bidan Care / Romana Tari Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Bidan Romana Tari [bidancare] Sahabat bagi perempuan dan keluarga, saling memperkaya informasi kaum perempuan dibidang kesehatan dan pengalaman sehari - hari dalam hidup,\r\n\r\nMari hidup sehat dan kreatif dalam hidup bersama bidancare

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ketika Uang Bukan "Ukuran Kebahagiaan" Di Usia Senja

30 Juni 2012   13:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:23 833
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjelang akhir Desember 2011 lalu, saya memilih melewatkan saat - saat pergantian tahun itu dengan bercengkerama di rumah bersama sanak saudara dan keluarga di Yogyakarta. Siang itu seorang simbok bernama Partini datang menyerahkan beberapa ikat sayuran kegemaran saya, daun pakis dan bunga pepaya. Ibu memanggil dan mengenalkan aku padanya. Wajahnya terlihat sumringah menjabat erat tanganku, sambil berkata" Putrinipun panjenengan bu?" tanya Simbok Partini sambil memandang ibuku. Ibu mengangguk tersenyum  seraya menyerahkan beberapa lembar uang seribuan. Aku membalas senyuman simbok tersebut, dia sosok yang menarik meski aku baru sepintas melihatnya. Aku tidak terlibat banyak pembicaraan saat itu karena harus segera ke RS Panti Rapih menjumpai iparku. [caption id="attachment_198056" align="aligncenter" width="532" caption="pembuat keset/2011/dok pri/bcrt"][/caption]

Keesokan harinya aku bersama sepupuku Yuda berniat menemui simbok Partini di rumahnya. Ternyata tidak jauh dari tempatku. Aku bertanya pada seorang ibu muda yang menggendong anaknya. " Simbok sedang ke sungai mbak, mencari pasir" jawab perempuan itu. Kami kembali ke rumah dan siangnya  saya menuju rumah simbok Partini lagi. Selama perjalanan saya berpikir, sregep ( rajin ) sekali simbok ini. Di usianya yang sudah sepuh masih mencari pasir. Siang itu aku bertanya lagi pada perempuan yang rupanya adalah menantunya. " Simbok sedang kerja  ngunduh melinjo di kebun tetangga  mbak" Hm...makin berlipat ganda rasa kagumku. Simbok ini aktif sekali ya, mencari dia susahnya bukan main. Melebihi sulitnya mencari pak esbeye kata sepupuku Yuda bercanda hehehe. Lalu menantunya mengatakan kalau mau bertemu simbok biasanya jika ada pesanan keset dia baru duduk manis di rumah membuat keset dan menganyam sabut kelapa. Jadi jika tidak ada pesanan keset simbok sering bekerja ke luar rumah. Anak - anak simbok ini  sebenarnya lumayan berhasil, namun simbok  sangat rajin bekerja dan tidak mau berpangku tangan kata ibuku. Padahal kiriman anaknya juga cukup. "Tidak mau berpangku tangan" di usianya yang beranjak senja ini. Aktifitas membuat keset sudah lama  dilakukan sejak suaminya meninggal . Benda warisan kesayangannya adalah "obeng" yang berguna untuk mencungkit anyaman keset, benda kenangan dari suaminya  itulah yang dipamerkan padaku saat berhasil menemuinya karena memesan keset. [caption id="attachment_197976" align="aligncenter" width="361" caption="pembuat keset/2011/dok pri/bcrt"]

1341059538286853354
1341059538286853354
[/caption]

Jangan heran simbok ini menjual keset hanya seharga Rp 3000 saja per keset. Bukan masalah pendapatan yang ia kejar namun merasa berarti  dan tetap aktif bekerja di usisa senja menjadi kebahagiaan tersendiri baginya. Gambaran perempuan desa yang memiliki karakter dan kepribadian mengagumkan.

Memang di saat usia senja akan menjadi tetap sehat bila aktif bergerak dan melakukan hal - hal yang membuat diri berarti sebatas kemampuan. Luar biasa sekali, saya memetik banyak pesan tanpa kata di balik senyumnya yang tersungging setiap saat ketika kami berbincang. Tak jarang tawanya yang renyah menghiasi obrolan kami.

Sebuah refleksi bagi saya, bahwa ternyata tidak semua orangtua merasa nyaman  berdiam diri di rumah tanpa melakukan apapun. Ada beberapa orangtua yang ingin tetap berarti dan memberi makna dalam masa senjanya. Jika memang  orangtua masih kuat secara fisik dan  pekerjaan ringan dilakukan dengan hati gembira maka  aktifitas  rutin dan teratur bagi orangtua akan menjadi kebahagiaan yang mengisi hari - harinya.  Selanjutnya akan membuat ia lebih semangat , mengurangi kepikunan dan merasa sehat serta memperpanjang usia.

[caption id="attachment_197985" align="aligncenter" width="376" caption="pembuat keset/2011/dok pri/bcrt"]

13410606031443794856
13410606031443794856
[/caption]

Sebuah karya yang dihasilkan yakni keset ini adalah contoh nyata bahwa simbok Partini telah memberi arti dan mewarnai masa senjanya dengan olah fisik yang bermanfaat bagi orang lain dan dirinya sendiri.

Kegiatan simbok Partini ini mungkin juga telah dilakukan oleh banyak para orangtua lain dalam bentuk aktifitas berbeda, dan saya bersyukur mendapat ijin untuk mengabadikannya bukan hanya dalam foto  juga dalam rekaman video saat berbincang bersamanya selama "kursus kilat" membuat keset.

Kelak saya, Yuda, para sahabat juga akan bertambah usia. Saya ingin tetap aktif dan kreatif seperti teladan simbok Partini ini.

[caption id="attachment_197984" align="aligncenter" width="366" caption="pembuat keset/2011/dok pri/bcrt/yogyakarta"]

1341060486987542940
1341060486987542940
[/caption]

Terimakasih simbok Partini, engkau telah mengajarkan arti memaknai hidup di usia senja, yang bukan hanya sekedar teori namun  praktek nyata dalam hidupmu sehari - hari. Uang ternyata bukan ukuran kebahagiaan di usia senja. Semoga kehadiranmu di sini memberi inspirasi bagi para orangtua dan kaum muda lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun