[caption id="attachment_197660" align="aligncenter" width="560" caption="Di Ujung Jembatan Joyoboyo/bcrt/2012"][/caption]
Jembatan satu kata yang sering menjadi ungkapan menarik, bahkan menjadi judul lagu yang terkenal. Contohnya lagu "Jembatan merah". Selain itu ungkapan jembatan juga menjadi salah satu makna kiasan seperti "jembatan keledai", artinya trik untuk mempermudah memecahkan suatu masalah. Lalu ada pula orang yang dianggap telah berjasa " menjembatani" sebuah upaya rekonsiliasi atau perdamaian. Maksudnya menjembatani adalah sebagai penghubung.
[caption id="attachment_197564" align="aligncenter" width="534" caption="Di Ujung Jembatan Terminal Joyoboyo sisi kiri /bcrt/2012"]
Memang perjalanan udara sangat praktis dan cepat, namun biaya yang tinggi belum menjangkau setiap lapisan masyarakat. Oleh karena itu alternatif yang ada adalah lewat jalan darat. Bukan hal yang mengherankan jika manusia yang terlahir sebagai mahluk sosial terus mengupayakan adanya jembatan. Bahkan antar pulau sudah mulai ada di Indonesia. Yang ada di Jawa Timur dan Madura misalnya, yakni jembatan Suramadu. Segera menyusul jembatan antara Merak dan Bakauheni.
Sebenarnya saya lebih tertarik untuk mengabadikan sebuah foto jembatan gantung dengan nuansa tradisionalnya. Tetapi apadaya ruang dan waktu tidak memungkinkan untuk hunting foto di tempat seperti pedalaman Kalimantan, Sumatera dan Papua he he he.
Yang dipajang di atas adalah gambar trotoar jembatan di sisi kiri dari arah taman Bungkul menuju pasar Wonokromo.
Foto jembatan sisi kanan, trotoarnya agak kurang lurus, jadi foto - foto di atas saya ambil yang di sisi kiri seberang terminal tak jauh dari Darmo Trade Center.
Maka dengan modal kamera dari telepone genggam, sepulang kuliah saya jalan kaki ke ujung jembatan di dekat terminal Joyoboyo, terminal dimana saya sempat terinspirasi menulis novel yang ( belum selesai - selesai hehehehe). Jembatan ini memang cat dan lampunya sudah warna warni jadi menarik buat saya yang sedang belajar motret.
Inilah keseluruhan penampakan dari ujung jembatan pada sisi lain yang menuju terminal Joyoboyo. Saya memotret yang sebelumnya adalah sisi kirinya. Repotnya orang jalan kan wira wiri dan kendaraan tak ada lowongnya, jadi saya ide motret sisi jembatan sebatas trotoarnya saja, sambil sabar kalau ada yang lewat tunda dulu pemotretan, ada juga sih yang dengan tukang becak pas siang hari saya simpan.
Soal indah itu relatif, hehehehe yang penting tidak malu belajar dan terus berlatih dan mengasah kemampuan kapanpun dimanapun dan diantara kesibukan walau tanpa kamera sekalipun, cukup dengan HP, mencari dan menemukan keindahan pada hal - hal yang biasa terlewatkan.
Di bawah ini foto jembatan pada sungai yang sama, lokasi di jembatan Jagir. Ada polisi yang menyapa. Di sini saya cuma mau ngobrol dengan seseorang di ujung jembatan sebuah posko, memperhatikan dia lari - lari sepanjang rel kereta api. siapa dia? Tunggu tayangan berikutnya hehehehehe. [caption id="attachment_197573" align="aligncenter" width="436" caption="Kali Brantas/jembatan Jagir/bcrt/2012"]
Bermain - main air basah, maka bermain main cahaya saja pasti indah.
Selamat menikmati foto foto lain di sini:
http://lifestyle.kompasiana.com/hobi/2012/06/23/weekly-photo-challenge-fine-art-photography
Salam dari Penggembira Kampretos, semoga WPC dengan koleksi foto semua teman, menjadi jembatan penghubung setiap kanal di kompasiana
Bidan Romana Tari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H