Mohon tunggu...
Bidan Care / Romana Tari
Bidan Care / Romana Tari Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Bidan Romana Tari [bidancare] Sahabat bagi perempuan dan keluarga, saling memperkaya informasi kaum perempuan dibidang kesehatan dan pengalaman sehari - hari dalam hidup,\r\n\r\nMari hidup sehat dan kreatif dalam hidup bersama bidancare

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Sulit Rayu Cek Kesehatan

8 Juni 2012   23:49 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:13 647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya memang orang kesehatan, adik dan ipar, keponakan, tante saya juga banyak yang jadi  tenaga kesehatan. Tapi ada satu hal yang sampai kini saya dan adik  - adik angkat tangan. Bahkan tak berhasil untukmenaklukan kekerasan hati ayahku. Apa sih yang tak bisa ditahklukan dari ayahku?Itu lho tentang cek kesehatan.  Oya di rumah kami memanggil ayah dengan sebutan bapak. [caption id="attachment_193503" align="aligncenter" width="280" caption="Ruang Periksa /Dok.Pri/BCRT/2012"][/caption] " Pak, sesekali kita ke dokter ya?, ada dokter sahabatku ramah sekali, beliau sudah lama ingin kenal bapak" "Halah paling- paling bapak mbok suruh cek kesehatan toh? hehehehe, Ora usah nduk, bapakmu iki sehat sentausa damai sejahtera, wes toh percaya aku sehat" jawab ayah saya dengan tegas tapi sambil tertawa sesudahnya ( intinya beliau menolak karena menganggap badannya sehat). [caption id="attachment_193499" align="aligncenter" width="328" caption="Tensimeter/Dok.Pri/BCRT/2012"]

13391978381651281398
13391978381651281398
[/caption] Bayangkan  betapa  patah hatinya saya hehehehe, sebagai orang kesehatan kami bertiga  di rumah ini bisa memotifasi orang banyak untuk cek kesehatan tapi sama bapak sendiri tak mampu hehehehe. Tobat deh.Untung beliau nggak pernah sakit. Merayu  ayahku Cek Kesehatan?Aduh kog susah ya, kalau sudah mulai ngobrol menjurus ke sana, ayahku langsung saja "mbulet" alias mencari - cari alasan supaya tidak dibawa anaknya untuk cek ke dokter. Saya sendiri tak habis akal ada saja strateginya untuk  mengarahkan ayah ke rumah sakit. Tapi beliau memang merasa sehat, tidak pernah sakit. Kesibukan bapak setelah pensiun jadi guru, bangun pagi berkebun dan menyapu halaman. Jangan harap akan menemukan  daun bertumpuk di bawah pohon kalau bapak sudah mulai bangun pagi ..sraaak sreeeek....  menggerakkan sapu lidi..hehehe. Untunglah di rumah ada alat tensimeter, thermometer, dan jam tangan. Minimal tiga alat ini saya bisa memantau keadaan ayah. [caption id="attachment_193497" align="aligncenter" width="346" caption="ALKES/BCRT/2012"]
13391976431066162918
13391976431066162918
[/caption]

Tensimeter, alat ini untuk mengukur tekanan darah, dan stetoscope saya bisa "nguping" detak jantung ayah saya untuk mendengarkan iramanya. Thermometer  seperti ini saya tinggal untuk sewaktu - waktu kalau ayah merasa demam biasanya beliau akan mengukur sendiri. Tapi setahun belum tentu dipakai malah sering dipinjam tetangga hehehe. Oya, jam tangan ini berguna sekali buat menghitung denyut nadi dan frekuensi pernafasan. Kalau ada jam tangan coba sekarang cari denyut nadi terkuat di sekitar pergelangan tangan. Untuk dewasa 80 kali denyutan permenit sudah normal.Tetapi setelah olahraga, makan atau ada aktifitas ujian, rapat dsb denyut nadi cenderung cepat. Frekuensi pernafasan juga bisa dihitung dengan jam tangan. Tapi menghitungnya mesti diam diam, biasanya saat ayah tidur saya memperhatikan irama nafas, bunyi, dan frekuensinya. Kenapa harus diam- diam, ya nanti ketahuan kalau kita hitung maka seseorang tanpa sadar  akan mengubah irama hehehe. Bagi yang belum ada timbangan berat badan di rumah sebaiknya disediakan, apalagi yang tergolong obesitas atau malah kurus. Nah di rumah juga ada timbangan tapi bukan seperti yang di foto ilustrasi ini, saya punya yang timbangan biasa. [caption id="attachment_193501" align="aligncenter" width="346" caption="Timbangan Badan/Dok pri/BCRT/2012"]

1339198274119619200
1339198274119619200
[/caption] Hm, ini sedikit kisah tentang ayah saya, semoga ayah - ayah lain di kompasiana ini taat cek up kesehatan, apalagi kalau di rumah tidak ada putra putrinya yang bekerja di kesehatan. Untuk para ayah dan pria  terutama yang berusia 40 tahun ke atas, bila ada keluhan seputar kesehatan sebaiknya cek  ke dokter, misalnya yang berhubungan dengan jantung, paru - paru, fungsi ginjal dan minimal tekanan darah secara rutin. Tak usah takut. Karena itu penting banget. [caption id="attachment_193504" align="aligncenter" width="346" caption="USG/dok pri/BCRT/2012"]
1339199337905151861
1339199337905151861
[/caption]

Ini catatan kisah tentang ayahku, sengaja tidak  saya masukkan rubrik kesehatan karena sekedar sharing tapi, jangan ditiru  ayahku lho ya hehehehe. Jika bisa cek kesehatan itu baik, kadang kita cukup mencegah sakit dengan diet  gisi seimbang sesuai usia dan kondisi tubuh, jika semua taat  tidak sampai harus berobat. Biasakan hidup sehat dengan makan teratur, olahraga dan pikiran yang positif. Salam hangat dan selamat berakhir pekan bersama keluarga. Bidan Romana Tari

1338127135453190967
1338127135453190967

http://lifestyle.kompasiana.com/hobi/2012/06/09/weekly-photo-challenge-minimalist-photography/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun