Mohon tunggu...
Bidan Care / Romana Tari
Bidan Care / Romana Tari Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Bidan Romana Tari [bidancare] Sahabat bagi perempuan dan keluarga, saling memperkaya informasi kaum perempuan dibidang kesehatan dan pengalaman sehari - hari dalam hidup,\r\n\r\nMari hidup sehat dan kreatif dalam hidup bersama bidancare

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[MISTERI] Mencintai Saudara Kembar

25 Februari 2012   07:38 Diperbarui: 25 Juni 2015   09:41 3540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suasana pasar desa itu sudah sepi. Winda berkemas menyusun  buah - buahan segar dagangannya. Ia ingin segera bertemu Wahyu. Tetapi sudah hampir sejam dia menunggu jemputan. Wahyu tunangannya itu belum terlihat juga. Ia memutuskan naik ojek, tidak ke rumahnya tapi langsung ke rumah Wahyu.

"Wahyu ke mana bu? kok tidak menjemput saya di pasar tadi?" tanya Winda pada bu Kasmi.

"Ke rumah budenya mendadak Win, dia mau menyelesaikan urusan keluarga" jawab bu Kasmi.

"Penting banget toh bu, kok tumben saya tidak diberitahu" kata Winda lagi.

Bu Kasmi tidak menyahut, tangannya sibuk membersihkan batang lidi kelapa  untuk membuat sapu. Sebenarnya ia sudah sekian kali mau mengatakan sesuatu pada Winda tapi mulutnya seolah terkunci. Wahyu banyak berubah sejak  bu Kasmi memberi tahu rahasia itu pada Wahyu.

Sebenarnya  Wahyu mempunyai saudara kembar. Perempuan kembarannya itu bernama Titis. Sejak bayi Titis diambil oleh budenya yang berada di desa lain dan diangkat anak. Mereka memang sengaja dipisahkan. Terlebih tak lama dari kelahiran mereka berdua, ayah Wahyu meninggal saat  berburu di hutan.

Sore harinya.

" Bu, Winda tadi mencariku?" tanya Wahyu.

" Iya, kamu seharusnya pamit sama calon istrimu itu kalau tidak bisa menjemputnya ke pasar" kata bu Kasmi.

"Bu, aku mungkin tidak akan menemui Winda dulu sampai urusanku selesai, ada yang harus kubicarakan pada Titis" jawab Wahyu dengan wajah sedih.

Wahyu tampak tidak semangat untuk menghabiskan makanan di meja. Padahal bu Kasmi memasak sayur oseng daun pakis kesukaannya. Pikirannya hanya tertambat pada Titis. Hampir gila rasanya semenit saja tanpa membayangkan wajah Titis.  Dia tidak ingin Ibunya tahu apa yang ia rasakan. Biarlah ia akan mencoba menyelesaikan sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun