Mohon tunggu...
Bidan Care / Romana Tari
Bidan Care / Romana Tari Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Bidan Romana Tari [bidancare] Sahabat bagi perempuan dan keluarga, saling memperkaya informasi kaum perempuan dibidang kesehatan dan pengalaman sehari - hari dalam hidup,\r\n\r\nMari hidup sehat dan kreatif dalam hidup bersama bidancare

Selanjutnya

Tutup

Edukasi Artikel Utama

Kiat Cegah Macrosomia ( Bayi Besar ) Sejak Kehamilan

5 Februari 2012   15:00 Diperbarui: 4 April 2017   17:35 11428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_168613" align="aligncenter" width="640" caption="ilustrasi/admin(shutterstock.com)"][/caption] Macrosomia atau bayi besar adalah bayi yang lahir dengan berat lebih dari 4000 gram. Rata - rata bayi baru lahir dengan usia cukup bulan ( 37 minggu-42 minggu ) berkisar antara 2500 gram hingga 4ooo gram. Pada kondisi tertentu ada beberapa ibu hamil yang melahirkan bayi dengan berat diatas 4000 gram. Ketika bertugas di klinik Margi Rahayu Batu  tahun lalu, seorang ibu yang saya bantu melahirkan secara spontan normal, berat bayinya 4850 gram. Ibu tersebut mempunyai riwayat penyakit Diabetes. Pernah juga saat membantu seorang dokter Spesialis Kandungan Di Salah satu rumah sakit swasta Surabaya, ada satu bayi yang lahir secara  spontan dengan berat 5000 gram. Kebetulan panggul ibu  yang bersalin tersebut lumayan luas dan  riwayat dua persalinan yang lalu berat bayinya berkisar 4000 gram.

132845364598703457
132845364598703457
Ada beberapa faktor penyebab mengapa bayi terlahir besar. Antara lain ibu hamil mempunyai riwayat penyakit Diabetes ( hormonal), Ibu Hamil mengalami kenaikan berat badan berlebihan saat hamil,dan faktor keturunan. Meski tampak menggemaskan bila melihat bayi gemuk dan lucu, sebenarnya proses persalinan sangat beresiko. Persalinan pada ibu yang bayinya besar akan lebih rentan mengalami cedera pada ibu maupun bayi. Pada ibu bisa terjadi robekan jalan lahir yang luas, peregangan tulang simfisis  berlebihan pada panggul, melahirkan dengan bantuan alat forseps atau vakum dan berpotensi  melahirkan dengan operasi Caesar akibat ketidak sesuaian panggul dengan kepala bayi (Cephalo Pelvic Disproportion ). Bagi bayi sendiri juga sangat beresiko  pada saat proses persalinan, bisa mengalami cedera patah tulang  akibat kemacetan bahu bayi saat melewati jalan lahir, bayi juga beresiko mengalami Cerebralpalsy ( kelumpuhan syaraf otak) karena  cedera kepala saat melewati jalan lahir. Pada saat berada di luar rahim, bayi lebih mudah mengalami penurunan kadar gula darah berlebihan  ( hipoglikemia ).  Bayi besar juga beresiko lebih tinggi mengalami gangguan pernafasan , terutama bayi besar yang lahir dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu. Meskipun tampaknya bayi besar, tetapi karena belum cukup bulan paru- parunya belum mampu berkembang sempurna. Dalam masa pertumbuhan selanjutnya bayi juga beresiko mengalami obesitas

13284602152123045539
13284602152123045539
Perlu kita ketahui berat badan seorang ibu hamil memang cenderung bertambah seiring dengan pertumbuhan janin dalam kandungan.Pertambahan berat badan ini penting terhadap keberhasilan proses kehamilan terutama pada trimester dua dan ke tiga masa kehamilan dan sebagai persiapan proses menyusui kelak, tetapi tidak boleh berlebihan. Peningkatan berat badan pada ibu hamil ini selain karena penimbunan lemak pada jaringan tubuh ibu hamil, penumpukan cairan tubuh ibu hamil ( edema ), juga karena pembentukan  plasenta, air ketuban dan janin. Mengingat resiko yang ditimbulkan bila terjadi kehamilan dengan bayi macrosomia ( bayi besar ) tersebut, maka sebaiknya ibu hamil melakukan hal - hal berikut ini:
  1. Menjaga kenaikan berat badan. Terutama pada ibu hamil dengan Diabetes dan Obesitas. Untuk ibu hamil dengan berat badan normal, kenaikan berat badan sekitar 10 kg - 13 kg, namun bila berat badan sebelum hamil kurang dari 45 kg, atau sebelum hamil sudah obesitas maka kenaikan berat badan disesuaikan dengan anjuran bidan atau dokter
  2. Melakukan aktifitas gerak  dan olahraga. Ibu hamil yang kurang gerak akan membuat kalori tubuh menumpuk dan tersimpan dalam bentuk lemak sebagai cadangan kalori tubuh. Senam hamil dan jalan pagi  yang teratur akan sangat membantu mencegah kenaikan berat badan berlebih saat hamil.
  3. Perbanyak konsumsi buah dan sayuran memasuki trimester III. Buah- buahan segar atau sayuran dalam bentuk jus  yang banyak mengandung serat sangat disarankan. Hindari camilan junkfood dan kudapan yang mengandung banyak zat gula misalkan es krim dan puding berkadar gula tinggi . Minuman sirup manis sebaiknya juga dikurangi bila kenaikan berat badan telah melewati batas normal.
  4. Patuhi diet dan pengobatan yang teratur. Bagi ibu hamil dengan riwayat diabetes sebaiknya mematuhi diet atau aturan pola makan sesuai anjuran dokter dan teratur mengikuti program terapi diabetes baik pemberian insulin maupun obat minum.
  5. Pemeriksaan kehamilan secara teratur untuk pemantauan berat badan selama kehamilan. Pada setiap  kunjungan berkala tersebut, bidan dan dokter akan membantu memantau berat badan setiap ibu hamil dengan pertimbangan indeks massa tubuh atau BMI masing - masing ibu hamil.
  1. 13284542992140466516
    13284542992140466516
    13284599572061687762
    13284599572061687762

Saran bacaan:

http://kesehatan.kompasiana.com/ibu-dan-anak/2012/01/04/ibu-hamil-ingin-sehat-lupakan-hidangan-fast-food-dan-hindari-pica/

http://kesehatan.kompasiana.com/ibu-dan-anak/2011/09/18/hamil-dengan-panggul-sempit-haruskah-operasi-caesar/

Semoga bermanfaat Foto; Dokumen Pribadi, kecuali gambar jus buah diunduh dari google Buku Sumber; Endrokinologi anak, IDAI. edisi I 2010, Perawatan Maternitas. Bobak. 2005 Bidan Romana Tari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun