Mohon tunggu...
Bidan Care / Romana Tari
Bidan Care / Romana Tari Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Bidan Romana Tari [bidancare] Sahabat bagi perempuan dan keluarga, saling memperkaya informasi kaum perempuan dibidang kesehatan dan pengalaman sehari - hari dalam hidup,\r\n\r\nMari hidup sehat dan kreatif dalam hidup bersama bidancare

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Potret Kehidupan Penghuni LAPAS Narkotika Kelas II-A, Yogyakarta

31 Januari 2012   09:20 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:14 4657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_167373" align="aligncenter" width="596" caption="dok. LP Narkotika Yogyakarta"][/caption] Manusia ibarat sebuah bejana tanah liat yang rapuh dan mudah retak. Jatuh dan retak, itulah yang  sedang dialami para penghuni Lembaga Pemasyarakatan( LP ) Narkotika Kelas II-A Yogyakarta. Mereka adalah sekelumit potret kehidupan dari para korban kenikmatan duniawi. Tak cukup hanya sebuah penyesalan, lalu jatuh  dan jatuh lagi pada kesalahan yang sama, butuh tekad dan niat ihklas untuk  perubahan yang radikal, berani mempertanggungjawabkan perbuatan dan berjuang untuk dapat kembali  pada jalan kehidupan yang benar. Jika kita ke Yogyakarta, maka di daerah Pakem tepatnya di jalan Kaliurang km 17 Kabupaten Sleman Yogyakarta, kita akan menjumpai sebuah bangunan Lembaga pemasyarakatan yang megah dan sangat ketat dijaga, tembok beton dan jerujinya tinggi- tinggi. Lapas Narkotika ini didirikan diatas tanah Sultan seluas 30.170 M2 dan luas bangunan 8.579,46  M2 merupakan  tempat pembinaan para terpidana kasus Narkotika dan menjadi  LP Narkotika  percontohan di Indonesia. Bangunan yang didirikan sejak 2006  ini diresmikan pada  28 April 2009 oleh Menteri Hukum dan HAM. Lembaga pemasyarakatan ini khusus untuk para terpidana kasus Narkotika. Mereka dibina  untuk menyadari kesalahan dan memperbaiki diri, agar kelak dapat diterima kembali di tengah masyarakat, hidup secara wajar sebagai warga  negara Indonesia yang bertanggungjawab. Masuk ke LP Narkotika kelas II- A Yogyakarta, kita akan melewati beberapa pintu dan pemeriksaan oleh para penjaga, tas, ransel dan kamera tidak bisa dibawa masuk. Semua kita titipkan di loker pengunjung. Pengunjung diperiksa kartu identitas dan masuk ke lingkungan LP jaket harus dilepas. Semua ini untuk menghindari kebocoran penyelundupan Narkotika di dalam LP. Kunjungan keluarga juga sangat ketat. Ada saatnya mereka harus cukup berlega hati menengok melalui kaca atau di balik strimin kawat untuk melepas rindu. Namun demikian ada pula sesekali kesempatan untuk berjumpa langsung dalam ruang kunjungan dengan pengawasan petugas. Waktu kunjungan keluarga boleh dilakukan selain hari Selasa dan Jumat. Sebuah bukti hasil kedisiplinan dalam mencegah kebocoran penjagaan, saat Desember 2011 lalu diadakan sidak dari kepolisian Yogyakarta dan tidak ditemukan adanya penyusupan narkoba dalam lapas.

13279699861000306536
13279699861000306536
Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas II -A Yogyakarta ini dibangun  untuk merangkul  para  terpidana kasus Narkotika dalam sebuah rumah pembinaan khusus. Selama ini LP Narkotika Yogyakarta banyak menerima kiriman WBP  khusus kasus Narkotika dari lapas Wates, Cebongan dan Wonosari Yogyakarta dan sekitar Jawa tengah. Ibaratnya, lebih mudah bagi para pengrajin gerabah membuat bejana tanah liat yang baru daripada membentuk ulang bejana tanah liat yang sudah pecah berkeping- keping. Perlu ketelatenan, dengan hati, dan tingkat kedisiplinan yang tinggi agar bejana tersebut dapat berarti kembali. Itulah yang senantiasa dilakukan para pembina Lapas Narkotika ini, menyusun ulang  mozaik harapan dan masa depan para korban narkoba yang sempat hancur berkeping keping. Mari kita lihat bagaimanakah potret kehidupan para penghuni LP Narkotika kelas II -A Yogyakarta ini yang megah ini. LP Narkotika Kelas II-A Yogyakarta dibangun 2 lantai, terdiri dari beberapa gedung  dan 5 pavilyun yakni pavilyun Anggrek, Bougenvile dan Cempaka untuk warga binaan pemasyarakatan ( selanjutnya disingkat WBP = menggantikan istilah napi ) dewasa, lalu pavilyun Dahlia untuk WBP anak dan pavilyun Edelwise untuk WBP perempuan. LP yang memiliki kapasitas penghuni  447 orang ini pada saat ini terdapat 261 WBP, 14 diantaranya adalah WBP perempuan. Usia mereka yang berada dalam LP ini termuda adalah 18 tahun ada dua orang . Uniknya mereka dibuat berkelompok dengan jumlah ganjil, misalnya 3, 5, 7, 9 dan seterusnya. Tujuannya agar tidak terjadi "kong kalikong " atau kerjasama jika ganjil tentu ada pengontrolnya tidak selalu bisa kompak. Oya WBP yang ada di sini tidak hanya warga Yogyakarta tetapi mereka yang tertangkap kasus Narkotika dan berada di wilayah Yogyakarta. Bahkan juga ada warga negara asing. Bapak Moch. Muhidin Bc. IP. SH selaku KASI BINADIK Lapas menjelaskan bahwa para WBP yang berada di sini adalah mereka yang telah melewati proses  pemeriksaan dari Polisi- Pengadilan- Kejaksaan dan berakhir di LP Narkotika ini. Ada dua macam pembinaan yakni pembinaan kepribadian dan pembinaan Ketrampilan.
1327940392550668937
1327940392550668937
13279404331388212179
13279404331388212179
Pembinaan kepribadian ini antaralain adalah kegiatan beribadah, ada fasilitas untuk masjid, dan secara terjadwal ada pembimbing rohani dari Depag untuk LP. Gereja dan Vihara juga ada di lingkungan LP.
13279404711174353603
13279404711174353603
1327940592570109976
1327940592570109976
Hak untuk beribadah ini menjadi jaminan untuk perawatan sisi rohani dan membantu dalam pengembangan kepribadian para WBP. Pada perayaan hari besar agama mereka juga mengadakan kegiatan keagamaan sama seperti di lingkungan masyarakat di luar LP. Menerima kunjungan keluarga di ruangan yang difasilitasi oleh LP.
1327941555237322256
1327941555237322256
1327972015835573966
1327972015835573966
Criminon, juga merupakan salah satu kegiatan untuk pembinaan kepribadian para WBP. Hal ini sangat penting karena para terpidana kasus Narkotika mengalami krisis keterasingan, krisis percaya diri, krisis untuk kemampuan adaptasi dengan lingkungan dan sulit berkomunikasi secara terbuka. Dalam kegiatan criminon ini para WBP belajar banyak hal baik itu pengembangan mental yang positif, self healing, mencurahkan isi hati dalam tulisan dan share pengalaman, mendapat bimbingan bagaimana berperilaku positif di tengah masyarakat, mengatasi rasa minder dan sebagainya. Kegiatan pagi hari setelah mereka mandi dan sebelum beraktifitas, setiap pavilyun mendapat pendampingan dari petugas LP untuk sesi TC atau Terapeutic Comunication. Saat TC pagi ini setiap pribadi mendapat kesempatan " curhat" atau share pengalaman suka dan duka sehari yang telah mereka lalui kemarin , apa yang menjadi kesulitan dan dibantu mencari solusinya. Dengan demikian masalah tidak bertumpuk- tumpuk dan menjadi semakin tertekan, Share atau TC ini sangat menyehatkan mental dan emosional para WBP. Untuk makan pagi, siang dan sore, Ibu - ibu petugas LP meracik bumbu di dapur dan para WBP memasaknya, makanan dikemas dalam tempat  khusus dan di antar ke tiap tiap pavilyun oleh petugas piket. Usai makan pagi ada yang mencuci pakaian, menjemur kasur dan kegiatan rutin sesuai piket masing- masing. Ada yang melanjutkan dengan menyalurkan hobinya, seperti yang kami saksikan di dalam LP ternyata hobi memelihara burung berkicau juga lumayan banyak, pagi - pagi mereka asyik bersiul -siul menikmati kicauan burung.
1327940685872152448
1327940685872152448
1327940722633849826
1327940722633849826
Sore hari juga ada kegiatan, antaralain olahraga futsal, tenis meja, senam , bulutangkis, catur, voli dan sebagainya. Untuk mengisi kegiatan pembinaan ketrampilan, LP Narkotika Yogyakarta ini memfasilitasi para WBP dengan berbagai kegiatan yang bermanfaat sebagai bekal bila mereka keluar dari pembinaan. Ada ketrampilan mengelas, pertukangan kayu, membuat spring bed dan sebagainya. Kegiatan ini selain sebagai asah ketrampilan juga kesibukan akan mengalihkan keinginan mereka menggunakan obat Narkotika, jadi kegiatan dibuat sepadat mungkin, saat lelah mereka beristirahat.
1327975079826092342
1327975079826092342
132797798397918924
132797798397918924
13279409012106739836
13279409012106739836
1327940946553321117
1327940946553321117
Nah yang punya hobi salon bisa juga dikembangkan disini dan saling melatih antar WBP, bertukar ketrampilan dan pemberdayaan sesama WBP. Bila perlu mereka juga mendatangkan profesional dibidang salon untuk melatih para WBP ini. Ada juga kreatifitas membuat batako bangunan, berkebun, beternak ikan dan sebagainya.
13279409921711477888
13279409921711477888
1327941040632465138
1327941040632465138
Sayur mayur dan ikan hasil  kebun sendiri dan telah siap panen ini dapat mereka nikmati juga. Begitupula kolam ikan dengan aneka macam jenis ikan yang dipelihara. Selain menjadi sarana rekreasi mereka juga bisa memanen ikan dari kolam milik sendiri.
13279413911426744530
13279413911426744530
13279414341530825009
13279414341530825009
Ketrampilan menjahit dan desain busana juga ada di sini, lalu usaha loundry.
13279412892029916057
13279412892029916057
13279413191263978141
13279413191263978141
Foto di atas adalah salah satu lukisan hasil kreatifitas seni anak LP Narkotika Kelas II-A Yogyakarta, bagus juga ya, untuk yang hobi menyanyi juga disediakan, ada alat musik untuk menghibur para WBP, menyanyi juga menjadi sarana untuk menghibur hati dan menghilangkan ketegangan pikiran.
13279411641182534554
13279411641182534554
13279412091220348822
13279412091220348822
Para WBP tentu saja sangat rawan terhadap HIV maka dari itu di dalam lapas juga tersedia poliklinik, untuk penanganan kasus kasus penyakit yang dialami para WBP, juga bila ada yang  mendapat terapi penurunan dosis akibat ketergantungan obat. Ada juga konselor VCT.
13279399691583662307
13279399691583662307
13279699152050318149
13279699152050318149
Foto diatas adalah profil para Pembina WBP LAPAS Narkotika kelas II-A Yogyakarta. Pimpinan LP saat ini adalah Bapak Thomas S.Sos M.H. Dari lereng gunung Merapi mereka  para pembina berjuang dengan ketulusan hati mendampingi para terpidana  kasus Narkotika. Semoga WBP sebagai mozaik- mozaik bejana tanah liat yang pernah jatuh dan retak  lalu dibentuk ulang di dalam LP ini kelak dapat berguna sebagai bekal hidup di tengah masyarakat. Dukungan keluarga dan masyarakat untuk tetap mengawasi dan memantau  serta menerima mereka sangat menentukan masa depan generasi bangsa ini.
1327974462345818833
1327974462345818833
Penghuni LAPAS Narkotika Kelas II-A Yogyakarta ini  juga mendapat kesempatan untuk Remisi atau pengurangan masa tahanan bila selama dalam LP mereka berkelakuan baik sesuai pasal 1 ayat 1 Kepres RI no.174 tahun 1999. Selamat jalan sahabat, bila kebebasan itu menjadi milikmu hari ini, maka milikilah itu sebagai kesempatan untuk berprestasi. Meskipun engkau adalah bejana tanah liat jangan menjatuhkan dirimu dalam dosa dan kesalahan yang sama lagi. Ingat narkoba itu mematikan, merenggut banyak nyawa dan menghilangkan kesempatan emas generasi bangsa untuk berprestasi. Narkoba NO! Prestasi YES! Salam hangat Bidan Romana Tari Foto; dokumen LP Narkotika Yogyakarta saran bacaan;

http://kesehatan.kompasiana.com/ibu-dan-anak/2012/01/09/potret-kehidupan-anak-anak-lapas-kelas-ii-a-blitar/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun