Saya masih ingat bagaimana ekspresi kebahagiaan pasangan suami istri yang tiga hari lalu tersenyum ceria. Saat itu saya melihat mereka begitu bahagia menimang bayi pertamanya. Hari ini saya kebetulan lewat di depan ruang bayi. Hari ini saya lihat wajah suaminya begitu sedih, sementara istrinya menangis tersedu - sedu. Saya dekati mereka dan bertanya ada apa? Rupanya dokter anak baru saja menjelaskan bahwa bayi mereka kulitnya kuning dan perlu mendapat terapi sinar. Padahal hari ini rencananya mereka akan pulang dan membawa serta bayinya. Semua acara penyambutan bayi sudah disiapkan di rumah. Akhirnya dengan perasaan berat dan sedih mereka menitipkan bayinya di rumah sakit seperti saran dokter. Upaya itu dilakukan agar mendapat terapi sinar untuk penyembuhan kuning pada bayi . Hal seperti ini hampir tiap hari terjadi di tempat perawatan bayi. Sebagian besar bayi yang lahir terutama bayi kurang bulan akan mengalami masalah kuning atau disebut juga joundice atau icterus neonatorum. Warna kuning pada kulit bayi akibat peningkatan kadar bilirubin dalam darah ( hiperbilirubinemia )."Frekwensi menurut kepustakaan adalah 50 % untuk bayi cukup bulan dan 80 % untuk bayi prematur dalam hari pertama kehidupan. Terdapat 10 % neonatus ( bayi baru lahir umur o sampai 28 hari ) dengan kadar bilirubine di atas 10 mg % . Banyak pertanyaan yang saya terima sehubungan dengan kuning pada bayi baru lahir, beberapa di antaranya adalah : 1 . Apakah kuning  ( icterus neonatorum ) pada bayi berbahaya ? Kuning pada bayi merupakan keadaan yang sering dijumpai. Untuk mengetahui apakah kuning tersebut berbahaya atau tidak , harus membedakan dulu apakah kuning yang fisiologis atau yang patologis. Pada bayi normal kuning bisa terlihat jelas bila bilirubine indirek meningkat sampai dengan 12 mg / dl sementara pada bayi prematur bila nilai bilirubine indireknya lebih dari 10 - 12 mg / dl , bahkan bisa di atas 15 mg / dl. 2 . Apa perbedaan kuning yang dalam batas normal dan kuning yang tidak normal ? Secara sederhana dapat diketahui dengan mengamati kapan timbulnya kuning .
- Jika kuning timbul dalam 24 jam pertama setelah kelahiran bayi
- Kuning menetap selama seminggu pada bayi yang terlahir cukup bulan
- Kuning menetap 2 minggu pada bayi prematur, maka disebut kuning yang patologis (berbahaya )
Bila  kuning timbul lebih dari 24 jam pertama , misalkan pada hari ke tiga maka disebut kuning yang fisiologis atau normal . Meskipun fisiologis dan normal tetap diperlukan pemantauan lebih khusus terhadap kenaikan kadar kuning pada bayi tersebut, juga tanda - tanda fisik  yang lain. Misalnya apakah bayi tampak lemas, malas minum, berat badan bayi cenderung turun, peningkatan suhu tubuh, warna tinja dan sebagainya. 3 .Apa penyebab terjadinya kuning ( icterus neonatorum ) pada bayi ? Banyak sekali penyebabnya, diantaranya adalah akibat dari Proses  pemecahan sel darah merah pada bayi. Hampir 75 % sd 85 % bilirubine yang dihasilkan bayi berasal dari pemecahan sel darah merah atau eritrosit bayi. Bilirubine hasil metabolisme ini seharusnya dapat diproses di hati dan terbuang melalui urine dan tinja bayi, tetapi proses ini belum berlangsung sempurna pada bayi. Sehingga bilirubine menyebar ke kulit dan kadang tampak pada mata . Beberapa sebab lain adalah : Inkompatibilitas rhesus, anemia hemolitik, rendahnya kadar enzim G6PD Pembuntuan saluran empedu bayi, infeksi , ABO faktor dll 4. Bagaimana Fototerapi  (terapi sinar) berperan dalam penyembuhan kuning pada bayi ? Alat terapi sinar/ fototerapi secara umum terdiri dari lampu halogen, lampu cool white , daybright atau blue fluorescent yang d tutup dengan pelindung yang terbuat dari Plexiglass. Prinsip kerja sinar fototerapi adalah fotoisomerisasi dan fotooksidasi . Melalui sinar yang dipancarkan , bilirubine yang tertumpuk di kulit akan diubah menjadi fotobilirubine, lumirubine, dan produk - produk dari oksidasi bilirubine. Ketiganya akan masuk dalam sirkulasi darah dan berikatan dengan albumin ( protein darah ) lalu dibawa ke hati dan ginjal. Tanpa melalui proses  di hati, fotobilirubine dan lumirubin segera ditransportasikan melalui saluran empedu, dikeluarkan dari dalam tubuh bayi lewat tinja bayi dan produk oksidasi bilirubine dikeluarkan melalui air seni ( kencing) bayi 5. Apa yang dilakukan  pada bayi yang mendapat fototerapi ( terapi sinar ) ? Sebelum pemasangan alat fototerapi untuk terapi sinar dilakukan, mata bayi akan dilindungi dengan pelindung khusus mata berupa karbon hitam dilapisi kain kasa agar cahaya sinar dari fototerapi tidak merusak retina mata. Lalu pakaian bayi akan dibuka agar penyinaran bisa merata ke seluruh tubuh . Alat yang digunakan ada beberapa macam, ada yang berupa lampu sinar biru, ada yang menggunakan pencahayaan berbentuk pakaian bayi yang dialiri cahaya fototerapi. Ada pula yang mendapat penyinaran dari bagian bawah tubuh bayi yakni kasur khusus fototerapi dan dari atas juga mendapat penyinaran dari lampu fototerapi. Perawat atau bidan akan mengganti posisi bayi secara berkala agar penyinaran merata dan memperhatikan kebutuhan minum bayi juga kebersihannya secara teratur. Orangtua  tidak perlu cemas bahwa bayi akan kedinginan . Suhu bayi akan tetap terjaga kehangatannya . Perawat dan bidan akan memperhatikan keadaan bayi secara teratur . 6. Apa yang harus dilakukan orangtua jika bayi terpaksa harus tinggal di rumah sakit untuk mendapat terapi sinar ? Berusaha agar tetap mengirim ASI. Jika memungkinkan untuk menyusui bayi , anda bisa meminta waktu pada perawat atau bidan agar memberi kesempatan untuk menyusui ketika datang berkunjung . 7. Sampai berapa lama bayi mendapat fototerapi ( terapi sinar ) ? Mengenai lama penyinaran minimal berlangsung selama 24 jam . Selanjutnya dokter akan mengevaluasi lagi apakah bayi perlu mendapat perpanjangan waktu penyinaran . Evaluasi dilakukan dokter atau bidan dengan melihat tanda klinis ( pengamatan secara fisik ) atau dengan pemeriksaan laboratorium, yaitu memeriksa kadar bilirubin dalam darah bayi. 8. Apakah akibatnya bila bayi kuning tidak mendapat perawatan secara benar?
- Akan berpengaruh terhadap kecerdasan anak kelak akibat otak mengalami keracunan zat kuning tersebut
- Bayi bisa terjadi keracunan zat kuning sehingga kejang atau coma dan membahayakan keselamatan bayi
Semoga bermanfaat bagi para ibu dan calon ibu Salam hangat Bidan Romana Tari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H